CHAPTER 128

145 22 0
                                    

"Terima kasih Tin, tapi apa kau tak keberatan jika Earth tinggal bersamamu selama aku pergi?"

Tin menelan ludah dengan susah payah. Sejujurnya, hanya Pavel satu-satunya orang yang ia perbolehkan untuk tinggal di Mansion.

"Yah, tentu saja. Itu tak masalah," angguk Tin kembali mengiyakan sesuatu yang bertentangan dengan hatinya.

Ia merasa sungguh kejam sekarang, sebab tak hanya membiarkan Pavel pergi darinya, tetapi sekarang ia juga membiarkan orang lain masuk ke dalam rumah yang seharusnya hanya Pavel yang menjadi ratu di istananya.

"Dan satu hal lagi," sambung Russell dengan pandangan yang tertuju ke arah Akirra kali ini. "Akirra?!"

"Iya, Nyonya."

"Apa, Pavel adalah teman dekatmu?" tanya Russell tak terduga dan cukup membuat jantung ke tiga pria yang duduk di hadapannya berdebar dengan sangat kencang. Namun, seola terdidik, mereka cukup pandai menyembunyikan perasaan gugup dan bisa bersikap seperti biasa.

"Iya Nyonya."

"Apa aku boleh bertemu dengannya?"

Akirra terdiam tak bisa mengatakan apa pun.

"Maaf, membuatmu bingung. Aku hanya menyukai anak itu dan ingin bertemu dengannya lagi. Itu jika kau tak keberatan untuk memperkenalkan temanmu padaku," sambung Russell.

"Tentu saja tidak, aku akan memperkenalkan Pavel dengan senang hati, hanya saja. Pavel sedang tak berada di Greenwich saat ini," balas Akirra berbicara cukup lancar, meski jantungnya semakin berdebar kencang.

"Maksudnya? Apa Pavel sedang bepergian?" tanya Russell yang sudah terlihat murung.

"Iya Nyonya. Pavel dan keluarganya memilih untuk menghabiskan liburan musim semi di Perancis untuk beberapa minggu kedepan. Maaf jika membuat Anda kecewa."

"Oh, sayang sekali." Russell terlihat kecewa.

"Kita akan menemuinya lain waktu, kau tak perlu sedih," sambung Isonoe memahami kesedihan istrinya yang sepertinya sudah jatuh hati kepada Alpha berwajah cantik yang ia lihat di mansion Tin.

Sedang Akirra masih terlihat tak tenang, merasa keterlaluan sebab sudah membohongi Isonoe dan Russell. Namun, ia tak punya pilihan lain kali ini. Bahkan sekarang ia berharap jika tak akan ada pertanyaan lagi, sebab ia benar-benar akan kesulitan kali ini, terlebih jika Isonoe dan Russell sampai menanyakan asal-usul, tempat tinggal, dan kedua orang tua Pavel padanya.

"Kapan Paman dan Bibi akan kembali ke Verona?" tanya Tin mengalihkan perhatian mereka.

"Akhir pekan ini."

"Ah, yah. Aku akan menjemput Earth segera."

"Terima kasih Tin, aku bahkan tak menyangka jika kau benar-benar bisa mengatasi sikap manja dan keras kepala Earth," balas Russell tersenyum.

"Aku hanya berusaha untuk mengimbanginya, Bibi."

"Kau pria yang baik, Earth sangat beruntung mendapatkanmu."

Tin tersenyum. Jika saja mereka tahu jika Pavellah yang memenuhi pikirannya saat ini.

"Oh iya, apa pengiriman barang di Busse berjalan dengan lancar?" tanya Isonoe mengalihkan pandangan ke arah Max.

"Yah, Tuan. Aku baru saja menerima pesan dari Tuan Charlles, jika semuanya berjalan dengan lancar."

"Syukurlah. Dan aku dengar ada insiden yang terjadi di Dark Alley," sambung Isonoe yang kini mengalihkan pandangan ke arah Tin.

"Ernesto kembali membuat ulah dan kali ini ia bermain-main dengan putra Paman Reagan," balas Tin, tanpa menunggu pertanyaan susulan dari Isonoe.

"Ernesto sudah menggali kuburannya sendiri."

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang