RAFAEL & RAYA - 2 (18+)

15.9K 88 0
                                    

Sudah 7 bulan Raya tinggal bersama Rafael, dan sudah 6 bulan benih pria itu tumbuh dengan baik di rahimnya

Ya sejak hari pertama dia bekerja, Tuannya itu sudah menggagahinya dan seolah candu tidak terlewat seharipun Rafael tanpa menidurinya dengan maksud ingin segera membuatnya hamil

Meski sejujurnya Raya tidak pernah mengerti kenapa Rafael ingin Raya mengandung benihnya karena ketika 3 bulan yang lalu, ketika Raya akhirnya dinyatakan hamil, Rafael sama sekali tidak menunjukkan rasa senangnya, hanya terus menidurinya dengan tanpa pernah memberikan sedikitnya afeksi untuk anak mereka, bahkan sering kali Rafael bersikap kasar dengan memukul perutnya selama mereka bersenggama, tapi Raya bersyukur anaknya sangat kuat

Selain sebagai pemuas nafsu, Rafael juga mempekerjakan Raya untuk membersihkan rumah semuanya secara manual, mencuci pakaian dengan tangan, menyetrika sambil berdiri, menjemur, menyapu dan mengepel seluruh lantai di setiap sudut penthouse itu, Raya melakukan semua pekerjaan rumah dengan keadaan pintu terkunci dari luar, dan tidak hanya di situ, ia tidak diperbolehkan mengenakan pakaian tertutup, harus bikini atau lingerie yang sering kali Rafael berikan, dan ketika ia sudah menyelesaikan pekerjaan rumah, hal yang bisa ia lakukan adalah menunggu Rafael pulang kerja, kemudian menyodorkan tubuhnya di pintu utama yang keputusannya ada di Rafael, ketika pria itu ingin, ia akan meniduri Raya sampai pagi atau mungkin sebentar saja, dan jika Rafael tidak ingin, ia akan mengabaikan eksistensi Raya

Kalau ditanya apa Raya baik-baik saja? Tentu tidak, tapi ia benar-benar menerima gaji 2 digit itu di rekeningnya dan meski sengsara, lelah, dan tertekan, ada sisi lain dari dirinya yang menyukai semua kesengsaraan yang ia rasakan karena entah sejak kapan ia mulai menaruh rasa pada Tuannya itu

Ya, Raya mencintai Rafael, ayah dari anak dalam kandungannya

Raya meletakkan beberapa hidangan makan malam di meja makan, menatapnya dengan bangga sebelum kemudian beralih untuk membereskan piring-piring kotor dan berlalu untuk duduk di lantai bersandar pada tembok dan meluruskan kakinya

Ah satu lagi, Raya tidak diperizinkan duduk atau tidur di setiap fasilitas yang tersedia di rumah itu, satu-satunya ranjang empuk dan sofa empuk yang bisa ia duduki dan tiduri adalah kamarnya sendiri di lantai 3, atau ketika Rafael mengajaknya bersetubuh di manapun di situlah ia bisa menikmati fasilitas mewah yang ada, selebihnya ia hanya bisa duduk atau tidur di lantai jika itu tanpa Rafael, Raya bisa saja pergi ke kamarnya untuk beristirahat, tapi dengan seluruh pekerjaan rumah yang ia kerjakan, dengan perut buncitnya yang sudah berusia 6 bulan membuatnya enggan untuk naik turun tangga hanya demi beristirahat dengan nyaman, lagipula duduk di lantai juga tidak terlalu buruk

Meski Raya akui ia agak kedinginan apalagi dengan pakaiannya yang minim bahan membuat kulitnya bersentuhan dengan lantai di mana setiap ruangan full AC 24 jam

Sudah 10 menit Raya menselonjorkan kakinya mengusap perutnya yang masih menegang hingga ia mendengar seseorang memasukkan kode password pintu utama membuat Raya buru-buru bangun mengabaikan perutnya yang menegang karena kelelahan berlari secepat yang ia bisa hingga ia berhenti di depan pintu dengan lingerie yang memang dari tadi pagi Rafael perintah untuk dipakai saat ia menyambut Rafael pulang kerja, dan tepat Raya berdiri, Rafael membuka pintunya menatap tubuhnya

Sudah 10 menit Raya menselonjorkan kakinya mengusap perutnya yang masih menegang hingga ia mendengar seseorang memasukkan kode password pintu utama membuat Raya buru-buru bangun mengabaikan perutnya yang menegang karena kelelahan berlari secepat y...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak butuh waktu lebih dari 5 detik untuk Rafael melempar tas kerjanya mendorong Raya hingga tersungkur jatuh di lantai dengan posisi telentang "Akkkhh" Raya meringis merasakan punggungnya yang nyeri namun harus tetap meemasang telinga untuk mendengar perintah Rafael, apalagi pria itu sekarang tengah membuka zipper celananya

Rafael mendekat menarik lengan Raya untuk kemudian membalik tubuh itu dengan kasar membuat perut Raya harus terbentur dengan lantai yang dingin

"Nungging yang bener"

Raya tidak punya waktu untuk merasakan rasa sakitnya karena ini tidak akan sebanding dengan keadaan di mana Rafael murka dan Raya sangat menghindari itu. Jadi, meski perutnya sakit bukan main ia harus mengabaikannya dan menuruti permintaan Rafael untuk menungging

"AAAKKKHHH"

Rafael melesakkan kejantanannya sekali hentak tanpa melakukan pemanasan atau bahkan memberikan setidaknya pelumas pada penisnya, tapi sekali lagi Raya harus menahan rasa sakitnya karena ia sadar bahwa ia hanyalah seorang pemuas nafsu seorang ayah dari anak dalam perutnya, bahwa ia bekerja sebagai jalan pria yang ia cintai itu, jadi yang bisa ia lakukan hanyalah bertahan, dan berdoa semoga bayinya baik-baik saja di dalam sana

"aahh tuannhh aahhh aahhh ahhhh" Rafael menggenjot tubuh itu dengan gila, membuat payudara dan perut bulatnya menggelantung maju mundur mengikuti tempo hentakan Rafael hingga pria itu mencapai orgasmenya

Raya tidak diberi kesempatan untuk membiasakan tubuhnya menerima cairan putih di dalam rahimnya itu karena sesaat setelah Rafael menyemburkan spermanya, pria itu melepas penyatuannya dengan mendorong tubuh Raya dengan keras membuat wanita hamil itu lagi-lagi harus tersungkur dalam keadaan tengkurap membuat perutnya tertindih

"Akkkhh ssshhh aahhh" Raya berusaha telentang mengusap perutnya yang bergejolak merasakan pemberontakan di dalam perutnya, wanita itu melihat Rafael mengambil tasnya dan mengambil sesuatu dari sana

Lagi, Raya hanya bisa pasrah ketika melihat barang yang diambil tuannya adalah sebuah mainan sex berbentuk penis yang ukurannya sangat besar, sangat besar hingga Raya bisa katakan bahwa mainan itu lebih besar dari kepemilikan Rafael

Dan tanpa aba-aba Rafael memasukkan mainan berbentuk penis itu ke dalam vaginanya dengan sekali hentak membuat tubuhnya menggelinjang membusung ke atas merasakan rasa sakit yang tak kunjung selesai

Tidak sampai sana, penderitaannya belum selesai ketika mengaktivasi mainan itu dengan remot kontrol dan mengatur getarannya pada level 5 di mana itu merupakan getaran yang paling tinggi

"Aaakkhhhh aahhh ngghh mmpptthh" dan desahannya ditahan ketika Rafael menutup mulut wanita itu dengan tangannya

"Tahan desahan lo, gue lagi gamau suara desahan lo ganggu makan malam gue"

Raya mengangguk menggigit bibir bawahnya kuat-kuat sementara Rafael membuka bajunya berjalan menuju meja makan untuk menyantap makan malam yang sudah dihidangkan kembali bicara tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya yang sedang bergetar hebat, meliuk-liukkan tubuh di atas lantai yang dingin merasakan getaran tak tertahankan di lubangnya

"Gue gak akan cabut sex toy di lubang lo selama semalam jadi lo bakal tidur di situ sampai besok pagi--" Raya mengerang dalam hati sampai kali ini Rafael menoleh ke arahnya dan kembali bicara "-- jangan lo berani coba-coba buat keluarin mainan itu tanpa sepengetahuan gue, lo tau di sini banyal cctv, sekali aja lo keluarin mainan itu dari lubang lo, gue gak akan segan nyakitin anak lo, lo tau gimana gue klo murka kan?"

Dengan lemas dan menahan desahannya, Raya mengangguk

"Nice, good whore" dan setelahnya Rafael menghabiskan makanannya, mematikan lampu ruang tengah sebelum kemudian masuk ke kamar meninggalkan Raya dengan perpaduan rasa sakit dan nikmat yang ia rasakan dalam kegelapan

Apapun demi Rafael, apapun demi ayah anaknya, apapun demi pria yang ia cintai, Raya akan melakukan apapun

to be continued...

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang