"Apa benar begitu?"
"Yah, kau tak pernah terlihat sekalipun,hingga aku sempat khawatir, sekaligus penasaran. Ingin tahu kabarmu, tapi sedikit lega karena ada dokter di tiap harinya yang selalu memeriksa kondisimu, hingga pada akhirnya aku tau jika kau baik-baik saja."
"Dan sebelum aku kehilangan ingatanku?"
"Kau mengalami kecelakaan mobil malam itu."
"Apa?"
"Kau tak sengaja tertabrak oleh pengendara lain ketika sedang berlarian di pinggiran jalan pada malam hari."
"Malam hari? Bukankah kau sendiri yang berkata jika aku tak pernah keluar dari Villa sekalipun, lalu bagaimana bisa aku tiba-tiba berada di pinggiran jalan pada malam hari?" tanya Pavel yang semakin merasakan keanehan. Namun, tak mengingat sedikit pun, hingga kepalanya tiba-tiba pening ketika berusaha mengingat semuanya.
"Aku juga tidak tahu, mengapa kau sampai berada di luar Villa malam itu, dan siapa yang menabrakmu."
Kepala Pavel semakin pening, merasa jika penglihatannya mulai kabur. Dan ketika memejamkan mata dengan tiba-tiba ia melihat bayangan seorang anak kecil yang sedang berlari, hingga satu mobil menabraknya dengan sengaja.
Napas Pavel seketika sesak. Anak itu terpental cukup jauh dan tak sadarkan diri, dengan luka kepala yang terlihat cukup parah.
"Oh Tuhan, TOLONG SELAMATKAN DIA ...!" jerit Pavel dengan tiba-tiba, hingga tak menyadari jika ia sudah menangis histeris.
"Mu, ada apa denganmu?" Juan yang panik langsung menggenggamnya telapak tangan Pavel erat.
"J-juan ...."
"Astaga, kau membuatku khawatir. Ada apa denganmu?" tanya Juan yang masih menggenggam telapak tangan Pavel dan tak melepaskannya.
"Juan, bisa kita pulang sekarang? Aku merasa tak baik-baik saja, kepalaku terasa sangat sakit sekarang." Pavel mulai berkeringat dan mual.
"Baiklah, kita pulang sekarang." Juan yang tanpa aba-aba langsung menggendong tubuh lemas Pavel di atas punggungnya. "Kita akan ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisimu," sambungnya tak berhenti khawatir. Semakin mempercepat langkahnya, sungguh ketakutan saat melihat wajah Pavel yang seketika pucat.
"Tidak perlu Juan, bawah saja aku ke pavilium," tolak Pavel yang masih memejamkan mata.
"Tapi kondisimu memburuk Mu."
"Aku selalu seperti ini Juan, kau hanya tak biasa melihatku."
"Jadi, kau sering sakit?"
"Yah, kata Allyse aku memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan gampang sakit, karena selalu mengkonsumsi banyak obat-obattan."
Yah, tentu saja. Aku sangat sering melihatmu terluka, dan entah berapa banyak obat-obatan yang selalu kau konsumsi selama ini.
Juan mendorong pintu pavilium dengan kakinya hingga terbuka lebar, dan merebahkan tubuh Pavel di atas sofa. Tak ingin langsung membawanya ke kamar, sebab Pavel perlu ganti baju karena mereka baru saja keluar dari hutan.
"Aku akan menyiapkan air hangat untukmu, bersihkan tubuhmu dan istirahatlah," ucap Juan melangkah menuju pantri untuk merebus air. Hingga beberapa menit berlalu, "kau bisa membersihkan tubuhmu menggunakan air hangat, aku akan kembali ke hutan mencari dedaunan untuk di jadikan ramuan. Kau butuh herbal," sambungnya.
"Terima kasih, Juan." Pavel kembali memejamkan matanya, ketika rasa pening kembali menyerangnya, merasa jika kepala akan meledak. "Oh Tuhan, ada apa denganku." Pavel memijat keningnya kuat, merasa sangat sekarat. Semakin memikirkan banyak hal membuat kepalanya serasa ingin meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK&WHITE
ActionKrittin Selsmire "Kamu hanya akan bergantung pada keputusan yang aku ambil, setiap bagian dari dirimu adalah milikku. Kamu bisa hidup dan mati hanya atas kehendakku." Pavel Moon "Aku tak ingin menyakiti hatiku dengan terus memikirkanmu. Aku akan ber...