RYAN & BELLA - 2

5.7K 84 2
                                    

"Sayang, bangun, udah jam 7, katanya hari ini ada konferensi bisnis di bandung, gak jadi? Ryan sayang..."

Ryan mengerjapkan matanya seiring mendengar suara lembut dan sentuhan halus di lengannya hingga pria itu berhasil membuka matanya mendapati Rahel dengan perut besarnya tersenyum berdiri di sisi ranjang

Sudah 8 bulan setelah pernikahan mereka dan Tuhan segera memberkati keduanya dengan kehamilan Rahel 6 bulan lalu di mana kini wanita itu tengah mengandung putrinya yang sekarang berusia 27 minggu

Pria itu tersenyum bangkit dari posisi berbaringnya menarik pelan tangan sang istri agar wanita itu duduk di tepian ranjang dan menciumnya "Good morning, wifey--" lalu kepalanya menunduk mendekatkan bibirnya unruk nengecup permukaan perut bulat Rahel yang tertutup kaos "--morning too, my little girl"

2 bulan lalu saat usia kandungan Rahel 4 bulan, mereka memutuskan untuk mengecek jenis kelamin anak mereka dan dokter mengatakan bahwa anak mereka adalah calon anak yang cantik

Kalau boleh jujur, Ryan sebenarnya sejak dulu sangat menginginkan anak laki-laki, dia agak kecewa tapi tentu saja tidak mungkin ia menunjukkannya pada Rahel, bagaimanapun anak perempuan itu adalah darah dagingnya, sekalipun kecewa, dia tetap mencintai calon anaknya dengan tulus

"Kamu jadinya dateng konferensi hari ini jam berapa?"

"Kalau di undangannya sih jam 7 malem, sekalian makan malam besar sama rekan dan direktur dari perusahaan lain, konferensi hari ini konferensi besar, Ra, bener-bener perkumpulan perusahaan-perusahaan dari berbagai bidang di Indonesia, aku harapannya sih semoga dari konferensi ini bisa jalin lebih banyak mitra untuk kemajuan perusahaan kita"

Rahel hanya mengangguk mengerti, sebagai seseorang yang pernah menjadi sekretaris pribadi suaminya, tentu saja ia paham dengan apa yang Ryan diskusikan

"Kamu berapa lama di sana? Di bandung?"

Ryan mengangguk "Hm, cuma seminggu, minggu depan aku udah balik lagi ke sini--" kemudian Ryan terkekeh mendapati istrinya yang cemberut

"-- kenapa mukanya gitu sih, lucu banget, lagian cuma sebentar sayang, toh aku juga kerja keras buat bahagiain kamu sama anak kita, kalau aku sukses juga kan kamu yang nikmatin"

"Kamu tuh kan udah gak perlu kerja keras, mau sampe tujuh turunan juga harta kamu gak bakal habis"

Ryan tertawa terbahak-bahak mendengarnya membuat Rahel hanya mendengus sebal menatap Ryan yang kini tersenyum tipis dan mengusap kepalanya dengan lembut "Kita gak boleh puas dengan pencapaian yang kita punya, Ra. Mau sesukses apapun, aku gak akan dan gak mau merasa cukup, aku akan terus kerja lebih keras untuk dapat hasil lebih baik biar kamu dan anak kita jadi wanita paling beruntung dan bahagia di dunia, cuma itu tujuan aku"

Rahel tersenyum merasakan hatinya berbunga-bunga membuat wanita itu berinisiatif untuk mendekat, menangkup rahang tegas suaminya dengan kedua tangannya sebelum kemudian menciumnya dengan lembut berusaha menyampaikan bahwa Rahel merasa bersyukur karena memiliki suami seperti Ryan

Ryan sendiri membalasnya dengan sama lembutnya, sambil sesekali mengusap perut bulat Rahel yang terus-terus bergerak dari dalam seolah sang anak bisa merasakan kebahagiaan dan cinta di antara kedua orang tuanya, hingga Rahel mengakhiri ciumannya dan mulai berdiri mengambil koper milik Ryan, meletakkannya terbuka di atas ranjang sambil kini wanita itu mengambil beberapa setel pakaian untuk suaminya bawa

"Yaudah, kamu mandi sana, handuk sama baju gantinya udah aku siapin di kamar mandi, aku siapin baju-baju kamu dulu sekarang"

Ryan mengangguk bangkit dari posisi duduknya membuka pakaian atasnya sambil melangkah menuju kamar mandi

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang