"Mau menemaniku? Bukankah kita sudah sangat lama tak ke danau?" tanya Pavel sebelum beranjak dari duduknya, berjalan melewati jalan setapak yang tak cukup terang, juga hunian belakang menuju sebuah danau dan duduk di pinggiran dermaga bersama Louie di sampingnya.
__
__
Tiga jam sebelumnya.
BRAK!
Pintu apartemen terbuka dengan paksa, bersamaan dengan sekelompok orang bertopeng yang terlihat memasuki ruangan.
Sedang Bellova yang sedang berdiri di depan counter dengan segelas juice di tangannya masih tak menyadari, jika saat ini apartemennya sedang di kunjungi oleh sekelompok gangster, yang entah sedang mencari apa, dengan senjata di tangan mereka masing-masing.
Menyiapkan kencan yang sempurna untuk sang CEO di pondokkan cukup melelahkan, ia harus menempuh jarak cukup jauh, dan mungkin akan membutuhkan istrahat yang cukup sebelum kembali beraktifitas esok harinya. Berusaha menahan perasaan cemburu, dan sakit. Sungguh menyebalkan, tapi tak bisa menolak sebab sangat ingin melihat sang pria bahagia.
Shit!
Umpat Bellova yang masih belum bisa menghilangkan perasaannya terhadap Rolf, di antara kesal dan bahagia, sebab merasa telah melihat Rolf yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, berbeda dari seorang Rolf yang dulu.
"Nona Bellova?!" tanya seorang pria, dengan topi yang menutupi setengah wajahnya.
Pria bertubuh tinggi, tegap, bersuara bariton, terdengar berat, menghampiri Bellova yang sontak terkejut bersamaan dengan gelas yang terjatuh dari tangannya. Tak bisa menghindar lagi ataupun mundur kebelakang sebab counter menghalangi tubuhnya. Sedang sang pria sudah berdiri tepat di hadapannya, dengan senjata di tangan. Menatapnya tajam.
"Siapa kamu? Apa yang kalian lakukan di rumahku?"
"Kita tak punya butuh waktu untuk saling memperkenakan diri, bagaimana jika kau katakan saja di mana Rolf Logan?" Sang pria terlihat tak ingin berbasa-basi.
"Ada urusan apa kau dengannya?"
"Sudah aku katakan, kita tak memiliki banyak waktu untuk saling mengobrol, kenapa kau masih tak mengerti juga?"
Sang pria melepaskan satu tembakan tepat di samping Bellova yang spontan membuat wanita itu terkejut, dan langsung menutupi kedua telinganya rapat.
"Kau, jalang! Bisakah kau katakan saja di mana dia? Tanpa membuang waktu kami?" sahut seseorang wanita bertopeng yang langsung melangkah lewati sang pria bertopi. Tanpa aba-aba mencengkram rambut Bellova dengan belati di tangannya.
"Aku tak sebodoh itu, jika kalian benar-benar membutuhkannya, kenapa tak mencarinya sendiri saja?" balas Bellova meringis kesakitan, sebelum lepaskan satu tendangan tepat di perut sang wanita hingga cengkraman tangannya terlepas dari rambut Bellova.
DOR!
ARRGH ...!
Satu peluru bersarang di sisi kiri perut Bellova, hingga membuat wanita itu meringkuk menahan sakit, bersamaan dengan darah segar yang merembes keluar.
"Kau cukup angkuh dan keras kepala, masih bisa berbicara meski tahu jika kau akan mati hari ini," ujar sang wanit tersenyum di balik topengnya, berdiri di dekat tubuh Bellova yang kesakitan.
"Kau pikir aku takut? Kita semua akan mati," sahut Bellova.
Sedikit pun ia tak merasakan takut, meski ia bisa melihat beberapa orang bertopeng kini berdiri tak jauh darinya dengan senjata mereka masing-masing, dan sepertinya mereka memang berniat datang ke apartement untuk menghabisi nyawanya, setelah mendapatkan informasi tentang Rolf. Entah apa yang mereka inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK&WHITE
حركة (أكشن)Krittin Selsmire "Kamu hanya akan bergantung pada keputusan yang aku ambil, setiap bagian dari dirimu adalah milikku. Kamu bisa hidup dan mati hanya atas kehendakku." Pavel Moon "Aku tak ingin menyakiti hatiku dengan terus memikirkanmu. Aku akan ber...