CHAPTER 29

308 45 2
                                    

"Aku sedang jatuh cinta kepada seseorang."

"Bukankah tiap hari kau jatuh cinta kepada orang yang berbeda?"

"Hei jaga ucapan Anda, Tuan. Mereka yang mengejarku. Dan selama ini aku tidak pernah jatuh cinta kepada seseorang. Dan aku rasa seseorang ini adalah cinta pertamaku."

Uhuk ... uhuk.

Dengan tiba-tiba saja Tin tersedak saat mendengar ucapan Rolf. Seorang badboy yang mengaku telah jatuh cinta kepada seseorang untuk yang pertama kali, sungguh hal yang mustahil. Namun, itulah kenyataannya, sebab Rolf tidak pernah berkata serius seperti sekarang ini.

"Lalu apa hubungannya denganku?"

"Kau adalah teman terbaikku, jadi aku hanya ingin menceritakan hal luar biasa ini padamu. Apa kau tahu jika aku tidak pernah sebahagia ini? Aku bahkan baru bertemu pria itu sekali, tapi aku merasa sudah sangat menyukainya hingga terus merindukannya. Aku rasa aku sudah jatuh cinta pada Alpha itu, Tin," balas Rolf panjang lebar dengan ekspesi wajah yang terlihat bahagia. Sepertinya pria yang sedang di ceritakan olehnya benar-benar sudah membuatnya jatuh cinta.

"Baiklah, aku rasa itu hal yang luar biasa, setidaknya kau tidak lagi merusak semua Alpha dan Omega yang menjadi teman kencanmu."

"Kau benar, apa pun yang terjadi, aku harus bisa mendapatkan hati pria itu, meski aku rasa itu sangatlah sulit."

"Ada apa? Sejak kapan kau mulai tak percaya diri? Bukankah kau selalu merasa bisa mendapatkan semua hati para Omega di bumi ini?"

"Jangan berlebihan, kau terus berkata demikian hanya karena semua Alpha yang pernah kau kencani jatuh cinta dan berakhir tidur denganku."

"Hey. What the shit you are!" umpat Tin mengeluarkan sebungkus rokok untuk di letakkannya di atas meja, usai mengambil sebatang untuk di isapnya.

"Oh Damn, apa ini yang di namakan jatuh cinta pada pandangan pertama?"

"Entahlah."

"Yah, aku lupa jika selama ini kau tak pernah jatuh cinta kepada siapapun. Kita tak jauh berbeda."

"Jangan samakan aku denganmu. Kita berbeda dalam cara memperlakukan mereka," balas Tin yang tak setujuh dengan argumen Rolf.

"Apa yang berbeda? Kita sama sama di kelilingi oleh Alpha."

"Setidaknya aku tidak pernah menyeret mereka di atas ranjang sepertimu."

"Aku pun demikian, mereka yang menginginkannya karena tak pernah mendapatkan kepuasan darimu. Lagi pula aku sudah tahu itu, entah untuk siapa keperjakaan yang selama ini kau jaga, bahkan saat Rut pun kau lebih memilih untuk mengurung diri dan menkonsumsi obat di bandingkan harus tidur dengan mereka," goda Rolf.

"Diamlah. Aku sudah sangat terlambat," balas Tin mengisap rokoknya dalam sebelum membuangnya dan beranjak.

"Baiklah, aku akan ke rumah ...."

"Tidak perlu!" potong Tin dengan cepat hingga membuat Rolf terkejut, sampai tersentak dari duduknya.

"Sejak kapan kau melarangku untuk berkunjung ke rumahmu, Tin?"

Sejak ada Pavel, tak ada yang boleh melihatnya. Terlebih kau.

"Tidak apa-apa."

"Lalu? Kenapa kau melarangku untuk ke rumahmu? Bukankah sebelum ke Kanada aku bebas menginjakkan kaki di rumahmu kapan pun aku mau?"

Tin terdiam tak mengatakan apa pun.

Karena aku tidak ingin kau bertemu Pavel. Tidak, aku tidak akan membiarkanmu melihatnya, dia milikku.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang