Bara membuka matanya perlahan mengumpulkan kesadaran melihat ke arah jam dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 8 pagi
Seperti sebuah kebiasaan, pria itu megecek ponselnya, mendapati pesan dari istrinya yang masih berada di luar kota untuk mengisi beberap seminar di beberapa kampus sebagai pemateri
From: Amira 💕
Mas, besok aku dapet flight pagi, kemungkinan nyampe soetta jam 11 siang, kamu jemput ya. Ily.Bara tidak menjawab, hanya kemudian pria itu beralih membuka aplikasi kalender, nenandai hari esok dan memasang pengingat agar Bara bisa menjemput istrinya
Setelah selesai berkutit dan memastikan tidak ada pekerjaan penting yang harus ia selesaikan, pria itu kembali meletakkan ponselnya menoleh ke samping di mana Fiona masih dengan matanya yang terpejam terbaring di tempat Biasanya Amira berbaring
Pria itu menggeser tubuhnya agar lebih dekat untuk meninggikan posisi selimut agar menutup bagian dada Fiona yang terbuka, karena sebelumnya selimut itu hanya menutupi sebatas perut buncitnya yang juga terekspos
Bara menatap wajah terlelap Fiona penuh dengan kelembutan sesekali mengusap pelan kepalanya membuat Fiona sambil mengagumi kecantikan sempurna yang wanita itu miliki
Bara benar-benar tidak menyangka, dia yang dulunya tidak suka dengan kehadiran orang asing yang mungkin saja bisa mengganggu privasinya bersama Amira, justru tidak butuh waktu sampai sehari baginya untuk bisa menerima Fiona dalam kehidupannya
Meski diawali dengan gairahnya pada tubuh Fiona yang sampai sekarang gairah itu tidak pernah hilang, memunculkan perasaan lain setiap kali pria itu melihat Fiona yang dengan tulus membawa benihnya di dalam perutnya
Entahlah, Bara tidak mengerti persis bagaimana perasaannya, yang ia tahu adalah bahwa ia mencintai anak dalam kandungan Fiona, dan tentu Bara juga menyayangi wanita itu
Hingga dahi Fiona mengernyit merasa sedikit terusik dengan usapan di dahinya hingga mata itu terbuka sempurna menatap Bara lemah
"Mas Bara"
Oh betapa indahnya panggilan sederhana 'Mas' itu keluar dari mulutnya. Selama sesi bercinta kemarin, Bara cukup geram mendengar Fiona memanggilnya dengan sebutan Bapak, sehingga Bara memintanya untuk membiasakan diri memanggilnya dengn sebutan Mas saat Amira tidak ada"Morning, Fi. Masih sakit dan lemes ya?"
Fiona mengangguk melengkungkan bibirnya ke bawah "Semuanya sakit, mas. Bagian bawah aku perih, perut aku kenceng banget"
Bara mendekatkan diri di dalam selimut mengusap perut buncit Fiona yang memang terasa sangat kencang
Bagaimana mungkina Fiona tidak ambruk, kemarin itu Bara benar-benar seperti kehilangan akal. Saat pulang dari supermarket ia menghajar Fiona habis-habisan, menghentakkan kejantanannya ketika Fiona dalam keadan tengkurap membuat perutnya harus tertindih oleh tubuh wanita itu sendiri selama lebih dari 30 menit
Tidak sampai di situ, pergumulan mereka berlangsung cukup lama hingga Bara baru benar-benar puas di jam 4 sore ketika Fiona pingsan di bawahnya
Mereka beristirahat, namun seolah candu melihat tubuh telanjang wanita itu, Bara sama sekali tidak memberikan istirahat, membiarkan nafsunya mengendalikan dirinya, kembali menggempur Fiona hingga dini hari membuat wanita itu pingsan berkali-kali dan mengalami pendarahan ringan
Hingga Bara memanggil dokter dan diberitahu bahwa Fiona pendarahan ringan karena kelelahan, barulah pria itu berhenti
Kembali ke hari ini, Bara mengusap perut Fiona yang terasa sangat kencang membuat dirinya kembali merasa bersalah
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗