CHAPTER 7

652 67 5
                                    

"Mary dan lainnya pasti sudah menungguku sejak tadi."

Pavel semakin mempercepat langkah kakinya. Sejak Alysse menetap di Villa keluarga Phoenix, pengasuh Pavel sudah tidak pernah berkunjung ke paviliun di tengah hutan yang di tinggali oleh Pavel lagi. Fokus wanita itu terus tertuju ke pada Alysse dan Tin. Meski demikian, Pavel benar-benar tak keberatan. Ia tahu jika sang pengasuh dan Akirra harus mengurus Tin sebagai sang pemilik Villa. Masih tidak mengetahui jika keberadaannya sangat di rahasiakan, dan tak boleh di ketahui oleh siapa pun, termasuk Alysse. 

Dan sejak sang pengasuh meninggalkannya dua minggu lalu, Pavel harus bisa mandiri, dia juga selalu belajar untuk melakukan banyak hal agar bisa mengurus dirinya sendiri. Tanpa mengandalkan sang pengasuh dan pengawal yang memang sudah di siapkan oleh Tin untuknya.

Dengan sedikit berlari saat paviliun sudah terlihat, Pavel meraih sebuah wadah berisi air untuk menyirami tanaman, dan menangkap kelinci peliharaannya satu persatu untuk di masukan ke dalam kandang. Dan sebelum matahari terbenam, Pavel terlihat berjalan menuju danau dan duduk di tepi dermaga sambil memainkan air danau menggunakan ujung kakinya dengan kepala mendongak menikmati matahari terbenam seorang diri. Biasanya Juan, sahabat satu-satunya sekaligus guru private-nya selalu menemani untuk menikmati matahari terbenam usai belajar bersama. Namun, sudah dua hari ini Juan tak terlihat, dan hal itu cukup membuat Pavel kesepian, terlebih sejak sang pengasuh dan Akirra tak bersamanya.

"Aku harap kau lekas kembali, Juan. Aku benar-benar kesepian, kau bahkan sudah berjanji akan mengajariku memanah."

Pavel menatap bola orange yang bergerak turun di atas sana hingga menyisahkan warna keemasan yang menghias langit yang mulai gelap. Semua terlihat begitu indah hingga membuatnya selalu tersenyum, seolah menikmati apa yang di lihatnya. Mengulurkan tangan dengan perlahan ke atas, terlihat sedang menulis sesuatu di udara dengan jari telunjuknya.

Semua tampak menyenangkan di mata Tin yang sejak tadi mengawasinya dari balik pohon pinus. Dengan sengaja menyuruh Louie untuk mengikuti pria itu, khawatir jika hewan melata seperti ular dan lainnya akan mengganggu perjalannya.

Kau terlihat sedang bahagia.

Tin terus mengamati tingkah Pavel, hingga di detik kemudian. Alis Tin mengernyit. 

"Siapa nama yang kau tulis di sana? Apakah itu, Juan?" 

Tin mempertajam pandangan.

"Aku akan membunuhnya jika itu benar."

Tin terus mengawasi, begitu juga dengan Louie yang tiba-tiba menjadi sangat penurut, sebab sejak tadi anjing itu hanya duduk di sampingnya. Seolah mengerti jika saat ini mereka tengah mengintai seseorang yang spesial bagi tuannya.

"Saatnya kita pulang, Louie," sambungnya saat melihat Pavel beranjak dari duduknya dan melangkah menuju paviliun. 

Berjalan dengan perasaan cemas. Mungkin pengasuh Pavel tak akan kembali ke paviliu lagi karena harus menemani Alysse yang sedang patah hati.

Yang ia tahu saat ini wanita itu sedang dalam masa pemulihan, akibat patah hati. Meski Tin tak begitu memahami, mengingat ia yang nyaris tak begitu peduli pada sekeliling. Namun, ia cukup cemas sebab Alysse jadi tak mengijinkan pengasuh Pavel ke mana pun. Sedang pengasuh itu ia tugaskan untuk menjaga Pavel.

"Louie, sepertinya dia akan sendiri lagi malam ini, apa kau bersedia menjaganya untukku?" tanya Tin menghentikan langkah kaki saat melihat langit mulai mendung dan di selimuti awan gelap. Pertanda jika badai besar akan datang malam ini.

"Tuan muda, Anda di sini?" tanya Akirra saat mereka berpapasan di tengah jalan menuju paviliun.

"Apa kau akan ke pondok, Akirra?" tanya Tin sedikit merasa lega, sebab ada Akirra sang pengawal pribadi yang akan berjaga di paviliun.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang