Bu Wati (dospem)
Selamat pagi, Evan. Tolong hari ini temui saya di kampus jam satu siang, ya, ada hal yang perlu saya bicarakan dengan kamuEvan menghela nafas malas membacanya, sudah terbiasa mendapati pesan masuk dari dosen pembimbingnya yang senang sekali mengejarnya untuk segera menyelesaikan skripsi, walau sebenarnya itu adalah kewajiban apalagi Evan sudah 6 tahun berada di bangku perkuliahan di mana dirinya tidak mengerjakan skripsi dengan baik sehingga sudah 2 tahun ia mengulang semester yang mana kini ia berada di semester 12, yang artinya hanya ada 2 semester lagi sebelum pihak kampus bisa mengeluarkan surat DO sesuai kebijakan di mana batas maksimal mahasiswa mengulang semester adalah hanya sampai semester 14
Ia tahu, dirinya adalah tanggung jawab dosen pembimbingnya, tapi bukankah mengerjakan skripsi adalah hak? Toh, selesai atau tidak selesai yang rugi juga dirinya sendiri, bukan siapa-siapa. Tapi pada akhirnya pria itu mematikan rokoknya, membayar makanan juga minuman yang ia pesan sebelum kemudian menaiki mobilnya menuju kampus untuk menemui dosen pembimbingnya sesuai yang diminta
Evan memarkirkan mobilnya di lahan parkir fakultas yang sangat luas, turun dari mobil menyaksikan bahwa para mahasiswa baru saja keluar dari kelas setelah melaksanakan ujian akhir semester sebelum nantinya akan libur panjang selama kurang lebihnya dua bulan
Meski malas mengerjakan skripsi dan telat lulus, Evan cukup dikenal di jurusannya sebagai sosok yang sangat tampan sehingga tak jarang yang menyapanya sepanjang ia berjalan menuju ruang dosen. Evan sendiri bukan sosok yang sombong, ia tidak segan balik menyapa dan memberikan senyuman tampannya kepada siapapun yang menyapanya
Hingga tak sengaja langkahnya terhenti ketika seorang perempuan menabrak tubuhnya membuat tas dan isinya keluar berjatuhan. Gadis yang menabraknya itu segera menunduk, memungut barang-barangnya bersamaan dengan Evan yang ikut membantu sebelum keduanya berdiri berhadapan
"Kak Evan? Kak Evan maaf, aku tadi gak liat jalan, maaf banget ya kak"
"Gapapa, Rey, cuma lain kali hati-hati ya, jalannya jangan sambil main hp, beruntung hari ini nabraknya gue, kalo nabrak gue atau nabrak tiang kan lebih sakit"
Gadis yang dipanggil Rey itu terhenyak menatap kakak tingkatnya dan Evan seolah terbiasa dengan tatapan terkejut itu hanya terkekeh "Gak usah kaget gitu kalau gue tau nama lo, Reya. Lo cukup famous bakan di angkatan gue sekalipun, primadonna-nya jurusan hukum"
Gadis itu hanya menunduk malu merasakan pipinya merona membuat Evan lagi-lagi hanya bisa terkekeh "Gue duluan ya, udah ditungguin bu Wati"
"Oh, okay, kak! Semangat skripsiannya"
Evan mengedipkan satu matanya sebagai jawaban sebelum kemudian berjalan menuju ruang dosen untuk menemui dosen pembimbingnya, setelah mengetuk pintu dan memastikan bahwa dirinya diperbolehkan masuk, Evan langsung melangkahkan kakinya menuju meja Bu Wati
"Siang, bu"
"Siang.. oh! Evan, bagus kamu udah dateng, sini duduk, ada beberapa hal yang harus saya bicarakan dengan kamu"
Evan mengambil tempat duduk berhadapan dengan dosen pembimbingnya - Bu Wati - yang di mejanya penuh sekali dengan berkas-berkas, wanita itu tampak meyelesaikan sebentar pekerjaannya sebelum kemudian menatap Evan dengan perhatian penuh
"Saya gak akan basa-basi. Kemungkinan semester depan saya sudah tidak bisa jadi dosen pembimbing kamu lagi, karena rencananya minggu depan saya akan mulai pergi untuk melanjutkan studi S3 saya. Jadi, tugas saya akan dialihkan kepada dosen lain--"
Evan terdiam di tempatnya, mencoba mendengarkan Bu Wati melanjutkan perkataannya
"-- tadinya saya mau alihkan kamu ke Pak Seno atau siapa saja yang bersedia, tapi setelah dipikir-pikir sepertinya saya lebih baik mengalihkan kamu ke salah satu dosen baru yang sudah mengajar sebulan di sini, ada namanya Bu Laura, dosen Hukum Administrasi Negara, lulusan S2 hukum di Oxford University--"
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗