BARA & FIONA - end (18+)

22K 123 0
                                    

"Ahhh mass terlalu dalem aaahhh mas bara ahhh aaahhh aaahhhhh ahhhhhhh huhhh mas ahhhh"

"Sebentar lagi sayang, sebentar lagi arghhhh"

Mereka lagi-lagi bercinta di usia kandungan Fiona yang sudah menyentuh usia 32 minggu atau tepatnya 8 bulan, mereka bercinta di kamar Bara dan Amira dengan posisi Bara yang berdiri meyangga kedua kaki Fiona yang bertengger di pundaknya, membiarkan tangannya mengangkap pantat Fiona dan menyetubuhinya dengan leluasa

"aaahhh ahhhhhhh ahhhhhhhhhh mas aku mau keluar aahhh"

"Bareng sayang, bareng"

BRAK

bersamaan dengan bagaimana desahan mereka bersahutan pintu kamar mereka terbuka dibanting dengan Amira yang menatap tidak percaya dengan pemandangan yang ia saksikan

"BARA!!"

Fiona menoleh untuk melihat, tidak membiarkan Fiona merasa bersalah pria itu dengan cepat menyambar bibir wanita di bawahnya untuk mendistraksi kehadiran Amira tanpa menghentikan hentakannya di pusat tubuh keduanya

"BARA STOP BARA"
Amira mendekat berniat menarik Bara untuk menghentikan kegiatan seksual dua manusia yang di mabuk asmara itu, namun Bara tidak perduli dan dengan tega justru mendorong tubuhnya hingga terjatuh dengan keras

Amira yang saat itu usia kandungannya 44 minggu yang mana memang sudah beberapa hari mengalami kontraksi kini kembali merasakan kontraksi yang tak tertahankan, menangis melihat bagaimana suaminya bersetubuh dengan wanita lain di kamar mereka, di ranjang mereka

"Bara..." Amira meremat perutnya berucap lirih sementara Bara di hadapanya masih dengan posisi nyamannya menghujam lubang Fiona tanpa ampun

Fiona melepas ciuman mereka meremat pundak Bara dengan kuat
"Mass aakuhh aaahhhh ahhhh mau keluar"

"Bareng sayanghh hhh barenghh rghhhh fio.. fiona FIONA!"

"MAS BARA!!"

Keduanya berhasil mencapai klimaks bersama, tubuh Fiona masih bergetar sementara Bara tanpa melepas penyatuan mereka menunduk menciumi seluruh permukaan perut Fiona sebelum kemudian beralih mencium pipi, hidung hingga telinga dan berbisik

"Jangan merasa gak enak ataupun bersalah, sejak sebulan lalu, mas sepenuhnya milik kamu, seutuhnya cuma milik kamu, jadi bukan sebuah kesalahan ketika kita melakukan ini sekalipun di depan Amira, istri yang bahkan sudah berkhianat dan memiliki anak dengan orang lain, kamu ngerti?"

Fiona mengangguk menerima kecupan singkat dari kekasihnya sebelun Bara kembali bicara dengan pelan "Mas bakal selesaiin semuanya sekarang"

Pria itu kemudian melepas penyatuannya, membantu Fiona duduk dan memakai pakaiannya dengan benar, begitupun dengan Bara yang juga sudah kembali memakai pakaiannya kini berjalan berdiri tepat di depan Amira yang sedang meringis kesakitan

Wanita hamil itu mendongak dengan wajah penuh air mata, menatap tidak percaya pada wajah suaminya yang menatapnya dingin

"Tega kamu, Bara. Gimana bisa kamu menjalin hubungan terlarang dengan perempuan rendahan seperti itu, bermain di belakang, berhubungan badan di kamar kita, di ranjang kita tempat di mana kita pernah memadu kasih, Bara!"

"Terus kenapa?" Bara bertanya dengan dingin "Apa gak bisa kita anggap impas, kamu juga bermain di belakang aku, jadi kamu gak ada hak protes hubungan kami"

"Aku main belakang?! Jangan gila kamu, aku gak kayak wanita jalang rendahan itu yang dengan gatau dirinya berani mengandung bayi majikannya, yang dengan gatau malunya bersetubuh dengan Tuannya di kamar istrinya, aku gak rendahan kayak dia!"

"DIAM!" Bara murka, nafasnya naik turun tidak terima mendengar bagaimana wanita dihina, sementara Fiona di belakang sana hanya menunduk memainkan jemarinya gugup

"Bara.."

"Lo gak berhak menghina Fiona dengan sebutan yang gak pantas di saat lo bahkan gak lebih baik dari dia, lo gak berhak menghina Fiona ketika kamu sendiri memiliki hubungan gelap dengan orang lain, ketika lo sendiri mengandung anak orang lain!!"

Bara berteriak dengan dadanya yang naik turun meluapkan amarahny yang sejak tadi tertahan

"Kenapa? Kaget gue tau semuanya?"

"Bara.."

"Lo ga ada hak buat nyangkal apapun karena gue punya buktinya dan gue akan menunjukkan itu sana lo di pengadilan, ketika gue akan mengajukan gugatan cerai"

Amira menangis di tempatnya sementara Bara mengusap wajahnya gusar, berbalik menatap Fiona yang terlihat gugup, pria itu mengulurkan tangannya mengajak wanitanya untuk segera pergi dari sana

"Yuk sayang" meninggalkan Amira seorang diri di sana yang mengalami kontraksi hebat dan terpaksa melahirkan sendiri di kamarnya

------------------------------------------------------------

"Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan saudara penggugat dan saudari tergugat resmi bercerai" dan Hakim mengetuk palunya

5 bulan sudah terlewati ketika Amira berhasil melahirka putranya dengan selamat sendirian di kamar mereka, dan selama lima bulan juga melewati masa mediasi dan tetap tidak menemukan titik terang hingga hari ini keduanya dinyatakan resmi bercerai

Amira menatap Bara yang tersenyum senang dengan sendu, menyesal karena kenyataannya setelah perceraian mereka hari ini, Amira akan menjalani harinya sendirian

Randy, ayah biologis Nathan -anaknya- tidak ingin melanjutkan hidupnya bersama Amira bahkan meski wanita itu menawarkan diri untuk dirinyalah yang menghidupinya juga anak mereka

Namun, mengecewakan karena Randy ternyata sudah bertunangan, dan kebersamaan mereka selama ini hanya untuk uang

Wanita itu menangis, sekarang ia harus hidup seorang diri, membesarkan, dan merawat anaknya seorang diri

Sementara Bara segera berjalan keluar ruang sidang mencari kekasih serta dua buah hatinya yang sudah lahir dan berusia 4 bulan sekaran Alan (lk) dan Alena (pr)

"Mas!"

Bara menoleh mendapati Fiona duduk dengan dua bayinya di dalam stroller kembar di hadapannya

"Gimana? Lancar"

Bara mengangguk senang "Mas sudah resmi bercerai, Fi" Fiona tidak bisa menahan rasa harunya, menarik Bara untuk memeluknya dengan erat

"Kita bangun keluarga kecil kita mulai sekarang ya, Fi, jangan pernah tinggalin mas, mas cinta banget sama kamu"

Fiona mengangguk dalam pelukannya "Aku juga cinta banget sama kamu, mas"

Cukup lama keduanya berbagi rasa nyaman hingga Bara adalah yang pertama kali melepas pelukan mereka

"Okay mau ke mana kita hari ini-- wait yaampun anak anak ayah ini pada gumoh minum susunya bunda ya-- kamu abis nyusuin mereka, sayang?"

"Iya tadi di ruang laktasi, sekalian ganti pampers mereka udah penuh"

Mendengar itu, Bara mencium pucuk kepala kekasihnya "Mas bangga banget sama kamu, ini bahkan pertama kalinya kamu ngurus bayi, langsung kembar dan kamu udah jadi ibu yang baik, mas bangga"

"Makasih, mas"

"Gimana kalau hari ini kita mulai cari cincin pernikahan? Kamu mau ngga?"

Lagi Fiona mengangguk sebagai jawaban membuat Bara tersenyum lebar

"Okay, kita pergi sekarang kalau gitu, lets go anak anak ayah" dengan Semangat Bara membawa stroller si kembar sementara Fiona berjalan berdampingan dengan kekasihnya yang akan menjadi suaminya dalam waktu dekat.

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang