"Kita sampai," ucap Akirra ketika mobil terparkir di halaman universitas, dan Pavel yang langsung memasang tudung hoodie-nya, "apa kau akan memakai itu?" sambungnya mengamati Pavel atas bawah.
Pria itu mengenakan oversized hoodie, skinny jeans, dan sepatu boots. Lengkap dengan tas di balik punggungnya. Benar-benar berpenampilan rabel yang playful.
"Bukankah aku harus sembuyikan wajahku dari semua orang? Itu adalah salah satu cara agar aku tak memiliki teman seorang pun," balas Pavel menarik napas berat, sebelum melepaskan seatbel yang melingkar di tubuhnya.
"Baiklah," angguk Akirra sebelum turun dari mobil, menyusul Pavel.
"Apa kau juga akan mengikutiku sampai ke dalam kelas?" tanya Pavel saat Akirra berdiri di sampingnya.
"Yah."
"Apakah itu tak terlalu berlebihan?"
"Aku hanya akan menunggumu di sana, dan tak ikut masuk ke dalam kelas," balas Akirra menunjuk sebuah pos security di sana.
"Kau yakin?"
"Yah, Tuan. Aku juga tak mungkin terus mengikutimu dan membuatmu tak nyaman, selama kau mengikuti peraturan yang sudah di buat oleh Tuan Krittin. Aku rasa semuanya akan baik-baik saja."
"Terima kasih, Akirra."
Pavel melangkah pergi setelah mendapatkan anggukan dari Akirra. Bersamaan dengan sebuah Sedan hitam pekat yang berhenti di halaman kampus. Mobil yang cukup Pavel kenal. Namun, hanya diam saja dan meminggir, terlebih ketika seorang gadis terlihat turun dari mobil bersamaan dengan semua mahasiswa di sana yang akan mulai mengagumi kecantikan naturalnya.
Shanaye Cailean berjalan anggun di koridor kampus dengan begitu percaya diri. Mengatur langkahnya masuk ke dalam kelas.
"Lihatlah, dia begitu cantik, cerdas dan juga kaya raya."
Beberapa siswi mulai berbisik kagum, menyukai keramahan, feminim, dan kebaikan seorang Shanaye. Dan tak heran, mengapa gadis itu begitu populer. Sebab tak hanya semua mahasiswa di sini yang mengaguminya. Namun, juga Tin. Dan hal itu cukup membuat Pavel merasa sakit.
"Dia juga memiliki seorang pacar yang tampan, dengan wajah yang selalu menghiasi majalah karena berhasil menjadi pengusaha sukses di New York."
Pavel kembali menarik napas berat. Bahkan mereka juga mengetahui tentang keberadaan Krittin Selsmire.
"Wow..., bukankah dia gadis yang sempurna?" bisik mereka secara terang-terangan kagumi Shanaye yang hanya tersenyum sebelum masuk ke dalam kelas yang ternyata sama dengan Pavel.
Apa?! Dia sekelas denganku?
Pavel tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Merasa jika semuanya memang serba kebetulan dan ia tak menyukai semua hal yang serba kebetulan itu. Mulai mulai berpikir, mungkin ada baiknya jika ia diam saja dan tak melakukan apa pun untuk menarik perhatian Shanaye dan juga mahasiswa lainnya. Sebab dengan cara seperti itu, ia akan bisa melewati hari-harinya dengan penuh ketenangan.
"Kau terlihat begitu mengaguminya," sapa seseorang yang cukup membuat Pavel terkejut, lekas menarik ujung hoodie agar menutupi wajahnya. Terlebih ketika mendengar suara pria yang menyapa, bahkan langsung berdiri di hadapannya.
"Menjauhlah dariku," pinta Pavel refleks, ketika mengingat peraturan yang di buat oleh Tin untuknya.
"A-apa?" Sang pria mengeryit, pandangi Pavel tak percaya. "A-aku hanya menyapa ...."
Apa pun yang ingin kau lakukan, tolong jauhi aku.
Pavel menarik napas kuat dan dalam.
"Maaf, aku ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK&WHITE
ActionKrittin Selsmire "Kamu hanya akan bergantung pada keputusan yang aku ambil, setiap bagian dari dirimu adalah milikku. Kamu bisa hidup dan mati hanya atas kehendakku." Pavel Moon "Aku tak ingin menyakiti hatiku dengan terus memikirkanmu. Aku akan ber...