RYAN & BELLA - 5 (18+)

8.8K 93 3
                                    

Rahel menaiki kursi kecil untuk menempelkan beberapa hiasan terakhir benda langit yang bisa menyala di sisi tembok kamar calon anaknya yang diperkirakan akan lahir di usia ke 37 minggu, yang mana jika dihitung dari usia kandungannya sekarang hanya tinggal menghitung 5 minggu lagi

Wanita itu dengan telaten menaiki kursi beberapa kali memindahkannya untuk dapat mendekorasi kamar anaknya dengan maksimal hingga di rasa selesai, wanita itu turun dari kursi, susah payah mengeluarkan semua tenaga yang ia miliki untuk mendorong tempat tidur yang sudah ia rangkai sendirian barulah setelah dirasa semuanya berada di tempatnya, wanita itu duduk mengistirahatkan dirinya yang sudah bekerja keras semingguan ini

Wanita itu dengan telaten menaiki kursi beberapa kali memindahkannya untuk dapat mendekorasi kamar anaknya dengan maksimal hingga di rasa selesai, wanita itu turun dari kursi, susah payah mengeluarkan semua tenaga yang ia miliki untuk mendorong te...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua minggu sejak kepergian Ryan ke singapore untuk urusan bisnis. Suaminya itu sangat sulit dihubungi, memang setiap kali ia menghubunginya, Ryan selalu dengan sigap mengangkatnya, tapi semua hanya sebatas mengangkap panggilannya, memastikan bahwa tujuan Rahel menghubunginya bukan karena sesuatu yang urgent atau hanya sekedar untuk bertanya apa dia baik-baik saja, lalu pria itu akan menghilang seharian dan mengiriminya pesan di malam hari mengatakan bahwa dirinya sibuk

Sebagai ibu rumah tangga yang tidak bekerja, tentu wanita itu merasa bosan, terkadang ia bermain ke rumah orang tuanya atau mertuanya, terkadang ia berjalan-jalan sendiri mengitari komplek perumahannya untuk berolahraga, tapi bagaimanapun semua kegiatan itu bersifat sementara

Rahel merasa bosan sendirian di rumah, karena itu ia berfikir bahwa mungkin sudah saatnya dia belanja keperluan bayinya. Wanita itu tentu saja sudah meminta izin dengan Ryan di mana pria itu tanpa basa-basi segera mengiyakan dengan mengirim uang tambahan ke rekeningnya, mengatakan bahwa ia sepenuhnya menyerahkan seluruh kebutuhan anak mereka padanya

Dari situ, Rahel bersemangat mencari mencari kebutuhan sang calon buah hati. Mulai dari kebutuhan primer sampai sekunder, semuanya ia beli, wanita itu bahkan tak segan mengecat kamar anak mereka sendiri, menghiasi tembok,  juga merakit ranjang sendiri

Wanita itu mengerjakan semuanya sendiri dimotivasi oleh rasa semangat untuk menyambut kelahiran putri pertamanya yang sudah dekat, karena kerja kerasnya itu kini Rahel terduduk memegang perutnya yang terasa kencang dan kram, tapi tidak mengejutkan juga karena memang wanita itu sempat terjatuh dari kursi tadi, beruntungnya wanita itu cukup tanggas membuatnya terjatuh tidak terlalu keras karena tangannya yang dengan gesit berpegangan pada lemari di sisi tembok

Wanita itu masih duduk bersandar di sandaran sofa, mendesis sesekali karena rasa kram yang tak kunjung selesai, hingga tiba-tiba saja ponselnya berdering menampilkan nama 'Becca' di layarnya membuat dahinya mengkerut

Rebecca, atau biasa dipanggil Becca adalah teman satu SMAnya bersama dengan Bella. Mereka tidak terlalu dekat, tapi tidak bisa dibilang tidak dekat, dulu mereka cukup sering berorganisasi bersama, sesekali Rahel menginap di rumah Becca yg jaraknya lebih dekat dari sekolah, begitupun dengan Bella yang juga sering ikut satu ekskul dengan Becca

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang