Laura merasakan perutnya sakit bukan main, entah sudah berada di bukaan berapa Laura tidak tahu, yang ia tahu frekuensi kontraksinya terjadi lebih sering dan lebih menyakitkan. Namun, Laura berusaha sekuat tenaga untuk menahannya, ia harus segera pergi menemui Reya untuk mendapat kepastian terkait bagaimana status hubungan wanita itu dengan Evan
Setelah merasakan rasa sakitnya mereda, Laura segera meraih tas juga kunci mobilnya, memasukkan alamat ke maps dan mulai melajukan mobilnya perlahan sambil melihat arah dan memastikan bahwa ia sampai ke alamat tujuan dengan selamat
Butuh waktu sekitar 40 menit untuk Laura akhirnya sampai dan wanita itu mengernyit melihat banyaknya mobil berjejer dari sebuah rumah besar yang Laura yakini adalah rumah mahasiswanya itu, Laura memarkirkan mobilnya di belakang mobil-mobil yang lain, segera turum sebelum sempat melangkah dan berjengit merasakan kontraksinya yang kembali datang
Laura bersandar pada badan mobil, mencoba agar tak terjatuh sambil tangannya yang meremat kuat perut bagian bawahnya, berusah tenang menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, terus seperti itu hingga rasa sakitnya memudar
Meski belum sepenuhnya hilang, Laura berusaha berjalan walau dengan langkah tertatih menuju rumah besar yang ramai pengunjung itu dan langkahnya berhenti tepat di gerbang masuk yang berhiasan bunga dengan standy bertuliskan "Welcome to Evan & Reya Engagement"
Hatinya mencelos, air matanya mulai menumpuk di pelupuk matanya seolah siap mengalir kapanpun hingga hingga perhatiannya teralih ketika ia mendengar sorakan dari dalam rumah
Masih dengan tangannya yang menyangga perutnya yang sudah turun, Laura berjalan masuk menatap sekeliling rumah yang begitu luas dan penuh dengan dekorasi indah, tapi Laura tidak memperdulikan itu, kakinya terus melangkah menuju sumber keramaian yang rupanya dari taman belakang dan di sana Laura terdiam melihat Evan dengan setelan jasnya berdiri dengan tampan di hadapan seorang wanita hamil yang begitu cantik mengenakan gaun putih yang sudah Laura ketahui bernama Reya
Kedunya berhadapan di mana Evan bergerak meraih kedua tangan Reya untuk menggenggamnya, menatap mata wanita itu penuh binar kebahagiaan hingga Laura bisa mendengar Evan berbicara
"Reya, sekarang di sini di hadapan keluarga dan seluruh kerabat dengan restu mereka aku meminta kamu untuk menjadi pendamping hidupku. Reya Gladis Anggita, apakah kamu bersedia?"
Laura melihat adegan itu dengan menyakitkan, terlebih saat Reya tersenyum dan mengangguk, ia menahan sakitnya mati-matian melihat bagaimana Evan tersenyum menyematkan sebuah cincin di jari manis Reya begitupun sebaliknya sebelum hal yang terjadi selanjutnya benar-benar meremukkan hatinya, ketika ia bisa melihat dengan jelas bagaimana Evan menarik pinggang Reya untuk menciumnya di depan umum
Semua orang bertepuk tangan meriah, tapi Laura menangis, menyadari bahwa semua janji yang Evan ucapkan padanya adalah omong kosong, Laura menangis menyadari bahwa faktanya Laura bukanlah satu-satunya wanita untuk Evan
Hingga ciuman mereka berakhir, keduanya saling merangkul tersenyum kepada para tamu undangan sebelum mata Evan menangkap sosok Laura di ambang pintu belakang, namun Laura tidak sanggup, ia berbalik melawan rasa sakit pada hatinya juga perutnya yang mulai kontraksi hebat meninggalkan Evan yang diam mematung di tempatnya
Melihat bagaimana Laura terlihat kesakitan dan menangis, Evan tanpa sadar melepas rangkulannya pada pinggang sang kekasih berlari untuk mengejar Laura yang sudah meninggalkan halaman belakang. Berlarinya Evan tentu saja membuat bingung yang lain, para orang tua mengatakan bahwa Evan mungkin butuh ke kamar mandi, tapi Reya tahu ada yang tidak beres. Hingga ketika para tamu sudah mulai sibuk melahap hidangan di pertunangannya, Reya berjalan cepat dengan perut besarnya mencoba untuk menyusul kekasihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗