CHAPTER 152

174 21 1
                                    

"Yah, bagi beberapa orang itu memang tak masalah. Tapi aku sendiri cukup sadar jika Tuan muda bukanlah Omega yang bisa aku sukai," balas Akirra yang lebih sadar diri dengan status dan Levelnya.

Ia hanya seorang pengawal pribadi, begitu juga dengan Ayahnya. Sudah tak memiliki seorang Ibu, Ia juga tak memiliki pendidikan tinggi, dan jelas berasal dari kalangan biasa dengan marga yang tak di kenal. Bagaimana mungkin Ia lancang menyukai Earth. Bahkan memikirkan pun tidak.

"Akirra, aku rasa kita berada di dalam posisi yang sama."

"Maksdunya?"

"Aku juga seorang anak yang tak memiliki orang tua, tak tahu masih memiliki keluarga atau tidak, sebatang kara dan hanya bergantung pada keluarga Tin, aku tak bisa bersekolah dan hidup layak jika bukan karena Tin, dan mungkin kau lebih beruntung dariku."

Kau salah besar. Karena pada kenyataannya. Kau adalah seorang putra tunggal yang berasal dari Mars Families yang sangat terkenal.

Akirra menarik napas kuat.

"Apa karena itu alasannya, mengapa Tin tak ingin aku bertemu dengan ayahnya? Bukankah seharusnya keluarga Tin bisa menerimaku?" tanya Pavel mendadak muram.

"Sebaiknya kau tak memikirkan hal demikian," balas Akirra tak menyukai wajah muram Pavel. Hingga di menit berikutnya, ketika tak ada obrolan lagi di antara mereka.

Berbeda dengan situasi di mansion utama. Di mana Tin yang mulai ketar-ketir di hadapan Charlles yang kini duduk di hadapannya.

"Aku dengar, hubunganmu dan Earth sudah berakhir, apa itu benar?" tanya Charlles usai membahas masalah pekerjaan dan bisnis lainnya. Dan merasa jika sudah waktunya ia membahas masalah pribadi putranya.

"Yah, Ayah." Tin menjawab tanpa ragu.

"Apa yang sudah terjadi? Mengapa Earth sampai memutuskan hubungan kalian?" tanya Charlles yang sepertinya sudah bertemu keluarga Earth dan mendengar cerita mereka.

Sampai saat ini pun, Earth masih menyembunyikan fakta jika dirinyalah yang di campakkan oleh Tin. Sedang Tin sungguh tak masalah jika harus jujur. Ia juga sudah siap menerima resiko dan apa saja yang akan keluarga Earth lakukan padanya karena sudah mencampakkan putra mereka.

"Earth tahu, jika aku sudah memiliki kekasih," balas Tin yang cukup mengejutkan Max. Namun, tidak dengan Charlles yang memang sejak awal sudah tahu jika putranya memang sudah mencintai seseorang, meski ia masih belum tahu, siapa seseorang itu.

"Siapa Alpha itu, Pooh?" tanya Charlles yang terlihat lebih tenang. Sedang mereka sempat membayangkan jika pria tersebut akan murka atas ketidak patuhan Tin yang sudah membangkangnya.

"Dia ... seorang Alpha berasal dari Soglio."

"Kapan kita bisa makan malam bersama?"

Tin menarik napas kuat, sebelum menatap Max yang masih duduk tenang di sampingnya.

"Secepatnya Ayah."

"Sebaiknya kau lekas memperkenalkannya kepadaku," angguk Charlles, "dan ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan."

"Ada apa Ayah?"

"Apa Rhodes bersamamu?"

Tin terdiam sejenak, tak hanya Rhodes tetapi juga adiknya Ashlle yang entah kondisinya seperti apa sekarang.

"Yah, Ayah."

Max menarik napas kuat. Tak berhenti gugup, dan entah mengapa hari ini Tin terus berkata jujur dan terbuka kepada ayahnya, seolah tak ingin menyembunyikan apa pun lagi. Hingga jadi sangsi jika Tin juga akan menutupi masalah Pavel.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang