NINO & ERLIN - 5

6.6K 68 0
                                    

Erlin turun dari mobilnya dengan tentengan lunch bag di tangannya, berjalan menuju lift rahasia di perusahaan Nino yang bisa langsung mengantarkannya ke lantai tempat ruangan Nino

Sesampainya Erlin di sana, wanita itu dengan segera menggerakkan tungkainya menuju ruangan Nino dan tanpa basa basi segera membuka pintunya demi mendapati si kekasih hati yang tampak sedang melamun menatap layar jendela yang mengarah ke arah langit dan pemandangan kota Jakarta secara keseluruhan

Pria itu tampak terlalu fokus bahkan hanya untuk sekedar mendengar suara heels yang Erlin kenakan, berjalan meletakkan bekal makan siang yang sudah ia buat sebelum kemudian wanita itu beralih, berjalan ke arah Nino untuk memeluk pria itu dari belakang, tentunya dengan memiringkan sedikit tubuhnya agar anak dalam kandungannya tidak terhimpit

Nino sempat tersentak, menoleh ke belakang dan hanya tersenyum sambil jemarinya yang mengusap lengan Erlin yang melingkar di tubuhnya dengan lembut

"Kamu kenapa, Nin? Kayak lagi banyak pikiran--"

Hening untuk beberapa saat sebelum Erlin kembali bicara masih dengan posisinya yang memeluk tubuh kekasihnya

"-- kamu tau kamu bisa ceritain apapun sama aku, sekalipun aku gak bisa kasih solusi, seenggaknya aku bisa ngedengerin biar kamu gak pendam semuanya sendiri"

Nino terdiam berfikir cukup lama apa dia harus mengatakan apa yang ia pikirkan atau tidak, hingga pria itu akhirnya bersuara "Aku keinget Lea, dan calon anak kami--"

Erlin memejamkan matanya, sudah dua minggu sejak Lea akhirnya dinyatakan meninggal dunia dengan anak dalam kandungannya yang tercatat sebagai kasus kecelakaan lalu lintas di mana taxi yang membawanya pulang hari itu mengalami kecelakaan

Itu report palsu dari kepolisian tentunya, bawahannya benar-benar membereskan segala urusannya dengan baik, bahkan bisa dengan mudah merekayasa alasan adanya luka tusukan yang begitu dalam di perut wanita malang itu, jadi Erlin benar-benar merasa lega karena kekasihnya hanya tau bahwa istrinya meninggal murni karena kecelakaan lalu lintas

"-- maaf kalau kamu gak nyaman denger aku ceritain tentang Lea, tapi terlepas aku sama sekali gak memiliki perasaan cinta, kami terikat sebuah hubungan dan di dalam tubuh Lea ada anakku. Dibanding rasa sedih, aku lebih merasa bersalah dan berfikir, andai hari itu aku gak biarin Lea pulang sendiri, mungkin sampai hari ini dia dan anak aku masih ada--"

Erlin mengeratkan pelukannya seolah memberikan kekuatan untuk kekasihnya itu

"--aku memang gak mencintai Lea, tapi aku menyesali perpisahan kami harus terjadi karena kelalaian aku, aku cuma ngerasa gak bisa ngejaga dia dan anak aku dengan baik"

Masih dengan posisi yang sama, Erlin mengangguk seolah mengerti bagaimana perasaan pria itu

Keheningan yang terjadi cukup lama membuat Erlin berfikir bahwa tidak ada lagi yang ingin Nino sampaikan, dan Erlin mengambil kesempatan itu untuk membuka suaranya

"Aku ngerti gimana perasaan kamu, karena terlepas pernikahan kalian ada tanpa cinta, tapi Lea memiliki separuh jiwa kamu di tubuhnya, kamu jelas pasti merasa bersalah dan kehilangan terlebih dengan fakta bahwa kamu mungkin berfikir kamu gak bisa ngejaga darah daging kamu yang ada di tubuh Lea saat itu, tapi Nino--"

Erlin memberi jeda pada ucapannya, kembali mengeratkan pelukannya

"-- seenggaknya kamu gak gagal menjaga aku dan anak kita. Seandainya hari itu kamu mengabaikan aku, kamu mungkin gak akan bisa ketemu aku dan anak kita lagi--"

dan Nino terhenyak di tempatnya

"-- terlepas hari itu aku beruntung karena ada temen yang selamatin aku, tapi kalau kamu gak segera datang untuk sekedar mengkhawatirkan keadaan aku dan anak kita, aku mungkin merasa dibuang, merasa bahwa keadaan aku dan anak aku juga bukan prioritas dan--"

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang