NINO & ERLIN - 4

7K 55 1
                                    

"Nino!"

Erlin memanggil kekasihnya antusias melalui suara panggilan, namun senyumnya harus segera sirna ketika Nino justru malah berbisik dan menegurnya

"Erlin, aku udah bilang sama kamu buat gak telfon aku duku seharian ini, aku ambil cuti dan sekarang aku di rumah sama Lea, kalo ketauan gimana? Lea tadi sempet nanya juga siapa yang nelfon gara-gara kamu nelfonin terus non stop"

Erlin terdiam di tempatnya sebelum kemudian berkata

"Maaf, udah ganggu waktu berdua kamu sama istri kamu"

"Gak gitu, sayang--" di sebrang telfon Nino memejamkan matanya, Erlin memang lebih sensitif belakangan, terlebih ketika usia kandungannya kini sudah masuk 33 minggu, wanita itu jadi mudah tersinggung dan Nino tentu selalu berusaha memaklumi berfikir bahwa itu hormon bawaan dari bayi mereka

"--okay aku minta maaf ya, tapi serius aku gak ada maksud apalagi bilang kamu ganggu waktu aku sama Lea, kamu jelas tau aku sama sekali gak mencintai Lea, sikap aku ke dia cuma formalitas karena gimanapun kami sepasang suami istri dan Lea sedang hamil anak aku, percaya sama aku ya dan maaf kalau kamu merasa aku terganggu"

Erlin hanya diam sementara Nino masih dengan ponselnya yang berdiri di luar rumah menghindari Lea di dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap

"Ngomong-ngomong kamu di rumah sendirian?"

"Iya, emang sama siapa lagi, kamu tau Aji sibuk banget, aku lagi hamil tua gini juga dia prioritasnya kerjaan, mana peduli dia misal aku jatoh terus mati atau gimana"

"Hey, sayang, jangan ngomong gitu, lagipula Aji mungkin sibuk biar bisa ambil cuti panjang buat nemenin kamu lahiran nanti"

"Kamu gak pengen emang?"

"Apa?"

"Nemenin aku lahirin anak kita"

Nino terdiam di tempatnya tersenyum miris "Aku pengen banget, Lin, tapi sayangnya gak bisa, aku minta maaf ya?"

Erlin hanya diam, menghembuskan nafas pelan "Gapapa, tapi kamu mau kan kalau temenin aku cari perlengkapan bayi buat anak kita nanti"

"Sure, atur aja kamu mau kapan ya, tapi aku gak bisa sekarang soalnya hari ini jadwal rutin Lea buat cek kandungan, aku hari ini nemenin dia sekalian buat beli perlengkapan bayi juga, is it okay?"

Erlin mengepalkan tangannya kuat, rasa cemburu dan marah kembali muncul dalam dirinya membayangkan Nino menemani wanita lain untuk cek kandungan di saat Erlin sendiri bahkan tidak pernah merasakan itu. Erlin biasanya hanya periksa rutin sendiri atau ditemani Aji, dan fakta bahwa ayah anaknya justru malah menemani wanita lain sekalipun itu adalah istrinya, Erlin marah, sangat marah

"Sayang?"

Tapi kemudian ide licik muncul di otaknya sebelum kemudian wanita itu tersenyum picik

"Iya, kamu periksa kandungan Lea jam berapa hari ini?"

"Ini Lea lagi mandi, udah siap-siap palingan sekitar jam 8 atau jam 9-an"

"Terus langsung beli perlengkapan bayi?"

"Iya"

"Di mana dan kira-kira kapan nyampenya?"

"Ada di baby store deket rumah sakit xxx, kalau perkiraan kasar selesai konsultasi jam 10, jadi mungkin di baby store jam setengah sebelasan, kenapa sayang?"

"Gapapa, okay kalau gitu kita beli perlengkapan buat bayi kita lusanya bisa?"

"Bisa, sayang"

"Okay, yaudah kamu siap-siap gih, i love you, Nin"

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang