PLAK
"akh" Sheryl terjengkal ke belakang setelah menerima tamparan yang keras, janin yang sudah 9 bulan di dalam perutnya itu meronta hebat terutama ketika perutnya dengan mulus menabrak sisi kasur yang cukup keras
DUGHH
"akh!" kali ini dengan tega Saras menendang perut buncit itu dengan keras bahkan berkali-kali membuat Sheryl menangis memeluk perutnya berusaha melindungi janin dalam kandungannya, sudah 2 hari Sheryl mengalami kontraksi, dan kontraksinya semakin intens ketika Saras di depannya tak berhenti menendang perutnya
"Dasar jalang gak tau diri, bahkan setelah kamu ngasih tau saya kalau kamu hamil di luar nikah, saya masih ngizinin kamu untuk tetap tinggal di sini, tapi dengan gatau malunya ternyata kamu mengandung anak suami saya?!"
Ya, dirinya amat sangat murka ketika suatu hari ia menerima laporan dari salah satu penghuni kosannya yang mengatakan bahwa suaminya bermain di belakang dengan Sheryl, hingga pagi ini adalah puncaknya ketika ia menggeledah kamar wanita itu dan menemukan beberapa baju suaminya yang ia pikir hilang di laundry ternyata ada di lemari wanita itu
Lalu hatinya patah lagi ketika ia dengan lancang mencoba membuka ponsel milik wanita itu yang ternyata memasang wajah suaminya sebagai wallpaper, dan yang bikin hatinya sangat sangat hancur adalah fakta bahwa keduanya saling mencintai, ia bisa melihatnya dari bagaimana keduanya bertukar pesan, mengungkapkan kalimat sayang serta perkataan suaminya yang bilang bahwa ia akan menceraikan Saras secepatnya dan menikahi Sheryl
Jadilah ia di sini, mengamuk tidak perduli dengan kondisi perutnya yang sebenarnya juga sudah mulai mengalami kontraksi
Baginya menghancurkan wanita jalang di hadapannya saat ini adalah yang utama, Daffa tidak akan bisa menceraikannya dan kalau membuat Sheryl dan anaknya mati adalah satu-satunya pilihan, maka Saras tidak akan segan
"Mati kalian jalang, anak haram, anak sialan" dan untuk pertama kalinya Sheryl menangis, selama ini Sheryl selalu menunjukkan sikap tangguhnya, tapi tidak untuk kali ini ketika tubuhnya sudah tidak berdaya, ketika ia bahkan kesulitan untuk melindungi anaknya sendiri
Saras sendiri sudah seperti orang kesetanan, tak puas menendang dan menginjak perut besar jalang di depannya, wanita itu mengambil pisau di dapur membuat Sheryl berusaha mundur ketakutan, namun tubuh lemahnya tidak bisa berbuat banyak ketika Saras semakin dekat ke arahnya
"Mbak jangan mbak, anak ini gak salah, mbak boleh sakitin saya, tapi jangan anak saya mbak"
"Bodoh kamu, kenyataannya anak ini juga salah dan anak ini berhak menanggung dosa ibu jalangnya, kamu pikir saya akan membiarkan anak kamu hidup ketika mas Daffa bahkan berniat meninggalkan anak kami demi anak haram kamu ini"
Sheryl menangis histeris memohon kepada istri kekasihnya itu untuk memberikan belas kasihnya, tapi Saras menolak dan tanpa perasaan langsung menusukkan pisau itu ke perut bagian bawah, tepat di mana anaknya berada
"Akkkhhh" nafasnya tercekat ketika perutnya tertusuk membuat Saras tersenyum puas menatap wajah jalang di depannya membuat wanita itu kembali menekan tusukannya sebelum kemudian mencabutnya menyebabkan perut buncit itu mengeluarkan darah
"Sekarang saatnya kamu yang menyusul anak haram kamu itu" masih dengan tangan yang penuh darah, tangannya menjambak rambut Sheryl dengan kuat menyeretnya ke lantai paling ayas tepatnya rooftop di lantai tiga berniat melemparnya dari sana
Sheryl yang saat itu memang sudah kehabisan tenaga hanya bisa pasrah tubuhnya diseret, namun baru mereka keluar dari kamar dan melewati lorong tiba-tiba terhenti ketika seseorang mendorong tubuh Saras dengan keras hingga wanita itu sedikit terlempar karena terkejut
"Sheryl"
Itu Daffa yang menangis menatap mata sayup Sheryl yang sudah setengah sadar "Maaf mas terlambat.."
Sheryl hanya memberikan senyumnya membuat Daffa mengepalkan tangannya kuat, meletakkan Sheryl dengan hati-hati di atas lantai sebelum kemudian berjalan ke arah Saras yang sedang kesakitan, tanpa memperdulikannya Daffa berdiri menarik kerah baju Saras sebelum membanting tubuhnya ke lantai
"Akhh Mas! aakkkhhh"
Wanita itu mengalami pendarahan tapi Daffa tidak perduli"Gila kamu ya, mas, demi jalang dan anak haram itu kamu rela nyakitin aku kayak gini, di perut aku ini anak kamu!"
"Dan di perut Sheryl juga anak gue Sar! Dan lo dengan tega nyakitin mereka!"
"Istri mana yang bakal diem aja liat suaminya main belakang dan hamilin orang?!!" Saras sudah tidak peduli lagi akan rasa sakit perutnya yang menggila, dengan nafasnya yang memburu dan air mata yang terus mengalir ia mengungkapkan segala emosinya
"Cuma orang gila yang bakal diem ngerelain suaminya punya hubungan gelap sama perempuan lain, apalagi kalau perempuan gatau diri kayak dia yang udah dibaikin malah gatau malu, istri mana yang bakal diem mas?"
"Dan harusnya lo tanya apa alasan gue selingkuh, Sar!"
Saras terdiam kmbali mendengar perkataan suaminya
"Gue gak pernah merasa bahagia nikah sama lo setelah kenal Sheryl, lo gak bisa kasih gue perhatian di saat Sheryl selalu kasih afeksi terbaiknya setiap ketemu gue. Lo selalu jadi pihak yang pasif saat kita berhubungan intim di saat Sheryl selalu memberikan banyak kejutan yang membahagiakan batin gue. Lo gak pernah nanyain keadaan gue, lo ngomong sama gue cuma kalo urusan duit bulanan bayar ini bayar itu tapi lo gak pernah nanya gimana gue ngejalain hari gue, di saat gue butuh lo buat jadi temen cerita lo cuma bakal jawab kalo gue cuma terlalu membesarkan masalah di saat sama Sheryl gue ga pernah merasa diabaikan--"
Nafasnya memburu menatap Saras yang juga menangis di tempatnya
"-- sama Sheryl gue merasa lebih bahagia. Kebahagiaan gue sama dia juga bahkan baru sebentar tapi lo dengan jahatnya malah nyakitin mereka di saat lo sendiri seorang perempuan yang juga akan punya anak, Sar--"
"-- dan ngeliat lo yang ambil tindakan gegabah kayak gini buat gue semakin yakin kalau gue udah ambil keputusan yang tepat buat ceraiin lo dan lepas anak lo, karena gue gak akan pernah sudi punya anak dari orang jahat kayak lo"
dan setelahnya Daffa berbalik mengabaikan Saras yang terus memanggilnya
Dirinya menghampiri Sheryl yang sudah terkulai lemas, satu tangannya mengangkat tubuh lemah itu ke atas pangkuannya sementara satu tangannya yang lain mencoba menutupi pendarahan bekas luka tusukan di perutnya
"Bertahan sebentar ya, sayang, kita ke rumah sakit"
Daffa baru saja akan menggendong tubuh dalam pelukannya namun pergerakannya terhenti ketika Sheryl menahannya
"Sher.."
"Gak usah, mas, gapapa"
"Apanya yang gapapa? Kamu sama anak kita harus segera ditangani medis, sher"
"Sia-sia, mas"
"Sher.."
"Anak kita.. udah gak gerak.." ucap Sheryl lirih menitikkan air matanya membuat Daffa juga menangis pedih
Tangan lentik wanitanya itu bergerak mengusap wajah penuh air mata Daffa
"Makasih ya mas, untuk sepuluh bulan kebersamaan kita, makasih karena buat aku merasa amat sangat dicintai, membuat aku tahu gimana rasanya mengandung dan jadi seorang ibu sesaat, dan maaf.. maaf karena gak bisa bawa anak kita ke dunia"
"Sher.."
"Aku izin susul anak kita ya, mas.. aku.. cinta.. sama kamu"
dan Sheryl menghembuskan nafas terakhirnya bersama dengan anaknya dan Daffa, meninggalkan pria itu yang menangis histeris karena harus kehilangan dua orang tersayangnya sekaligus
Hidupnya hampa, anaknya bersama Saras juga tidak bisa di selamatkan, Daffa dan Saras juga sudah resmi bercerai bersamaan dengan Saras yang dituntut penjara seumur hidup atas kasus pembunuhan
Hingga Daffa hidup sendiri, hanya bisa menjalani hari berharap bahwa Sheryl dan anak mereka segera menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗