BARA & FIONA - 1

24.4K 123 2
                                    

"Selamat istri bapak positif tengah mengandung dengan usia kandungan 7 weeks ya, pak"

Adalah kabar paling menggembirakan untuk Bara, setelah beberapa hari belakangan Amira -istirnya- mual berkepanjang, mereka memutuskan untuk memeriksa keadaannya yang mana ternyata justru membawa kabar bahagia untuk Bara

Kini Amira tengah duduk selonjoran bersandar pada kepala ranjang sementara Bara meletakkan kepalanya di atas perut sang istri, terlalu senang sampai beberapa kali mengusap dan menciumi perut istrinya yang masih rata itu

"Mas"

"Iya?"

"Aku kepikiran sesuatu?"

"Mikir apa? Bumil jangan mikir yang berat-berat"

"Engga, bukan gitu, aku kepikiran buat hire pembantu deh, mas"

Mendengar itu, Bara mengangkat kepalanya menatap istrinya lembut "Buat apa?"

"Ya, gimana aku kan kerja tuh, walaupun berangkatnya agak siang dan sempet beres-beres rumah, kayaknya terlalu berat deh buat aku. Selama ini setiap pulang aku nyuci baju kita aja kayak capek banget, gimana dalam keadaan hamil nanti, walaupun pake mesin cuci juga tetep aja capek, gimana?"

"Kamu tau, Ra, aku gak suka pakai pembantu. Kamu gak usah khawatir kalau urusan rumah, aku bisa kerjain, lagian aku kerja lebih banyakan wfh kok, seminggu ke kantor paling cuma sekali dua kali"

"Sombong banget mentang-mentang dirutnya"

Bara tertawa mendengarnya "Tapi serius dari pada hire pembantu, ya aku aja yang beres-beres"

"Capek loh mas, lagian nanti kalaupun ada kita gak pakai pembantu yang nginep kok, cari aja yang pulang pergi, biar kita tetep punya privasi, gimana?"

Cukup lama Bara berfikir hingga akhirnya pria itu mengangguk setuju

------------------------------------------------------------

"Mas kenalin, ini Fiona, umurnya 25 tahun, dia yang bakal bantu aku beres-beres rumah, semuanya, jam kerja juga udah disepakati, dateng jam 7 pulang jam 8 malam setelah masak makan malam"

Bara hanya mengangguk tidak terlalu tertarik dengan yang dibicarakan istrinya, karena memang jujur saja pria itu tidak menyukai kehadiran orang asing di rumahnya, meski hanya sebagai pekerja, itu juga alasan kenapa meski sudah 2 tahun menikah, dengan rumah yang cukup besar dan mewah mereka tidak memiliki asisten rumah tangga sama sekali

Amira sudah berangkat bekerja, sementara Bara duduk bersandar pada kepala ranjang dengan laptop di atas pahanya menerima dan memproses beberapa email terkait pekerjaannya dan membereskannya

tok tok tok

"Masuk"

Fiona yang baru tadi pagi diperkenalkan sebagai ART-nya masuk berdiri di ambang pintu dengan sopan "Permisi pak, saya izin mengambil pakaian kotor dan menyikat kamar mandi bapak"

Bara hanya mengangguk seadanya "Sikatnya yang bener, jangan sampe licin, istri saya lagi hamil, takut kepeleset"

"Baik, Pak"

Fiona masuk mengambil pakaian kotor majikannya, membawanya ke belakang untuk dicuci dengan mesin cuci sebelum kemudian kembali ke kamar majikannya untuk menyikat kamar mandi sesuai permintaan Amira sebelum berangkat kerja

Cukup lama Bara berkutat dengan laptopnya ia berniat ke kamar mandi untuk mencuci muka, namun dirinya langsung menghela nafas sebal mengingat ada ARTnya di sana "Perasaan udah 30 menit lama amat nyikat kamar mandi doang"

Sedikit kesal pria itu memutuskan untuk tetap ke kamar mandi, masa bodo, dia hanya ingin mencuci muka

Namun baru saja Bara hendak masuk, kakinya tiba-tiba saja tertahan di ambang pintu, niatnya mencuci muka sirna ketika nyatanya dia bisa mencuci matanya di ambang pintu melihat bagaimana sexynya pembantu barunya itu

Fiona tengah menungging, dengan rok seragam ARTnya yang ia lipar dan masukkan kebagian atas memperlihatkan paha dan selangkangan mulusnya di sana, belum lagi dengan ikat cepol ke atas yang memperlihatkan leher jenjangnya

Fiona yang belum sadar akan kehadiran majikannya berganti posisi, menungging ke belakang dan kali ini tanpa sadar mengeskpos belahan dadanya yang terbuka di mana wanita itu melepas 3 bagian teratas dari seragam yang Amira berikan tadi pagi

Cukup lama wanita itu menyikat hingga ia berdiri tegak meregangkan tangannya karena merasa pegal sampai penglihatannya menangkap tubuh tegap Bara di ambang pintu membuatnya berjengit kaget dan dengan segera menurunkan rok seragamnya

"Pak.. anu maaf..."

"Kamu digaji berapa sama istri saya?"

Fiona terdiam beberapa saat mencoba mencari tahu ke arah mana majikanya berbicara "5 juta perbulan, dan uang ongkos 300 ribu"

"Saya tambah lima juta lagi gimana?"

"Gimana pak?"

Bara tidak langsung menjawab, pria itu justru melangkah masuk setelah sebelumnya sempat mngunci pintu kamar mandi, tangannya melepas baju dan melemparnya asal, melangkah dengan pelan sambil melepas celana juga boxer yang ia kenakan sebagai pakaian dalam

"Pak..." Fiona berjalan mundur terlebih ketika Tuannya yang sudah telanjang bulat itu terus mendekatinya hingga dirinya terpojok, punggungnya menabrak tembok dengan Bara yang hanya satu jengkal di depannya dengan penis yang bersenggolan dengan paha sekal Fiona yang tertutup rok

"Bapak..."

"Saya tambah lima juta untuk pekerjaan khusus.." wajahnya mendekat sebelum kemudian berbisik tepat di samping daun telinganya membuat wanita itu merinding "...puaskan saya kapanpun saya ingin dan minta.."

Bara kembali menjauhkan wajahnya menatap Fiona yang tampak ciut di depannya

"Gimana?"

Namun wanita itu menggeleng pelan "Kalau ibu tau, saya bisa dipecat..."

"Karena itu ini jadi rahasia kita berdua, atau kalau kamu setakut itu, saya tambah lima juta lagi, jadi perbulan kamu dapat 5 juta dari istri saya, 10 juta dari saya. 10 juta worth it kan untuk perkejaan khusus kamu yang berisiko?"

Fiona hanya diam menunduk terlihat ragu untuk menjawab

"Jawab Fiona, saya butuh iya atau engga"

cukup lama hingga akhirnya Fiona mengangguk membuat Bara dengan tergesa menarik pinggang ramping pembantunya itu untuk menghapus jarak di antara mereka

"Tugas khusus pertama kamu dari saya, puaskan saya di sini sekarang"

Dan mereka mulai menghabiskan hari yang panas, bersenggama di bilik kamar mandi yang menjadi saksi tempat pertama kali Bara menyetubuhi wanita lain selain Amira, istrinya yang tengah mengandung dua bulan

to be continued...

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang