CHAPTER 145

223 24 0
                                    

"Aku minta maaf."

"Kau tak perlu meminta maaf. Kak Tin. Justru aku yang sangat berterima kasih padamu karena sudah membuatku menjadi pria keren sekarang," balas Earth tersenyum lebar, "baiklah, kau bisa pulang sekarang. Lekaslah sebelum aku berubah pikiran dan kembali meminta Paman Charlles untuk menikahkan kita berdua," sambungnya yang hanya di balas senyum oleh Tin.

Oh Tuhan, tidakah kau tahu jika aku bersungguh-sungguh?

Earth mengikuti langkah Tin menuju mobil. Layaknya seorang kekasih yang sedang mengantarkan pasangannya untuk pulang.

"Kak Tin, apa kau serius akan selalu menjaga dan melindungiku?" tanya Earth masih berdiri di samping mobil Tin.

"Tentu saja."

"Lalu, apa selama ini kau memang hanya menganggapku seperti seorang adik?"

"Yah."

Earth menghela napas kuat.

"Ada apa?"

"Aku sedang berpikir, bagaimana cara bersikap seperti seorang adik yang manis di hadapanmu."

Tin mengulas senyum. "Aku rasa kau tak perlu melakukan apa pun."

"Hah?"

"Kau sudah terlihat seperti adik kecil yang manis meski tak melakukan apa pun."

"Sungguh?"

"Hmm."

"Ah, baiklah." Earth melebarkan senyum sambil mengusap tengkuk lehernya, ketika ingatan di mana Tin mengecup bibirnya kembali terlintas di ingatan.

Dan Tin juga masih memiliki pikiran jernih dan bisa mengontrol perasaannya, sebab pria itu hanya menempelkan bibirnya saja dan tak sampai melumat bibir Earth.

Sungguh memalukan. Pikir Earth yang merasa malu sendiri.

"Masuklah."

"Hmm, setelah kau pergi."

Tin masuk ke dalam mobilnya. "Sampai bertemu lagi Earth."

"Yah, jaga dirimu baik-baik, Kak Tin," balas Earth melambai kepada pria itu.

"Earth, kemarilah, Nak," panggil Chaterine tersenyum kepada putranya yang lekas menghampirinya.

Meski sejak awal ia sudah berniat untuk menghindar, sebab sedang tak ingin membahas masalah antara hubungannya dan Tin. Karena pada akhirnya mereka pasti akan mengetahui jika Tinlah yang sudah mencampakkannya.

"Iya, Ibu."

Earth tak bisa menolak mereka sedikit pun, dan langsung melangkah menghampiri, duduk di antara mereka dengan ekspresi wajah dan senyum seperti biasa.

"Bagaimana liburanmu di Soglio, apa menyenangkan?" tanya Chaterine.

"Hmm, sangat menyenangkan. Aku pikir Soglio biasa saja, tenyata aku salah. Dan Paman Charlles memang benar, Soglio sangat indah dengan keindahan air terjun yang spektakuler, belantara pinus dan danau. Aku juga bisa melihat ribuan bayi fireflies saat malam. Itu sangat menarik," balas Earth panjang lebar saat menjelaskan suasana Soglio. Sedang mereka tak memintanya untuk menjelaskan kondisi Soglio hingga sedetail itu.

"Apa ada sesuatu yang menarik di sana?"

"Tentu saja, aku bertemu Pavel di sana."

Russell seketika bereaksi saat mendengar Earth menyebutkan nama pria itu, dan langsung mengalihkan pandangan ke arah Isonoe yang sejak tadi menyimak percakapan mereka.

"Pavel?" tanya Russell.

"Yes Mom, aku cukup terkejut ketika mendapatinya di sana."

Russell terdiam sejenak. Bukankah anak itu sedang tak berada di New York?

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang