Fiona tengah mencuci peralatan memasak dan juga piring kotor bekas Bara dan juga Amira sarapan pagi ini
Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, Fiona juga sudah melakukan beberapa pekerjaan rumah seperti menyapu halam belakang sembari memotong rumput, mebersihkan kamar mandi tamu, memasak dan apa yang ia lakukan sekarang
Fiona menyeka keringatnya, pekerjaannya bahkan tidak seberapa tapi dirinya sudah merasa sangat lelah, apalagi ia bekerja dengan membawa anaknya di dalam perut yang sudah tumbuh kurang lebih 20 minggu atau sekitar 5 bulan
Ya sudah 5 bulan ia mengandung bayi majikannya, Bara.
Saat diinterview oleh Amira sebelum dipekerjakan menjadi ART, dia mengatakan bahwa dirinya lajang dan tidak memiliki apapun, karena itu Amira sempat terkejut mengetahui bahwa Fiona tengah mengandung
Tapi Fiona pada akhirnya berbohong dengan mengatakan bahwa dia memiliki kekasih dan sedang mengandung bayinya, Amira sempat ragu untuk tetap mempekerjakan Fiona, tapi wanita itu memohon dan tentunya dengan bantuan Bara yang mengatakan bahwa mereka membutuhkan ART akhirnya membuat dirinya tidak jadi diberhentikan
"Fio! Kamu masih nyuci piring?"
Mendengar Amira berteriak membuat Fiona membalas pertanyaannya dengan sedikit berteriak agar terdengar "Iya, nyonya"
"Kalau sudah selesai segera ke ruang tamu ya"
"Iya, nyonya"
Fiona mempercepat pekerjaannya, mengelap satu persatu piring yang masih basah, menyusunnya, dan setelah memastikan semuanya rapih, wanita itu dengan segera berlari kecil menghampiri Amira
"Aduh Fio kamu loh jangan lari kayak gitu, ngeri saya liat perut kamu 5 bulan tapi besarnya sama kayak saya yang udah 7 bulan"
Fiona hanya terkekeh sementara Bara menimpali "Namanya hamil anak kembar, ma" sambil berkutit dengan laptop di hadapannya
"Ini, saya ada kerjaan keluar kota selama tiga hari untuk mengisi seminar di beberapa kampus yang mengundang saya untuk menjadi pemateri..." Amira yang semula duduk di sofa ruang tamu berdiri mendekat ke arah Fiona dan memberikan secarik amplop putih berisi uang
"... uang belanja dan keperluan rumah saya masukin ke sini, untuk list bahan makanan selama tiga hari ke depan sudah saya tempel di kulkas jadi kamu nanti tinggal pergi je supermarket untuk beli bahan-bahannya, sama tadi saya perhatiin keperluan rumah kayak sabun cuci baju, cuci tangan, pewangi lantai, pewangi ruangan udah pada mau abis, ya pokoknya kamu perhatiin aja apa yang kurang di rumah ini kamu beli pake uang ini, okay?"
Fiona mengangguk sementara Amira menepuk pelan perut buncit ART di hadapannya "Kalau anak kamu pengen jajan atau apa pakai aja uangnya, itu uangnya saya lebihin, dan kamu kalau capek istirahat, jangan semuanya dikerjain sekaligus, okay?"
"Terima kasih, bu"
Amira hanya mengangguk berbalik menatap suaminya "Yaudah, mas aku berangkat dulu"
Bara berdiri menerima uluran tangan Amira yang ingin salim dengannya sebelum setelahnya pria itu mencium pucuk kepala istrinya serta melumat sebentar bibir istrinya itu
Fiona hanya menunduk menghindar untuk melihat
"Kamu hati-hati di jalan, jangan kecapean, bilang sama Pak Adi jangan ngebut bawa mobilnya" sementara kedua pasangan suami istri itu saling berpamitan
Fiona kembali ke tempatnya, meletakkan amplop berisikan uang belanja itu di atas kulkas sebelum kemudian wanita itu berjalan ke belakang hendak mengepel lantai yang belum sempat dipel
Wanita itu mengambil gagang pel, hendak membasahinya namun tiba-tiba saja Bara mengambil gagang pel itu dan melemparnya
"Pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗