CHAPTER 61

283 39 18
                                    

Hai, gimana kabarnya yang udah baca B&W di chapter sebelumnya? Pastinya banyak yang emosional yah, sama 😁 Thor juga begitu, meski Thor sendiri yang nulis. Tapi yah mau gimana lagi, alurnya emang harus gini karena untuk menyesuaikan genre dan tokoh dari karakter utama 🥺 Mungkin banyak yang nanya, kenapa tokoh utama masih belum jadian, atau kenapa tokoh utamanya menderita dan tersakiti banget, kapan bahagianya. Thor jelasin dikit yah, dalam cerita B&W kali ini emang fokusnya di balas dendam dan menyelesaikan semua konflik, di bandingkan percintaan. Tapi tenang aja, yang udah ngikutin cerita Thor dari awal For HIM, pasti udah tahu, kalo Thor gak suka cerita yang Sad Ending. Dan cerita kali ini mungkin agak panjang, karena Thor gak bikin cerita Season1 dan 2 lagi seperti For HIM.

Thor juga mau ngucapin makasih banget, karena masih setia mengikuti cerita B&W sampai di Bab ini, dan makasih banget atas dukungan, kritik, dan sarannya. Thor mencintai kalian semua 🫶

---

"Lalu? Baimana caraku mengobatimu?"

"Dengan mantra."

Pavel menarik napas panjang sebelum melepaskannya dengan perlahan. Pandangi Rolf dengan tatapan datar.

"Kau masih bisa bercanda? Kita harus kerumah sakit sekarang."

"Aku tak memiliki kotak obat, tapi ruangan perawatan. Kita bisa ke sana untuk mengobatiku. Kau juga bisa mengobati lukamu," balas Rolf hendak beranjak tapi di urungkan, mengingat jika ia harus berpura-pura sakit saat ini.

Meski tak berniat untuk membuat Pavel khawatir, hanya saja ia sangat menyukai jika pria itu perhatian padanya.

"Baiklah, antar aku keruangan perawatanmu sekarang."

Pavel kembali membantu Rolf untuk berdiri. Memapah tubuh pria itu berjalan menuju sebuah ruangan perawatan yang di maksudkan dan meninggalkan ruang tengah yang masih porak-poranda. Menuntun Rolf ke sebuah tempat tidur yang menyerupai ranjang pasien. Di sana juga terdapat beberapa alat yang bisa di temui di rumah sakit, cukup lengkap dengan lemari kaca yang di penuhi obat-obattan, dan yang paling menonjol adalah peralatan operasi yang sangat lengkap. Bahkan ruangan tersebut tak jauh berbeda dengan ruangan perawatan yang ada di mansion Tin.

Apa pria itu sudah mengobati lukanya? Aku harap Akirra bisa membantunya.

Pavel berubah cemas, mengingat jika saat ini Max sedang tak berada di Green Wich, dan itu berarti, Tin tak memiliki asisten pribadi untuk merawat lukanya.

"Pew, are you okay?" tanya Rolf buyarkan lamunan Pavel yang diam-diam memikirkan Tin.

Kendati rasa marahnya kepada pria itu masih sangat memuncak dan belum mereda, tapi ia tetap memikirkan luka-luka di wajah pria itu.

Tak menjawab pertanyaan Rolf. Pavel mengambil beberapa obat yang di butuhkan di dalam lemari kaca untuk mengobati wajah Rolf, sangat telaten mengobati luka pria itu.

"Auwh ...."

"Jangan cengeng."

"Aku tak menangis, itu perih," protes Rolf.

"Kau seorang mafia yang sudah terbiasa merasakan peluruh menembus kulitmu. Aku rasa luka memar ini tak cukup sakit bagimu," balas Pavel sebelum meniup luka di pelipis Rolf yang cukup parah.

"Yah, kau benar. Hanya saja kami tak tahu cara mengatakannya jika luka itu sakit."

"Maka tak usah mengatakan apa pun, nikmati saja kesakitan kalian. Toh kalian sendiri yang menginginkannya, kalian bahkan sudah tahu resiko yang akan kalian terima tiap kali melakukan hal apa pun," balas Pavel yang terdengar banyak bicara malam ini, tetapi ia menyukainya, merespon perkataan Pavel dengan senyum, sambil menikmati wajah pria itu yang jaraknya tak begitu jauh dari wajahnya.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang