CHAPTER 104

174 26 1
                                    

"Yah, karena mulai dari sekarang kita akan selalu bertemu satu sama lain."

"Maksudnya?" kening Tin mengernyit.

"Mom and Dad akan tinggal lebih lama di Greenwich, dan aku juga akan melanjutkan kuliah di sini, aku rasa kita akan terus bertemu, mungkin setiap hari."

Tin memijat tengkuk leher semakin pening. Ada apa lagi sekarang? Di mana ia harus membawa Pavel untuk bersembuyi sekarang? Sedang Isonoe dan Ruseell berkeliaran di sekitar mereka.

"Kau terlihat cemas, bukankah seharusnya kau senang?"

"Senang?"

"Kata Ayah Charlles, kau akan menjagaku ...."

"Aku bukan seorang Babysister."

"Kau bisa menjadi Bodyguard-ku."

"Aku sibuk. Aku memiliki banyak pekerjaan di kantor, dan tidak mungkin ...."

"Ayah Charlles yang menginginkan itu," sela Earth.

"A-apa?!"

"Dad and Mom juga tak keberatan aku rasa," sambung Earth yersenyum lebar hingga membuat kedua matanya tertutup juga dua lesung yang tampak di sudut bibirnya.

Tin mengusap wajah. Sebenarnya apa yang ayahnya rencanakan untuknya? Pernikahan konyol? Atau menjadi seorang Bodyguard untuk adik sepupu Pavel.

"Baiklah, kita akan membahas masalah ini nanti, aku rasa kita harus kembali ke mansion," balas Tin melangkah tinggalkan dermaga dengan langkah lebar.

Begitu juga dengan Earth yang dengan begitu semangat mengikuti langkah Tin, tanpa menyadari jika ada sebuah akar yang tak terlihat olehnya ketika melangkah dan membuatnya tersandung hingga merangkak di atas rerumputan dengan dagu menghantam sebuah benda keras.

"Auww ...." ringis Earth seketika menghentikan langkah kaki Tin yang langsung membalikkan badan.

"Ada apa ...." Kalimat Tin terhenti ketika melihat Earth masih dalam posisi merangkak dengan dagu yang terluka dan sudah di penuhi darah.

"A-aku berdarah? Oh Tuhan ... darah ... aku berdarah ...."

Di antara panik dan ketakutan, Earth terus histeris hingga membuat Tin kalang kabut dan langsung berlari mendekati Earth untuk membantunya untuk berdiri.

"Maaf," ucap Tin yang tanpa aba-aba langsung merobek lengan baju yang kenakan oleh Earth, hingga membuat Omega itu terkejut setengah mati.

"Apa yang kau ... lalukan?!"

Tin lekas menutup luka di dagu Earth, untuk mencegah darah agar berhenti menitik.

"Dagumu terluka, karena terbentur batu," balas Tin saat melihat batu di balik rerumputan, sebelum alihkan pandangan ke arah kaki Earth, hingga tahu penyebab Omega itu kenapa bisa tersandung.

"Apa lukanya parah? Oh Tuhan, ini sungguh perih."

"Kau tak perlu panik, kau baik-baik saja," balas Tin, "seharusnya kau tak menggunakan sepatu itu ketika hendak ke mari," sambungnya.

"Aku lupa menggantinya," balas Earth hampir menangis.

Tin menarik napas kuat, lupa jika Earth masih berusia enam belas tahun. Berbeda dengan Pavelnya yang sudah dewasa. Bahkan Pavel tak pernah menangis meski mendapatkan luka parah di tubuhnya. Dan mengapa sekarang ia jadi membandingkan antara Pavel dan Earth? Jelas mereka berbeda.

"Kau bisa berjalan?" tanya Tin.

"Aku kesulitan," balas Earth yang memang merasa jika pergelangan kakinya terkilir.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang