CHAPTER 136

139 21 1
                                    

SOGLIO

Suasana yang berbeda di pagi hari, dengan keranjang anyamannya, Pavel melintasi jalan setapak menuju perbukitan, mengamati pepohonan yang daunnya mulai berjatuhan hingga pemandangan kali ini identik dengan kecoklatan yang memenuhi jalan, terjadi di tiap tahunnya di antara musim panas dan dingin. Hari ini suhu perlahan mulai menurun, sungguh waktu yang tepat untuk Pavel memetik bunga liar, dan biarkan dirinya terkena sinar matahari setelah dua hari terus mengurung diri di dalam pavilium. Juan pun tak mengunjunginya karena ada urusan penting yang harus ia selesaikan di kota.

"Aku rasa semuanya akan berubah, ternyata tidak sedikit pun."

Pavel berdiri di atas bukit, mengamati hamparan rerumputan hijau di sana, juga bunga liar dengan kembang berwarna kuning yang terlihat begitu indah, selalu membayangkan bisa tidur di atas hamparan bunga liar di sana seharian sambil menikmati angin segar di penghujung musim gugur.

"Hai, sedang menikmati musim gugur juga?" sapa seseorang yang cukup mengejutkan Pavel, mengapa ia tak pernah tahu jika di sekitar perbukitan ada seorang pria selain Juan, apa ia memiliki tetangga baru sekarang?

Pavel membalikkan badan untuk melihat sosok yang menyapahnya dengan ramah, dan cukup terkejut, ketika mendapati sosok tak asing yang kini sedang berdiri di balik punggungnya.

"Kau?"

Pavel mulai berpikir dengan alis mengernyit saat menatap sosok yang ada di hadapannya saat ini.

"Hai, kau mengingatku?" tanya sang pria melangkah menghampiri Pavel.

"Ah, yah," angguk Pavel tersenyum kaku.

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja. Lalu, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Pavel, meski ia sudah tahu jika Earth memang berhak berada di mana saja termasuk di wilayah ini, mengingat ia adalah tunangan Tin. Dan ia juga tak perlu menanyakan bersama siapa, karena sudah pasti pria itu bersama Tin.

"Aku sedang berlibur, kata Paman Charlles di sini sangat indah, dan benar saja. Di sini sungguh nyaman."

"Yah, Soglio memang desa yang cukup indah," angguk Pavel masih memasang senyum kakunya.

"Sepertinya aku akan betah di sini, meski terlihat begitu sepi. Tapi tak masalah, ada kamu di sini. Maukah kau menjadi temanku?" tanya Earth, kaitkan tangan di lengan Pavel.

"Tentu," angguk Pavel. Sungguh moment yang mengingatkan dirinya kepada Shanaye.

Awalnya, Shanaye juga bersikap demikian padanya. Meminta untuk saling berteman dan dekat satu sama lain, tetapi mengapa harus dirinya? Apa karena ia yang terlihat dekat dengan Tin? Dan sekarang Earth juga bertingkah demikian padanya. Bukankah hal itu akan kembali menyakiti hatinya? Ia sudah menghindarinya sebisa mungkin, tetapi mengapa ia kembali di hadapakan oleh orang-orang yang selalu berbhubungan dengan kisah lalunya bersama Tin.

"Lalu kita akan mulai dari mana sekarang? Memetik bunga liar, berburu Rusa, kijang, atau menemani Domba merumput?" tanya Earth yang tampak bersemangat.

"Apa kau benar-benar akan melakukannya?" tanya Pavel, merasa jika Earth memiliki semangat yang teramat besar.

"Tentu, bagaimana dengan memetik bunga liar?"

"Ide yang bagus," angguk Pavel yang mungkin hanya ingin mengikuti keinginan Omega itu, tanpa memberi ide lain, sebab tahu jika Earth pasti sudah memiliki banyak ide di dalam kepalanya, mungkin sebelum ia menginjakkan kaki di Soglio.

"Pavel," panggil Earth ketika mereka tengah berjalanan menuruni bukit.

"Yah, ada apa?"

"Apa kau tahu? Aku sudah sangat lama ingin berbaring di atas rerumputan sambil menikmati udara segar, dan awan yang beriak di sana."

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang