Syahnaz tengah menjemur pakaiannya dan pakaian Kenzo, ketika hari ini asisten rumah tangga yang biasanya bekerja dan menemaninya hingga sore hari izin tidak masuk dikarenakan anaknya yang masuk rumah sakit dan tentu saja izinnya asisten rumah tangganya tidak diketahui oleh Kenzo, karena pria itu tentunya akan langsung mencutikan diri untuk menemani Syahnaz seharian di rumah, dan Syahnaz tidak ingin menjadi alasan pria itu cuti di saat wanita itu tahu ada banyak pekerjaan yang harus pria itu kerjakan mengingat Kenzo bekerja di perusahaan milik Syahnaz
Wanita itu mulai melakukan pekerjaan rumah yang sebenarnya memang sering ia lakukan sendiri sebelum mengandung, hanya saja karena usia kandungannya masuk usia 38 minggu, wanita itu rasanya lebih mudah lelah belum lagi kontraksi yang hilang timbul sejak semalam dan tentu lagi-lagi tanpa sepengetahuan Kenzo
Setelah selesai menjemur pakaian, Syahnaz mengistirahatkan dirinya untuk duduk di ruang tengah mencoba menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, terus secara berulang untuk mengurangi kontraksinya yang sedang terjadi
Tangannya bergerak mengusap perut bagian bawahnya yang mengencang merasakan bahwa anaknya bergerak turun, mengusapnya berkali-kali hingga kontraksinya perlahan mulai hilang dan Syahnaz mengambil kesempatan itu untuk bangkit menuju kamarnya untuk menghubungi Kenzo, berniat memintanya pulang untuk membantunya membereskan baju untuk membawanya ke rumah sakit persiapan sebelum melahirkan. Namun, wanita itu harus mendesah pelan ketika tidak satupun panggilannya yang terangkat
Syahnaz berfikir bahwa mungkin suaminya sedang sibuk, jadi dia mencari nomor sekretaris suaminya untuk meminta tolong mengabari Kenzo agar pria itu segera pulang jika urusan kerjaannya sudah selesai karena wanita itu sudah mengalami kontraksi lebih intens dari semalam
Wanita itu menemukan nama Namira -sekretaris Kenzo- dan hanya sampai nada sambung ketiga panggilan langsung terangkat
"Selamat pagi, ibu Syahnaz, ada yang bisa saya bantu?"
"Pagi, Namira. Kamu lagi sama suami saya gak ya?"
"Saya di ruangan saya, bu. Pak Kenzo juga sedang di ruangannya bersama anak ibu, nona Sonia"
Syahnaz mengernyit mendengarnya "Sonia?" merasa heran karena yang ia tahu Sonia tinggal di luar kota dan rasanya aneh mendengar bahwa putrinya datang ke kantor suaminya, mengingat bahwa keduanya sebenarnya tidak terlalu dekat -setidaknya itu yang Syahnaz ketahui-
"Anak saya, ngapain di sana?"
"Saya kurang tahu, bu. Karena kalau nona Sonia datang biasanya saya tidak diperizinkan ke ruangannya atau mengganggu beliau"
"Anak saya sering ke kantor?"
"Tidak sering, tapi memang beberapa kali datang"
Syahnaz terdiam di tempatnya merasa agak heran hingga suara di sebrang sana kembali bicara "Apa perlu saya ke ruangan pak Kenzo untuk mengatakan bahwa ibu menghubungi saya--"
"Oh, gak perlu, saya kebetulan memang ingin ke sana--" karena entah tiba-tiba saja nalurinya bergerak menyuruhnya untuk datang ke kantor dan mengunjungi Kenzo juga anaknya di sana, seolah dirinya juga lupa bahwa ia sedang mengalami kontraksi "--dan tolong jangan kasih tau kedatangan saya ke sana ya? Saya.. saya ingin memberi kejutan untuk suami dan anak saya"
"Baik, bu"
Panggilan diselesaikan, bersamaan dengan kontraksinya yang mulai hilang, Syahnaz mengambil kesempatan itu untuk mengambil tas juga kunci mobilnya untuk menuju kantor suaminya, atau lebih tepatnya perusahaan miliknya di mana ia memperkerjakan Kenzo. Harusnya tidak ada yang aneh dengan seorang anak yang mengunjungi ayah tirinya di kantor, hanya saja fakta bahwa Sonia selama ini tidak pernah terlihat dekat dengan Kenzo, fakta bahwa yang ia tahu Sonia tinggal di luar kota namun ternyata tidak sekali anaknya itu datang ke kantor tanpa alasan membuatnya merasa gelisah
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗