CHAPTER 19

460 61 5
                                    

"AKIRRA!"

Pavel yang ketakutan dengan kedua telapak tangan menempel dimulutnya yang mengaga, terlihat shock ketika menghampiri Akirra yang terlihat meringis sambil memegangi pergelagan lengannya yang di penuhi darah. Begitu juga dengan Louie yang terus menggonggong sejak tadi.

"Aku tidak apa-apa, Tuan. Ini hanya luka gores biasa, bagaimana denganmu?" tanya Akirra balik bertanya, berharap agar Pavel tak mendapatkan luka sedikit pun. Sebab tahu ia akan berakhir di mana jika pria itu mendapatkan luka gores di tubuhnya.

"Tidak, Akirra. Itu bukan luka gores, kau jelas-jelas terkena sayatan, lekas obati lukamu. Kau butuh ke rumah sakit."

"Tentu, setelah aku membereskan penyusup ini," angguk Akirra, mencengkram kerah jaket pria bertopeng dan memaksanya untuk berdiri.

Namun, belum sempat melangkahkan kaki menuju sebuah gudang, terlihat Tin yang sudah berdiri di hadapan mereka dengan wajah menggelap, dan tatapan mata tajam yang terlihat menakutkan, tanpa aba-aba langsung meraih tubuh si pria bertopeng dan memutar lehernya keras hingga membuat pria tersebut langsung tersungkur di atas rerumputan dengan napas yang tersisa di tenggorokan, bersamaan dengan jerit ketakutan Pavel yang langsung memundurkan langkahnya ketika melihat kebengisan Tin yang di luar dugaan.

"Apa yang kau lakukan padanya? Apa kau tak punya mulut untuk menyelesaikan masalah? Mengapa harus memakai kekerasan?" tanya Pavel kembali memundurkan langkahnya ketika Tin berjalan mendekatinya seolah tak ingin pria itu menyentuhnya.

"Aku hanya sedang merenggangkan otot," balas Tin yang langsung mencengkram lengan Pavel untuk memeriksa seluruh tubuh pria itu, "kau terluka?"

"A-aku baik-baik saja ...."

"Ahk sialan! Beraninya kau membuat tubuhnya lecet," umpat Tin dengan wajah yang seketika memerah saat mendapati luka lecet disikut Pavel.

"Ini hanya luka lecet, kau tak perlu ...."

Kalimat Pavel tertahan di tenggorokan, panik saat Tin mengeluarkan sepucuk pistol berjenis Raging Bull dari balik jasnya dan langsung mengarahkannya tepat ke arah pria bertopeng, sambil berusaha untuk menggapai lengan pria itu untuk menahannya.

"Tidak! Jangan lakukan ...."

DOR!

Suara tembakan kembali terdengar memekik teliga, bersamaan dengan darah yang mengalir dari kepala si pria bertopeng, darah kental yang menutupi rerumputan hijau di sana.

"KAU GILA!" jerit Pavel ketakutan dengan tubuh yang gemetar.

Bersamaan dengan air mata yang menitik dari kelopak matanya, bagaimana tidak, seumur hidup ia tak pernah melihat hal mengerikan seperti itu, dan yang anehnya Tin terlihat biasa saja usai menghilangkan nyawa seseorang.

"Aku tidak akan membiarkan orang asing menginjakkan kaki di rumahku," balas Tin melangkah dari sana dengan sepucuk pistol yang masih di pegangnya.

"Tapi kau tak harus membunuhnya, 'kan?"

"DIA MEMBUATMU TERLUKA!" sentak Tin. Membalikkan badan hingga membuat langkah Pavel ikut berhenti, "obati lukamu segera. Dan Akirra, buang mayat itu di hutan," sambungnya kembali melanjutkan langkah kakinya. Meninggalkan Pavel yang masih berdiri dengan tubuh kaku, tak mampu mengucapkan satu kata pun.

"Tuan Pavel, kau baik-baik saja?"

"D-dia gila. Dia membunuh pria itu, Akirra. Dia ...."

"Pria ini seorang penyusup, dan Tuan Kriitin baru saja menyelamatkanmu dari seorang penyusup yang hendak melukaimu."

"Penyusup? Tapi dia tak mesti membunuhnya, 'kan?"

"Jika tak membunuhnya, mungkin pria itu yang akan membunuh penghuni rumah ini," jelas Akirra yang membuat Pavel kembali terkejut.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang