Akhirnya meeting penting yang ia hadiri selesai, pria itu tanpa basa-basi segera berlalu menuju ruang pribadinya untuk mengistirahatkan diri sambil tangannya yang bergerak menyalakan ponselnya yang ia matikan selama meeting tadi
Pria itu bersandar pada kursi kerjanya, tidak sabar ingin menghubungi Raya untuk menanyakan keadaannya, namun saat ponselnya menyala, ia mengernyit ketika mendapati pembantu di rumahnya mencoba menghubunginya hingga belasan kali
Jantung Rafael bertalu dengan cepat, pria itu baru saja akan kembali penghubyngi asisten rumah tagga barunya itu sebelum tiba-tiba suara panggilan lain masuk, yang mana itu adalah panggilan dari dokter pribadinya, Dokter Anya
Rafael segera mengangkatnya, namun pria itu bahkan belum membuka suaranya ketika ia mendengar suara tangisan di sana, dan Rafael tahu bahwa itu suara tangisan Bi Lastri
"Rafael, i'm on my way to Mitra Sehat hospital bersama Raya dan juga asisten rumah tangga kamu--"
"Wait wait-- Raya? Kenapa?"
"Saya dapat panggilan darurat dari rumah kamu, Bi Lastri menghubungi saya dan bilang kalau Raya jatuh dari tangga, saat saya datang keadaannya benar-benar mengkhawatirkan, nafasnya terasa sangat lambat, dan yang paling mengkhawatirkan saya gak bisa menghentikan pendarahannya, jadi saya segera menghubungi ambulan untuk membawanya ke rumah sakit terdekat, ini sekarang saya sedang dalam perjalanan di ambulan, Raya kritis--"
Rafael merasakan jantungnya seakan berhenti berdetak mendengarnya, ia benar-benar sangat takut sekarang
"-- saya curiga bahwa Raya kemungkinan besar mengalami komplikasi melihat pendarahannya yang tidak berhenti, tapi saya tidak bisa memastikan, jadi saya sarankan kamu untuk segera datang"
Dan panggilan terputus membuat Rafael dengan segera bangkit dari duduknya, berlari dengan cepat menuju basement kantor, menemukan mobilnya, ia menyetir dengn kecepatan tinggi layaknya orang kesetanan, tidak perduli dengan keadaan sekitar, ia harus menemui Raya, tidak perduli jika kecepatan mobilnya akan melukai seseorang atau banyak orang, yang ia inginkan hanyalah bertemu Raya secepatnya
Sesampainya di rumah sakit, Rafael segera menggerankkan tungkainya dengan cepat menuju UGD tempat kekasih dan anak mereka sedang ditangani, dan bersamaan dengan itu ia melihat dokter Anya -dokter pribadinya- tepat di ruang tunggu UGD, sebenarnya selain merupakan dokter pribadi Rafael, Anya juga memiliki jam praktik lain di rumah sakit, namun mengingat kondisi Raya yang kritis, wanita itu memutuskan untuk membawa wanita itu ke rumah sakit terdekat, dan beruntungnya Anya sedang tidak ada jadwal praktik hari ini, jadi ia bisa menemani Raya sampai sekarang
"Dokter!"
Anya menoleh, segera berdiri menghadap Rafael yang berlari keras ke arahnya
"Gimana keadaan Raya?" nafasnya masih memburu namun Rafael tidak perduli, sungguh yang ia pedulikan hanyalah keadaan Raya dan anak mereka saat ini
Anya sendiri menghela nafas panjang sebelum menjelaskan
"Raya jatuh dari tangga dan mengalami pendarahan hebat--" wanita itu diam sejenak mencoba memberi jeda ucapannya menatap Rafael yang tampak sangat khawatir "-- tapi pendarahan hebat itu bukan disebabkan karena kejadian itu, melainkan karena Raya mengalami komplikasi gagal ginjal hipotensi berat selama 3 bulan terakhir masa kehamilannya"
Rafael menatap dokter pribadinya tidak percaya "Gimana bisa? Selama ini dia sehat-sehat aja--"
"Kamu yakin gak pernah lihat dia mual muntah parah di trisemester akhirnya, kakinya gak bengkak, atau nyeri punggung berlebihan yang dia rasakan?"
Rafael terdiam, 2 bulan belakangan memang ia sering melihat Raya merasa sakit di bagian punggung terutama ketika mereka selesai bercinta, namun Rafael tidak berfikir bahwa itu hal yang serius karena Marisa juga merasakan hal yang sama di saat wanita itu bercinta dengannya di bulan-bulan terakhir pertemuan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗