CHAPTER 139

149 23 4
                                    

"Ah, jawaban yang cukup mengecewakan."

"Aku tak mungkin melupakannya Rolf. Kau pria baik yang pernah aku temui, seharusnya kau tahu jika aku tak mungkin melupakanmu, kau adalah pria pertama yang menjadi kekasihku."

"Sungguh?" Rolf Tampak berbinar, melangkah terlebih dulu, sebelum berjalan mundur di hadapan Pavel.

"Tentu saja."

"Ah, padahal aku berharap jika aku adalah cinta pertamamu," balas Rolf kembali sejajari langkah Pavel dan mereka yang berjalan berdampingan menuju Villa dengan keheningan. "Pew."

"Yah?"

"Terima kasih karena pernah menyukaiku," ungkap Rolf yang merasa sangat bersyukur, pernah menjadi bagian dari Pavel, meski hubungan mereka tak bertahan lama.

"Haruskah kau berterima kasih padaku?"

"Hmm, aku merasa jika itu memang harus, meski hubungan kita berlangsung sangat singkat, tapi aku sangat beruntung karena pernah memilikimu."

Pavel kembali tersenyum, mengalihkan pandangan ke arah Villa sebelum kembali menunduk. Merasakan kegelisahan hatinya yang hadir secara tiba-tiba.

"Apa mereka baik-baik saja sekarang?" tanya Pavel tiba-tiba dengan pertanyaan yang keluar begitu saja dari mulutnya.

"Yah, mereka selalu terlihat baik-baik saja selama ini, aku rasa."

"Syukurlah."

Pavel berhenti di balik pagar yang terbuat dari kayu sebagai pembatas untuk masuk keberanda samping menuju Villa, dan lebih memilih duduk di sebuah kursi yang juga terbuat dari kayu, tepat di bawah pohon rindang yang hanya di terangi cahaya bulan.

"Tak masuk ke dalam? Kita bisa duduk di beranda sambil menikmati wine," tawar Rolf.

"Tidak perlu, aku rasa masih membutuhkan udara segar, dan di sini cukup menyenangkan," balas Pavel yang sebenarnya sudah tak ingin bertemu Tin lagi.

"Baiklah, di sini juga sangat menyenangkan." Rolf ikut duduk di samping Pavel yang kembali diam, entah sedang memikirkan apa. "Ada apa?" Bertanya ketika mendapati wajah muram Pavel, dan sungguh ia tak menyukai itu.

"Sejujurnya ... Earth baru saja menemuiku beberapa saat lalu."

"Earth? Apa yang dia lakukan?" tanya Rolf cukup terkejut.

"Dia baru saja memintaku untuk membujuk Tin agar mau menerima hatinya," balas Pavel masih menunduk.

"Apa?"

"Dia bahkan bercerita banyak padaku, tentang hubungannya dengan Tin, dan juga sikap Tin yang selalu mengabaikannya."

"Apa kau pikir tak ada maksud lain dari pria itu?"

"Tidak, aku rasa Earth benar-benar kesulitan menghadapi Tin," balas Pavel. 

Hening.

"Rolf, bisakah kau membantuku untuk membicarakan ini kepada Tin? Beritahu dia untuk tak selalu mengabaikan Earth," sambungnya mengangkat kepala, menatap Rolf di sampingnya.

"Aku tak akan melakukan itu."

Pavel mengerutkan kening.

"Apa kau pikir Tin akan menurutiku?"

"Tapi Rolf ...."

"Sebaiknya orang lain tak ikut campur, kalau mereka cocok, maka cocok, kalau tidak, berarti tidak. Orang lain tak bisa membantu mereka," sela Rolf.

Pavel terlihat berpikir sejenak, sebelum menghela napas panjang. "Kau benar, tapi ...."

"Pew, bisa kau hentikan saja?"

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang