Rafael keluar dari kamarnya berjalan menuju dapur melewati ruang tengah di mana Raya masih berbaring di lantai dengan vibrator yang masih bergetar di lubangnya
Pria itu hanya melirik sekilas, membuka kulkas mengambil sebotol air mineral dingin meneguknya dengan kasar sebelum setelahnya berjalan menuju ruang tengah untuk melihat tubuh tak berdaya wanita yang tengah memgandung anaknya itu tergeletak tak sadarkan diri dengan kondisi vagina yang begitu basah
Rafael menunduk mebarik vibrator itu keluar dari lubang senggama wanita di hadapannya sebelum kemudian berdiri menendang pelan tubuh Raya "Bangun"
Namun, Raya masih tak sadarkan diri membuat Rafael geram. Tidak suka memerintah dua kali, kali ini dengan kekuatan penuh kakinya mendendang perut wanita itu yang sangat menonjol membuat Raya seketika terbangun membuka matanya lebar merasakan sakit yang amat sangat
Tangannya meremat perutnya dengan kasar mencoba menghilangkan rasa sakit pada perutnya sementara Rafael hanya mendengus "Udah jam setengah tujuh dan lo belum buat sarapan, bangun"
Rafael berlalu meninggalkan Raya yang masih mencoba berdamai dengan rasa sakit di perutnya, namun sepertinya Rafael menyadari pergerakan wanita itu yang terlalu lambat membuat dirinya berbalik menatap tidak suka
"Raya lo tau gue gak suka kasih perintah dua kali, bangun buat sarapan sekarang, jalang! Gue mau ke kantor jam 8!"
Mendengar intonasi Tuannya yang meninggi, lagi dan lagi Raya mengabaikan rasa sakitnya berdiri dan berjalan menuju dapur meski selama berjalan wanita itu jatuh berkali-kali karena rasa sakit yang tak bisa ia tahan, Rafael sendiri melihatnya tertawa meremehkan sebelum kemudian kembali berjalan menuju kamarnya
"Gue mandi 20 menit dan sarapan harus udah di meja, telat semenit lo tau akibatnya" Raya hanya mengangguk mulai membuat sarapan sementara Rafael masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap sebelum kemudian berangkat ke kantor
20 menit berlalu tepat setelah Rafael membuka kamarnya saat itu juga Raya baru menyelesaikan tugasnya menghidangkan sarapan pagi untuk ayah anaknya itu
Rafael sendiri duduk dengan rapih mengambil sepiring nasi dan lauk sebelum kemudian memberikan piring itu kepada Raya yang diterima dengan baik
Raya sendiri belum bisa melahap sarapannya karena Rafael harus makan lebih dulu setidaknya satu suap, baru saat Rafael sudah melahap suapan pertamanya, Raya duduk di lantai untuk melahap sarapannya. Saat pria itu selesai makan, Rafael meninggalkan piring kotornya begitu saja di atas meja sebelum kemudian berlalu ke kamarnya
Melihat itu Raya buru-buru menghabiskan makanannya, membawa piring kotor Rafael dan miliknya ke tempat cuci piring untuk mencucinya
"RAYA!"
Mendengar namanya dipanggil, Raya dengan gesit berlari sambil satu tangannya menahan perut bagian bawahnya yang masih terasa nyeri, berlari menuju ruang tengah di mana Rafael sudah menunggunya di sana
Saat langkahnya berhenti Rafael melemparkan sebuah paper bag berukuran besar yang beruntungnya dengan tanggap Raya terima. Agak ragu wanita itu mencoba melirik isi paper bag yang Rafael berikan, namun Rafael sudah lebih dulu bersuara
"Itu dress yang bakal lo pake malem ini"
"Dress?" Raya mencoba mengkonfirmasi karena biasanya Rafael akan memberikannya lingerie atau pakaian dalam untuk dipakai, jadi agak heran ketika pria itu memberikannya sebuah dress
"Hm, hari ini gue ada reuni sama temen kuliah, dan ada mantan gue di sana--"
Rafael menghentikan percakapannya dan dapat Raya lihat bagaimana Tuannya itu mengepalkan tangannya kuat terlihat menahan amarah sebelum kemudian pria itu menoleh dan menatapnya dengan tatapan intimidasi membuay Raya menundukkan kepala merasa ciut
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗