CHAPTER 69

209 32 2
                                    

"Apa kau tahu, siapa kedua orang tua Tuan Pavel?" tanya Xena yang membuat Akirra terdiam hingga beberapa saat.

Pria itu tahu jika mereka sedang membicarakan masalah yang sensitif sekarang, dan mereka di larang untuk mengungkit masalah tersebut sekalipun.

"Xena, kau tahu, 'kan? Jika pembahasan kita kali ini sangat sensitif?"

"Aku tahu, tapi ... aku rasa tak masalah jika aku mengetahui masalah ini, 'kan? Kau bahkan mengetahuinya, lalu kenapa aku tak boleh mengetahuinya?"

"Mungkin Tuan Krittin memiliki alasannya sendiri. Mengapa kau tak boleh mengetahui hal ini," balas Akirra yang masih enggan membuka mulut.

"Apa pun alasannya, aku berhak tahu. Aku sudah bersama Tuan Pavel selama dua belas tahun, dan aku rasa tak adil jika kalian menyembunyikannya dariku."

Akirra kembali menarik napas kuat, entah berapa banyak oksigen lagi yang ia butuhkan saat ini.

"Aku tahu, jika kedua orang tua Tuan Pavel adalah salah satu bagian dari Phoenix Families," sambung Xena yang cukup membuat Akirra terkejut.

"Kau mengetahuinya?"

"Hanya sebatas itu."

"Lalu dari mana kau mengetahuinya?"

"Tuan Max."

Akirra mengernyit. Merasa tak masalah, jika Xena mengetahui tentang Isonoe dan Russell. Yang tak lain adalah kedua orang tua Pavel. Akirra sendiri pun baru mengetahui identitas mereka beberapa bulan lalu, ketika Tin sudah mempercayainya untuk memegang rahasia tersebut. Dan entah di sengaja atau tidak, sebab malam itu kondisi Tin sedang mabuk berat, dan mulai bercerita banyak kepada Akirra.

"Tuan Isonoe, dan Nyonya Russell. Mereka adalah kedua orang tua Tuan Pavel," ucap Akirra yang cukup membuat Xena terkejut. Sebab merasa tak asing degan nama tersebut.

"T-tuan Isonoe?" Xena semakin cemas.

"Yah, Tuan Isonoe yang berasal dari Mars Families. Dia adalah kakak dari Tuan Axel. Dan Tuan Joe adalah adik dari mendiang Tuan Casey. Kakek Tuan pavel."

Xena yang tak sadar lansung membekap mulut sendiri. Ternyata mereka sangat dekat satu sama lain, tetapi mengapa Tin tega melakukan hal demikian? Itulah yang ada di dalam pikiran Xena saat ini.

"Oh Tuhan, apa itu benar? Kau tak salah, 'kan?" Xena masih tak ingin mempercayai hal tersebut.

"Aku tak mungkin salah. Xena. Dan kau akan percaya jika sudah melihat mereka."

Akirra mengeluarkan ponsel, mengetik nama 'Mars Isonoe' di pencaharian, sebagai pengusaha sukses. Dan tanpa menunggu lama, semua profil tentang Mars Isonoe terpampang di layar ponsel Akirra, lengkap dengan foto pria tersebut. 

"Kau bisa melihatnya," sambungnya memberikan ponsel tersebut kepada Xena yang langsung menjatuhkan ponsel yang baru di pegang dan di lihatnya selama beberapa detik.

"Xena? Ada apa?"

"Oh Tuhan. Tidak, tidak mungkin ... tidak ...."

Xena menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang di lihatnya, wajahnya berubah pucat, semakin ketakutan.

"Xena, bisa kau katakan padaku apa yang terjadi?" tanya Akirra mengambil ponsel dan meletakkannya di atas meja.

"Akirra, aku ... aku pernah ... pernah melihat mereka. Tidak, aku ... aku bertemu mereka, aku bahkan berbicara dengan mereka. Akirra ... aku ketakutan ...."

"Xena, aku mohon tenanglah. Sikapmu sekarang akan membuat mereka curiga jika melihatnya," balas Akirra berusaha menenangkan Xena dengan meraih kedua telapak tangan wanita itu untuk di gengamnya erat. Hingga beberapa menit berlalu, ketika Xena terlihat lebih tenang, "sekarang ceritakan padaku, kapan kau melihat mereka? Di mana? Dan bagiamana bisa kalian saling mengobrol?" sambungnya yang terlihat lebih tenang, meski perasaannya juga merasakan takut dan gelisah.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang