CHAPTER 93

341 40 0
                                    

"Nona Allyse?!"

"Di mana Pooh?" tanya Allyse melepaskan jas, sambil berjalan. Hendak naik ke anak tangga lantai dua.

"Tuan muda ...."

Kalimat Akirra tertahan di tenggorokan, dengan pandangan yang tertujuh ke arah lantai dua, tepat di atas kamar Tin yang masih tertutup.

"Ada apa?" tanya Allyse dengan kening mengernyit, tatapi Akirra sebelum mengalihkan pandangan ke arah kamar Tin.

"Tuan muda, sedang memiliki seorang tamu ...."

"Di dalam kamar?" tanya Allyse menyela.

"Ya ... yah." Akirra kedapatan gugup.

"Seorang perempuan, Alpha, atau Omega?"

Akirra hanya bisa mengangguk, ketika melihat Allyse yang tengah mengatur napas, sebelum menarik napas cukup panjang.

"Si brandal itu," umpat Allyse, melangkah naik ke dua anak tangga sebelum menghentikan langkah kakinya sambil memijat tengkuk leher dengan satu tarikan napas panjang, "aku akan ke danau, aku rasa aku butuh udara segar," sambungnya kembali menuruni anak tangga dan melangkah menuju pintu beranda.

"N-nona Allyse ...."

"Yah, Akirra. Ada apa lagi?" tanya Allyse kembali menghentikan langkah kakinya. Menatap Akirra yang terlihat gelisah.

Bagaimana tidak. Ada Pavel di danau, dan Allyse masih belum tahu tentang keberadaan Pavel, juga siapa Pavel sebenarnya.

"Akirra. Ada apa?" tanya Allyse bersidekap. Buyarkan lamunan Akirra.

"Xena memiliki seorang kemenakan, dan ... tinggal bersamanya di sini," balas Akirra dengan jawaban yang begitu saja terlintas di dalam kepalanya. Dan hanya itu yang ia rasa sangat masuk akal untuk di terima Allyse.

"Kemenekan?"

"Yah, Nona," angguk Akirra sekali lagi, "dia berasal dari Soglio, dan melanjutkan sekolah di sini. Xena membawanya, atas persetujuan Tuan Krittin."

"Begitukah?" tanya Allyse terlihat cukup terkejut.

Sebab yang ia tahu, Tin tak menyukai orang asing berkeliaran di Mansionnya, bahkan Tin menolak ketika Allyse hendak tinggal bersamanya. Lalu mengapa sampai ada orang asing di Mansion dengan Tin yang menerimanya begitu saja.

"Lalu di mana dia?"

"Danau."

"Di malam hari?" tanta Allyse mengernyit, sambil melirik jam yang melingkar di lengannya.

"Yah, Nona."

"Baiklah, aku akan menemuinya," balas Allyse melanjutkan langkahnya, sebelum Akirra menyebutkan nama Pavel.

Tetapi di detik kemudian, Allyse kembali menghentikan langkah kakinya, berdiri sambil berkecak pinggang. Terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Apa ada sesuatu, Nona?" tanya Akirra ikut kebingungan.

"Apa dia seorang Alpha?"

"Maaf?!"

"Kemenakan Xena."

"Ah, yah ... dia seorang Alpha," angguk Akirra.

Allyse kembali terdiam, sebelum alihkan pandangan ke arah balkon, tepat di kamar Tin. Dan kembali menatap Akirra dengan kening mengernyit, seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Bagaimana hubungan mereka?"

"Hah?!"

"Alpha itu dan Pooh. Karena jujur, aku cukup terkejut ketika mendengar ada orang asing di Mansion ini. Aku rasa kau juga tahu jika Pooh tak menyukai orang asing berkeliaran di sekitarnya. Terlebih Xena tak di sini sekarang."

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang