CHAPTER 81

296 41 2
                                    

"Lalu di mana dia?"

"Villa."

"Apa kita akan kembali ke Greenwich?"

"Yah," angguk Max, "kau akan bersama Rolf, dan aku masih akan menemani Tuan Krittin di sini." sambungnya hingga membuat perasaan Pavel kembali gelisah.

Merasa jika Max sedang menyembunyikan sesuatu padanya. Tak mungkin Tin akan menetap di sini jika kondisinya baik-baik saja. Terlebih Max harus menemaninya.

"Uncle, apa Tin benar baik-baik saja?"

"Yah, Tuan Krittin baik-baik saja, kau tak perlu khawatir."

"Bagaimana jika kau istirahat sebentar? Kau harus benar-benar pulih agar bisa keluar dari rumah sakit, kau terlihat mulai tak betah di sini, " sambung Rolf.

Sedang Max hanya terdiam, amati sikap Rolf yang begitu perhatian dan terlihat sangat menyayangi Pavel, hingga ia sangsi jika pria itu akan menyakiti Pavel. Yang ia lihat hanya Pavel yang mungkin bisa menyakitinya, sebab terlihat jelas jika pria itu hanya memikirkan Pavel.

"Baiklah, sejujurnya aku ingin lekas kembali." Pavel kembali merebahkan tubuhnya.

"Maka lekaslah pulih, aku akan keluar sebentar, tak masalah, 'kan?" tanya Rolf.

Tak menjawab, dan hanya anggukkan pelan dari Pavel, biarkan Rolf merapikan selimutnya, mengusap kening, sebelum melangkah keluar.

"Aku akan kembali, istrahatlah," sambung Max, sebelum keluar dari ruangan tersebut.

Hingga beberapa menit berlalu, ketika Pavel terlihat beranjak dari pembaringannya, melangkah ke arah pintu dan berdiri di sana, dengan botol infus yang masih di pegangnya.

"Apa kau tahu siapa mereka?" tanya Rolf yang jelas terdengar di pendengaran Pavel.

"Aku rasa mereka orang-orang suruhan Diego," jawab Max yang membuat jantung Pavel berdebar kencang. Ia mulai tahu siapa Diego Braga, dan apa tujuan pria itu, ia pun sudah tak terkejut lagi mendengar nama itu.

"Aku rasa, mereka tak mendapatkan perintah dari Diego."

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu jika aku sudah mengawasi Pavel sejak awal ia di sini, dan tak ada yang mencurigakan. Kita sudah tahu pergerakan Diego seperti apa, dan apa yang terjadi dengan Pavel bukanlah hal yang akan di lakukan oleh orang-orang Diego. Ular berbisa dan penculikan, aku rasa selama ini mereka tak pernah melakukan hal tersebut. Karena orang-orang Diego akan langsung mengeksekusi musuh saat itu juga, dan tak melakukan hal demikian."

"Apa kau yakin?"

"Yah," angguk Rolf sangat yakin, "aku sudah mengikuti mereka sejak dulu, mempelajari gerak-gerik dan permainan mereka. Jadi aku tahu, jika apa yang terjadi dengan Pavel adalah atas perintah orang lain tapi masih berhubungan dengan Diego."

Max terlihat berpikir. Dan apa yang di katakan Rolf memang benar. "Kau mencurigai seseorang?"

"Masih abu-abu, tapi aku pastikan akan menemukan pelakunya."

"Aku yakin kau bisa melakukannya. Seandainya saja Tuan Krittin tak menghabisi mereka semua, mungkin kita bisa mendapatkan informasi dari salah satu di antara mereka."

"Apa tak ada yang tersisa?"

"Yah, semunya tewas. Kau tahu jika Tuan Krittin tak bisa di kendalikan jika sedang dalam keadaan murka."

Pavel memegangi dada saat mendengar ucapan Max. Entah mengapa ia selalu sesak napas jika mendegar Tin membunuh banyak orang, selama ia berada di sisi Tin, entah sudah berapa nyawa yang pria itu lenyapkan.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang