CHAPTER 157

170 20 0
                                    

"Tapi aku hanya ingin ke taman itu ...."

"Sayang, aku akan membuatkan taman untukmu, jika kau memang menginginkannya," balas Tin, menangkup wajah Pavel yang kini muram. Ia pun sudah menduganya, jika Tin akan kembali mengekangnya seperti dulu.

"Baiklah," angguk Pavel kembali tersenyum.

Seharusnya ia sudah terbiasa dengan sikap pria itu. Mengapa ia harus merasa bersedih? Toh kekasihnya melakukan hal demikian karena sangat menyayangi dan perduli padanya, tak ingin terjadi sesuatu padanya, meski aturan yang di buat sedikit berlebihan.

"Aku pergi sekarang, tutup pintumu. Aku akan menelponmu saat sudah di mansion," ucap Tin mengecup bibir Pavel sebelum melambaikan tangan dan melangkah pergi.

Tinggalkan Pavel yang masih berdiri dengan perasaan rindu yang kembali mendera, bahkan baru beberapa menit Tin meninggalkannya, tetapi ia sudah sangat merindukan pria itu.

"Perasaanku semakin besar padamu, aku pun sudah ketergantungan padamu," gumam Pavel, hendak menutup pintu, tetapi dengan tiba-tiba pintunya di tahan oleh seseorang dengan cepat.

"Hai ...."

"Kau lagi?"

Pavel cukup terkejut ketika dapati sosok Ocean yang sudah berdiri di depan pintunya dengan senyum menawan seperti biasa.

"Yah, aku lagi," angguk Ocean masih menahan pintu itu, saat Pavel berniat untuk menutupnya lagi.

"Apa lagi? Kau sedang di kejar siapa lagi kali ini?" tanya Pavel masih menarik pintunya, dan Ocean yang juga terus menahannya.

"Kali ini aku sedang tak di kejar oleh siapa pun."

"Lalu? Apa yang kau lakukan di sini?"

"Menemuimu."

Pavel menarik napas kuat dan dalam, entah apa yang sudah ia lakukan hingga pria di hadapannya sangat tertarik untuk menemuinya lagi. "Hari sudah malam, dan bukan saatnya untuk bertamu, Tuan."

"Aku hanya ingin mencari sesuatu di dalam apartementmu."

Kening Pavel mengernyit, bahkan kembali mendorong pintu dengan sangat kuat. "Apa yang ingin kau cari?"

"Sebuah kacamata, aku rasa telah menghilangkannya di sini."

"Aku tak melihatnya."

"Kau yakin?"

"Yah," balas Pavel yang memang tak sampai berpikir jika kaca mata yang ia dapat tergeletak di atas sofa adalah milik Ocean, dan kini kacamata tersebut sudah di bawah oleh Tin.

"Aku mohon, bisakah kau mencarinya sekali lagi? Aku akan menunggumu di sini, jika kau keberatan aku masuk ke dalam," pinta Ocean terlihat memohon.

"Aku akan mencarinya nanti."

"Aku ingin kacamata itu sekarang."

"Apa kacamata itu sangat penting bagimu?"

"Yah, bahkan sangat berharga."

Pavel kembali berpikir, hingga terdiam selama beberapa detik, sebelum akhirnya melepaskan pintu yang sejak tadi di dorongnya. "Kau bisa mencarinya di dalam, dan aku hanya memberimu waktu selama lima menit."

"Terima kasih."

Ocean lekas menerobos masuk sebelum mulai mencari kacamatanya di sekitar sofa, sebab marasa jika ia menjatuhkannya di sana. Sedang Pavel masih berdiri di balik pintu sambil bersidekap, menunggu dan mengamati Ocean yang terlihat begitu serius mencari, sampai berjongkok, dengan kepala nyaris menyentuh karpet untuk memeriksa di bawah kolom sofa.

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang