CHAPTER 121

150 24 0
                                    

Masih di Dark Alley, di pukul sembilan malam ketika Tin, Max, Forest, dan lainnya kini duduk di satu jejeran yang sama. Memesan minuman sambil mencari informasi yang mungkin bisa mereka dapatkan dari seorang bartender yang sejak tadi melayani mereka. Dan tentunya mereka tak akan kesulitan untuk berkomunikasi, meski hanya mendapatkan beberapa informasi yang tak begitu mendetail, sebab bartender tersebut adalah salah satu bagian dari Phoenix Families, seolah Tin selalu di beri keberuntungan dan kemudahan kali ini meski ia sendiri merasa jika semuanya tak akan berjalan dengan mudah, sebab hampir di dalam Bar tersebut di penuhi oleh orang-orang dari Elvern Families. Dan ia juga bisa melihat jika Bartender di hadapannya saat ini cukup hati-hati dalam berbicara.

"Aku rasa kau sudah cukup banyak minumuan," ucap Max khawatir saat Tin terus minum, dan sudah banyak menghabiskan minuman sejak mereka duduk satu jam lalu di Bar itu.

"Aku tidak apa-apa," balas Tin menyendarkan kepala di atas counter.

"Kau yakin?"

"Yah, kau tak perlu khawatir," angguk Tin kembali meminta segelas Tequila kepada Jonathan yang dengan senang hati menyajikannya. Pria itu pun selalu memberikan minuman yang khusus dan spesial untuk Tin.

"Semoga Anda bisa menikmati tempat ini, Tuan. Dan mungkin bisa berkunjung lain waktu. Aku akan senang hati melayani Anda," ucap Jonathan kembali memberikan segelas Tequila, meski Tin sudah tak mampu mengangkat kepala karena mabuk.

"Rose tak terlihat sejak tadi, apa dia tak di sini?" tanya Forest yang langsung pada intinya, dan Tin tahu jika Rose adalah salah satu teman Marley.

"Kau selalu mencarinya jika ke sini."

"Aku menyukainya," balas Forest cukup jujur.

"Dan kau sudah berapa kali di tolak olehnya."

Forest tersenyum kecil. "Siapa yang peduli?"

"Aku akan ke kamar kecil," timpal Tin beranjak dari duduknya.

Berdiri sempoyongan sambil memegan erat pinggiran counter untuk menjaga keseimbangan tubuhnya agar tak terjatuh.

"Aku akan mengantarmu," sambung Max ikut beranjak, pegangi lengan Tin.

"Tak perlu. Aku bisa sendiri," tolak Tin, memberikan Max tatapan mata yang berbeda.

"Kau yakin? Kau terlihat sangat mabuk."

"Aku hanya akan ke kamar kecil Max, aku tak apa-apa."

"Hmm, sebaiknya kau berhati-hati."

"Tetaplah di sini," balas Tin hingga lekas membuat Max paham dan kembali duduk, mengangguk dengan senyum seperti biasa sebelum kembali melanjutkan minumnya.

"Apa Tuan Krittin baik-baik saja?" tanya Jonathan terlihat khawatir, tak luput menatap punggung Tin yang berjalan sempoyongan, hingga bayangan pria itu menghilang di balik tembok.

"Aku tak yakin, dia minum cukup banyak malam ini," balas Max.

"Jonathan, waktunya istirahat. Aku akan menggantikanmu," ucap seorang pria lainnya yang baru saja datang, untuk mengganti Jonathan.

"Benarkah? Ah, aku sampai lupa waktu," balas Jonathan ketika melirik jam yang melingkar di lengannya.

"Apa kau akan pulang?" tanya Forest menatap ke arah Jonathan.

"Yah, siftku sudah berakhir, kalian akan bersama Daniel malam ini," balas Jonathan menepuk pundak rekan kerjanya, "Maaf Tuan Max, aku tak bisa menemani Anda lebih lama lagi di sini, tapi jika Anda kembali berkunjung esok hari, aku akan melayani Anda hingga pagi, sebab aku memiliki sift hingga petang," sambungnya.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang