"Apa dia sungguh kekasihmu?" tanya Ashlle yang masih menepuk-nepuk punggung Shanaye yang akhirnya menangis.
"Kau sudah tahu itu," sambung Genovese.
"Tapi mengapa ia terlihat tak perduli sedikit pun?"
"Kau dengar sendiri, jika dia memiliki urusan penting. Aku rasa ini ada hubungannya dengan kekacauan yang terjadi di Hotel itu, dan kita yang tiba-tiba menghentikan study tour," balas Genovese yang terlihat lebih pengertian. Dan tak ingin membuat hati Shanaye semakin terluka.
Sedang Glad masih terdiam di jok depan, terlihat memikirkan banyak hal. Apa benar Pavel adik Tin? Mengapa sikap dan tabiat mereka sungguh jauh berbeda? Pikir Glad sebelum mengalihkan pandangan ke arah Shanaye yang terlihat bersedih di samping Ashlle yang masih berdebat dengan Genovese.
Lalu di mana Pavel? Apa dia benar-benar pulang?
Sungguh banyak pertanyaan di dalam kepala Glad saat ini. Begitu juga dengan kekacauan yang terjadi di dalam Hotel. Dan sedikit informasi yang ia dapatkan, ada beberapa orang asing menyelusup masuk membuat kekacauan, dan Tin terlibat di dalamnya, terlebih ketika ia melihat beberapa orang dari Phoenix Families yang masuk ke dalam Hotel, termasuk Max yang Glad tahu adalah Asisten peribadi Tin.
Hingga pandangan Glad kembali tertuju kepada Ashlle yang masih terlihat tenang sejak tadi.
"Shan, are you okay?" tanya Glad terlihat mengkhawatirkan gadis itu.
"Yah, aku baik-baik saja. Bisa kita pulang sekarang ...."
Kalimat Shanaye terhenti, saat sebuah mobil berhenti di samping mobil mereka dengan begitu tiba-tiba, bersamaan dengan Tin yang terlihat turun dari sana dan langsung mengetuk kaca mobil.
"K-kekasihmu ...." Genovese seketika gugup, dan lekas membuka pintu mobil sebelum Tin mengetuknya hingga pecah.
"Turun!" pinta Tin datar.
"T-Tin ...."
Lagi-lagi Tin langsung bertindak, tanpa menunggu Shanaye menyelesaikan kalimatnya. Pria itu lekas menarik lengan Shanaye keluar dari mobil tersebut. Tanpa memberikan waktu bagi gadis itu untuk berpamitan kepada mereka.
"Masuk!"
"K-kita akan ke mana?" tanya Shanaye masuk kedalam mobil. "Pulang?"
"Ya," balas Tin duduk di jok kemudi. Sebelum melajukan mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi.
"Pavel, apa dia sudah pulang?"
"Pavel di rumah sakit."
"A-apa?" Shanaye cukup terkejut.
"Ada seseorang yang berniat mencelakai bahkan menculiknya."
"Lalu?"
"Pavel terkena gigitan ular berbisa, dan ia sekarat di rumah sakit."
Shanaye menutup mulut dengan kedua tangan, masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya, terlihat bersedih dan mulai menangis.
"Oh Tuhan, seharusnya kita tak meninggalkannya," ucap Shanaye masih menitikkan air mata.
"Apa maksdunya?"
"Kami hendak makan malam bersama, tapi Pavel tak ikut, sebab akan makan bersama ...."
Kalimat Shanaye tertahan di tenggorokan, ragu jika Tin sampai mengetahui Pavel yang sudah memiliki seorang kekasih.
"Rolf?"
"Jadi, kekasih Pavel adalah Rolf?" tanya Shanaye cukup terkejut, ia mengenal Rolf meski tak begitu dekat. Ia juga tahu Rolf sebab pria itu berteman dengan Tin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK&WHITE
AcciónKrittin Selsmire "Kamu hanya akan bergantung pada keputusan yang aku ambil, setiap bagian dari dirimu adalah milikku. Kamu bisa hidup dan mati hanya atas kehendakku." Pavel Moon "Aku tak ingin menyakiti hatiku dengan terus memikirkanmu. Aku akan ber...