CHAPTER 41

291 44 5
                                    

"Luka di sudut bibirmu."

Pavel menyentuh sudut bibirnya yang masih terasa nyeri dengan senyum tipis seperti biasa seolah tak merasakan apa pun.

"Ah, ini?"

"Sebenarnya sudah sejak tadi aku ingin menanyakannya, ada apa dengan bibirmu? Maaf."

"Aku baru saja terjatuh," balas Pavel tersenyum sekilas, mengalihkan pandangan ke arah kamar Tin yang masih berdiri di sana, mengawasi mereka dengan tatapan tajamnya. Hingga Pavel bisa merasakan jika gerak-geraknya sedang di awasi oleh pria bermata elang itu.

Apa kau tak suka jika Shanaye-mu dekat denganku?

"Pavel," panggil Shanaye buyarkan Pavel dari lamunan.

"Ya?!"

"Ada apa?" tanya Shanaye yang sedikit pun tak menyadari jika sejak tadi Tin terus mengawasi mereka.

"Tidak apa-apa."

"Emm, apa itu alasanmu memakai hoodie ke kampus?"

"Yah."

Selain untuk menghindari kalian semua, meski itu tak berhasil.

"Aku mengerti," angguk Shanaye.

Lalu bagaimana dengan bekas di lehermu? Aku yakin jika itu bukan karena kau terjatuh.

Shanaye mengamati leher Pavel yang memar. Biasanya pria itu akan menggunakan syal untuk menutupi bekas lebam di lehernya. Namun, kali ini sepertinya ia melupakan itu.

"Soal Glad. Aku minta maaf dengan sikap buruknya padamu, dan aku harap kau tak mengambil hati. Dia pria yang baik, hanya perangainya saja yang kadang menyebalkan," sambung Shanaye.

"Aku tak menyukainya," balas Pavel berterus terang.

"Yah, aku mengerti. Semua orang pun demikian, terlebih para Omega yang cukup segan padanya ketika baru melihatnya, mereka tak menyukai karena sikapnya. Tapi, setelah lama mengenalnya, mereka akhirnya tahu jika dia memang pria yang baik."

"Mungkin aku hanya perlu bersabar menghadapinya. Sungguh jauh berbeda dengan pria periang yang lainnya."

"Genovese?"

"Emm," angguk Pavel.

"kau benar, dia pria yang selalu ceria. Sangat bertolak belakang dengan pamannya."

"Paman?"

"Yah, Glad adalah adik dari Ibu Genov, meski demikian sikap mereka cukup bertolak belakang. Dan selain mereka berdua, kita juga memiliki satu teman lagi. Dia seorang gadis yang juga sangat ceria. Namanya Ashlle, yang masih memiliki hubungan kerabat dengan Glas dan Genov," terang Shanaye yang terlihat bersemangat menceritakan tentang teman-teman sekelasnya.

Sedang Pavel mulai kebingungan, setelah kembali mengingat peraturan yang di berikan oleh Tin padanya. Dan sangat berharap jika pria itu akan berubah pikiran, jika tahu Shanaye dan dirinya sekelas di kampus.

"Pavel."

"Yah?!"

"Aku harap kita bisa berteman baik."

"Tentu."

"Shanaye?!"

Suara berat seketika kejutkan mereka, dan di sana terlihat Tin yang sudah berdiri, bahkan melangkah mendekati mereka.

"Dear?" sambut Shanaye tersenyum dengan begitu manis. Namun, tak beranjak dari duduknya. Sedang Pavel kembali membatu, menunduk dan enggan menatap pria di hadapannya.

"Bagaimana keadaanmu? Apa sudah membaik?"

"Yah, dan aku hanya butuh udara segar. Mau ikut bersamaku?" tanya Tin.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang