RAFAEL & RAYA - 7

6.8K 79 5
                                    

Huek huekk

Entah sudah yang ke berapa kali hari ini Raya memuntahkan isi perutnya. Kalau boleh diceritakan, memang setelah dirinya dinyatakan pulih oleh dokter yang menanganinya 3 minggu lalu, Raya merasakan dirinya mudah sekali mual, sakit punggung yang tidak bekesudahan, belum lagi kram perut yang ia rasakan. Selama 2 minggu pasca sembuh, Raya bisa menahannya, namun seminggu terakhir seluruh rasa sakitnya menjadi lebih intens, bahkan tak jarang Raya beberapa kali merasakan matanya yang berkunang-kunang

Setelah memuntahkan isi perutnya, dengan lemas wanita itu berjalan lesu menuju kamar, membuka laci meja yang berada di sisi ranjangnya untuk mengeluarkan obat penguat kandungan yang ia miliki

Di usia kandungannya yang sudah memasuki usia 33 minggu, tidak pernah selama masa kehamilan wanita itu kontrol kandungan, dan karena itu Raya sama sekali tidak memiliki obat lain selain obat penguat kandungan yang Rafael berikan, itupun harusnya ia gunakan ketika Rafael ingin menyetubuhinya, tapi belakangan Raya semakin sering menggunakannya untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh dan juga perutnya

Setelah merasa lebih tenang, Raya melihat jam yang menempel di dinding kamarnya menunjukkan pukul 8 malam dan Rafael seharusnya sudah dalam perjalanan pulang

Mengingat tentang Rafael, sudah seminggu setelah Marisa mengunjungi Rafael untuk yang terakhir kali sebelum akhirnya menikah dan berangkat ke New York siang tadi, yang mana tentunya Rafael mengantarnya diam-diam

Raya tahu, karena sudah beberapa hari Rafael tidak pulang, baru tadi pagi pria itu pulang hanya untuk berkata padanya bahwa ada yang ingin pria itu bicarakan dengan Raya setelah ia mengantar Marisa ke bandara secara diam-diam, lalu setelahnya pria itu pergi, dan Raya dengan setia menunggu, mengingat kata pria itu yang katanya ingin berbicara dengannya

Jadi, mengabaikan rasa sakitnya, Raya bangkit dari posisi duduknya, memegang pinggangnya yang terasa akan patah, berjalan keluar hendak menuju dapur dan menyiapkan makan malam, namun lagi tiba-tiba pandangannya buram membuat ia harus tersandung kakinya sendiri dan terjatuh

"Akhhh sshhhh huuuh"

Lagi, Raya merasakan perutnya sakit luar biasa berbarengan dengan rasa sakit kepala yang menghajarnya secara tiba-tiba

Sambil meremat perut besarnya, Raya mencoba menarik nafas dalam, berkali-kali menghembuskannya perlahan untuk menenangkan dirinya hingga rasa sakitnya mereda, meski tidak benar-benar hilan

Tak ingin memakan waktu lebih banyak, wanita itu kembali bangkit, berpegangan dengan pembatas tangga, menuruni setiap anak tangga dengan hati-hati menuju dapur untuk menyiapkan makan malam Rafael

Raya menyiapkan makan malam Rafael dengan baik meski beberapa kali sempat oleng karena rasa pusing yang mendera kepalanya, belum lagi sakit punggung tak tertahankan yang ia rasakan, ia tetap melakukan pekerjaannya sebagaimana semestinya hingga ia mendengar seseorang mesin kode keamanan di pintu utama berbunyi

Raya segera menegakkan tubuhnya, sebelum kemudian berjalan cepat menuju pintu utama dan segera membungkukkan tubuhnya ketika Rafael masuk

Rafael berjalan melewatinya menuju ruang makan, dan Raya dengan setia mengikutinya di belakang seperti biasa untuk menerima makan malamnya

Pria itu duduk melihat makanan yang dihidangkan, meraih piring yang biasa Raya pakai, menuangkan nasi serta beberapa lauk di atas piring dan meletakkannya di sisi sebelahnya sebelum kemudian mulai melahap makan malamnya sendiri

Raya yang berdiri di belakang masih dengan tangannya di bawah perut besarnya mengernyit, karena biasanya Rafael akan memberikan piring itu ke tangan Raya langsung, jadi wanita itu ragu dengan apa yang harus ia lakukan, entah apa Rafael tidak mengizinkannya makan atau dia boleh mengambil piring yang berisi makan malamnya itu dari meja

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang