"Tidak perlu. Tuan. Terima kasih, aku harus pulang sekarang."
"Pulang?" tanya Lucca dengan kening mengernyit, ketika tak melihat mobil Akirra.
"Aku akan naik taksi."
"Ah, yah." Lucca mengangguk, bersamaan dengan Earth yang langsung masuk ke dalam rumah.
"Apa Tuan muda melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi lagi?" tanya Lucca ketika mendapati wajah pucat Akirra.
"Yah."
"Maafkan Tuan muda, dan sebaiknya kau mulai terbiasa sebagai temannya. Aku rasa kau akan sering merasakan pening dan mual ketika naik mobil bersamanya."
Teman? Tapi kita bukan teman.
"Aku pulang sekarang."
"Yah, salam untuk Tuan Krittin," angguk Lucca.
Akirra melangkah pergi, jika tidak ia akan benar-benar mengeluarkan isi perutnya di hadapan pria itu. Berjalan menyelusuri trotoar jalan sambil menunggu taksi yang melintas di sana, bahkan Akirra harus benar-benar sabar, sebab di jam sekian, akan sangat sulit untuk mendapatkan taksi kosong yang melintas. Dan beruntung ketika merasa mulai lelah menunggu, sebuah taksi melintas dan berhenti di hadapannya.
"Sepertinya Anda sudah menunggu cukup lama Tuan," ucap sang sopir taksi saat Akirra sudah duduk di dalam.
"Yah, cukup lama. Dan aku hampir putus asa," balas Akirra memejam untuk mengurangi rasa pening di kepalanya.
"Di mana tujuan Anda?"
"Royal Borough."
"Anda salah satu penghuni mansion di sana?" tanya sang supir taksi yang terlihat mengetahui lokasi mansion milik Tin.
"Yah," angguk Akirra mengamati sang supir taksi.
Seorang pria paru baya dengan wajah yang terlihat begitu ramah karena terus tersenyum.
"Aku juga sering mengantar seorang Tuan muda di alamat itu, dan yang aku tahu. Hanya ada satu mansion di distrik itu, jadi aku mengetahuinya," balas sang pria yang lekas menghilangkan kecurigaan Akirra. Ia juga lupa jika Pavel selalu menggunakan jasa taksi untuk mengantarkannya ke kampus, atau kemana pun.
"Tapi, sudah cukup lama aku tak melihat Tuan muda itu lagi, terakhir aku melihatnya saat sedang berjalan seorang diri sambil menangis, apa dia baik-baik saja?" tanya sang pria baya itu.
"Yah, dia baik-baik saja," angguk Akirra.
Hingga di detik berikutnya, ketika hendak menghentikan taksi tersebut saat sudah mendekati tujuan, tetapi lekas di urungkan saat melihat sekelompok orang tak ia kenal sedang berdiri di sekitar mobilnya, dan sebagian dari mereka terlihat sedang memegang senjata.
"Ada apa lagi dengan segerombolan gangster itu? Aku rasa sang pemilik mobil sedang berada dalam masalah," ucap sang supir taksi terlihat khawatir.
"Berhati-hatilah Paman," ucap Akirra yang sudah memegangi FN Five-seven yang terselip di balik jaketnya.
"Apa kita perlu melewati mereka?" tanya sang pria tampak ragu, dan mulai memelankan laju mobilnya.
"Jika Anda ragu, sebaiknya jangan. Kita berhenti di sini saja," balas Akirra yang sudah bersiap untuk menembak jika mereka sampai menyadari keberadaannya.
"Tapi, bagaimana dengan Anda?"
"Sejujurnya, mobil di sana adalah milikku," balas Akirra yang cukup membuat sang supir taksi terkejut, "tapi aku bukan bagian dari mereka," sambungnya ketika menyadari kepanikan pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK&WHITE
ActionKrittin Selsmire "Kamu hanya akan bergantung pada keputusan yang aku ambil, setiap bagian dari dirimu adalah milikku. Kamu bisa hidup dan mati hanya atas kehendakku." Pavel Moon "Aku tak ingin menyakiti hatiku dengan terus memikirkanmu. Aku akan ber...