CHAPTER 11

505 70 3
                                    

"Tuan muda Krittin ...."

Kalimat Xena tertahan di tenggorokan, masih menatap Pavel yang terlihat biasa saja, tak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya sebab masih asik menulis di udara dengan gerakan telunjuknya.

"Dia di sini," sambung Xena hingga menghentikan gerakan tangan Pavel. Terlihat menarik napas panjang sebelum bangkit dari tidurnya dan duduk melipat kedua lututnya dengan hati yang mulai gusar.

"Aku ... tidak ingin bertemu dengannya, Xena." Pavel menatap wajah Xena yang terlihat khawatir dan langsung mengusap rambut legamnya dengan perlahan.

"Sayang, kau tak seharusnya bersikap demikian. Aku rasa, Tuan muda ke sini untuk mengunjungimu."

"Tapi aku tidak ingin di kunjungi olehnya, Xena. Dia pria kejam yang tak memiliki hati. Dingin, kasar, dan menyebalkan. Aku benar-benar tidak menyukainya."

"Sayang ...."

"Sudah sepuluh tahun berlalu, dan selama itu juga ia tak pernah berkunjung kemari sekalipun. Kenapa begitu tiba-tiba? Aku pikir dia sudah melupakan semuanya."

"Tuan muda tidak akan pernah melupakanmu, karena kalian berdua tidak akan bisa terpisahkan."

"Kenapa? Kenapa tidak bisa? Aku memiliki kehidupanku sendiri, dan dia tidak berhak untuk mencampuri kehidupanku, sudah cukup selama ini ia terus mengontrol kehidupanku hingga aku harus mengikuti semua keinginannya. Sebenarnya kenapa? Ada apa?" tanya Pavel yang kembali dengan perasaan marah dan kecewanya lagi.

Mendengar nama 'Krittin Selsmire' membuatnya sesak napas karena harus kembali mengingat segala kenangan buruk di sepuluh tahun yang lalu, dan Pavel tak bisa melupakan semua hal buruk tentang Tin dengan mudah. Masih tak habis pikir mengapa Tin seolah memegang kendali atas kehidupannya. Dan yang lebih membuatnya semakin tak mengerti sebab semua orang di sekitarnya seolah tunduk dan patuh pada perintah pria itu.

"Sebelum kedua orang Tuan muda meninggal dunia, mereka sudah terlebih dahulu menitipkanmu kepada keluarga Tuan Krittin. Dan sudah tugas Tuan Krittin untuk menjagamu seumur hidup. Sebab kau adalah tanggung jawabnya."

Jika memang demikian, mengapa ia tak menyukaiku, bahkan membiarkanku nyaris tenggelam di danau waktu itu.

Pavel tertunduk dalam, masih betah menyimpan rahasia tersebut dan sama sekali tak menceritakannya kepada siapa pun, termasuk Xena yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri.

"Meskipun demikian, tidak seharusnya seperti ini, 'kan? Mengendalikan kehidupanku seenaknya," balas Pavel masih menundukkan wajah dan menyenderkannya di atas kedua lutut yang masih ia peluk.

"Maafkan aku, jika hal ini membuatmu merasa tak nyaman."

"Kenapa harus kau yang meminta maaf, Xena. Semua ini bukanlah salahmu," balas Pavel memeluk tubuh wanita itu.

"Tidak, Tuan. Aku juga bersalah atas semua yang terjadi kepadamu. Aku harap kau bisa memafkanku suatu hari nanti."

Xena mengusap punggung Pavel lembut, sebelum mengecup sisi kepala anak itu dengan penuh kasih sayang.

"Kau tidak perlu merasa bersalah, Xena. Kalian sudah menjagaku dengan sangat baik, dan aku bersyukur memilikimu juga Akirra, bahkan kau memberiku Juan, sosok yang membuat hari-hariku jauh lebih menyenangkan. Jadi aku mohon. Berhentilah meminta maaf. Aku berjanji padamu jika tak akan mengeluh lagi. Maafkan aku, Xena," balas Pavel mengeratkan pelukan hingga beberapa saat sebelum melepaskan pelukannya, "kembalilah ke Villa, mungkin Tuan muda itu sudah mencarimu," sambungnya tersenyum simpul.

"Apa kau tidak akan ke Villa bersamaku? Tuan Krittin pasti akan menanyakanmu."

"Tidak, Xena. Aku rasa aku akan terus di sini, kau bisa mencari alasan untukku, aku mohon. Aku benar-benar tak ingin bertemu dengannya."

BLACK&WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang