CHAPTER 131

153 18 0
                                    

"Tak banyak, mereka hanya mencambukku, dan setelah puas, mereka mengencingiku."

Tin mengunyah geraham di dalam mulut, benar-benar tak terima dengan perlakuan mereka kepada Rolf. "Apa kau sudah tahu siapa yang menculikmu?"

"Marley?"

"Tsk, sayanganya kau salah, dia bukan Marley."

"Apa?"

"Seperti yang kau dengar. Marley tak terlibat sedikit pun atas penculikan ini."

"Lalu?"

"Kau bisa ikut Akirra di ruang bawah tanah, untuk bertemu seseorang yang mungkin kau kenal," balas Tin, mengalihkan pandangan ke arah Akirra yang langsung beranjak dari duduknya.

"Silahkan, Tuan," balas Akirra mempersilahkan Rolf sebelum melangkah terlebih dulu, menyusul Rolf dengan rasa penasaran. Sedang Tin masih duduk di kursinya bersama Max sambil menikmati wine-nya.

Sedang di ruang bawah tanah, tepatnya di sebuah tempat yang lebih tertutup, cukup steril dan bersih, hingga lebih terlihat seperti ruang perawatan, terlihat Rolf yang langsung masuk ke dalam ruangan, tampak bingung ketika pandangannya tertuju ke arah tempat tidur yang di sana terlihat seseorang yang sedang terbaring, dan sepertinya ia baru saja menjalani sebuah operasi, melihat beberapa alat yang masih menempel di sebagian tubuhnya, meski seadanya.

"Siapa dia?" tanya Rolf yang masih berdiri.

"Salah satu sandera Tuan Krittin."

"Sandera? Seorang gadis?"

"Yah."

"Lalu, apa yang terjadi dengannya?"

"Tuan Krittin menginginkan semua organ tubuh gadis itu."

"Apa?"

"Dan Tuan Krittin baru saja mengambil satu ginjal miliknya."

Rolf menghela napas panjang. "Apa kesalahan gadis itu?"

"Dia adalah dalang dari penculikan yang terjadi kepada Tuan Pavel ketika di Swiss, dan pada penculikan yang terjadi dua minggu lalu, juga kepada Anda."

"Benarkah?" Rolf mengernyit.

Awalnya ia tak berniat untuk melihat sosok yang terbaring di sana, tetapi ketika mendengar rentetan kejahatan yang sudah di lakukan, Rolf akhirnya melangkahkan kaki mendekati tempat tidur tesebut, dan benar saja. Rolf tak mampu menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat sosok yang masih terbaring di sana.

"Dia adik perempuan Rhodes Hedlun yang identitasnya di sembunyikan selama ini, dan bekerja untuk Ernesto," jelas Akirra.

Sedang Rolf masih terdiam, menatap wajah gadis yang masih memejam di hadapannya. Tampak tak asing, hingga ia bisa langsung mengingat wajah itu, wajah yang pernah ia lihat di Swiss ketika itu, gadis yang ia lihat cukup mencurigakan, dan benar saja. Gadis ini adalah dalang dari penculikan yang terjadi kepada Pavel waktu itu, dan juga beberapa hari lalu, dan itu karena dirinya. Mengingat jika mereka memang pernah berkencan, meski tak lama.

"Siapa nama gadis ini?" tanya Rolf tak lepaskan pandangan dari Ashlle.

"Ashlle Hedlun."

Kening Rolf tampak mengernyit. Ia akhirnya mengingat semuanya. Ashlle adalah salah satu sahabat dari Marley, ia mengenal Ashlle juga dari Marley, sempat berkencan dan akhirnya memutuskan hubungan. Bersamaan dengan insiden kebakaran yang terjadi hingga akibatkan Marley terluka. Namun, yang membuat Rolf tak habis pikir, mengapa Ashlle sampai senekat ini, dan sangat bersemangat untuk melukai Pavel juga dirinya.

Hingga di menit kemudian, ketika kedua mata Ashlle terbuka dengan perlahan, ia mulai sadarkan diri setelah mejalani operasi pengangkatan ginjal yang sampai sekarang masih merasakan sakit, sebab tak cukup obat bius untuk meredamnya. Itu terbukti ketika Ashlle terlihat meringis, sebelum pandangannya fokus kepada sosok di hadapannya.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang