.
「Terakhir」
»–R–I–M–«
.
[Side note, the author is channeling his inner Kiyoung by giving the last few chapters so many parts.]
“Lepaskan dia. Aku tidak akan meminta hal lain. Tolong…”
‘Kau sedang apa?’
“Dia sudah cukup menderita. Kau sudah menyiksanya tanpa henti, dan kau telah mengambil semua yang kau inginkan. Kau tidak perlu melakukan ini…”
‘Kenapa kau mencoba bernegosiasi dengan teroris? Meski aku disandera, kau tidak boleh melakukan itu.’
“Sudah cukup. Lebih dari ini…”
‘Lagipula, tidak mungkin Penjahat Song akan berkompromi.’
Kukira dia berlutut untuk mendapatkan kembali momentum, tapi tampaknya tebakanku salah.
‘Kau harus bertarung.’
Berasumsi bahwa dia bisa memulai percakapan dengan orang gila sangatlah tidak logis.
Apa yang Song Sookyung inginkan adalah menyempurnakan Dewa Senja.
Dia juga punya impian terbesar yaitu menerima tempat di sisinya, tapi.... Sepertinya itu hanya tujuan sampingannya.
Dia mungkin merasa bahwa terdapat makna yang besar agar Hyunsung menjadi Dewa Senja, membuatnya mengerahkan seluruh tenaganya untuk tujuan itu.
Tak heran, kondisi Kim Hyunsung saat ini tidak mengubah pemikirannya.
Mustahil bagi Song Sookyung untuk menilai situasi secara normal, menilai dia telah sepenuhnya ditaklukkan oleh iblis dan menjadi iblis itu sendiri.
Mungkin Kim Hyunsung yang sekarang, membuatnya marah.
Dia mungkin merasakan hal serupa terhadap Lee Kiyoung. Lagipula Dewa idealnya menampilkan sisi menyedihkan, membuat dia berpikir penampilan Hyunsung saat ini jauh dari apa yang dia pikirkan tentang Dewa Senja.
Dia tidak terlihat seperti orang yang patut dipuja dan didukung. Malah, dia tampak lemah dan terlihat runtuh. Terdapat ketakutan dan kegelisahan di matanya, dan armornya yang tergerus membuatnya tampak semakin lemah.
Bahkan di tangannya, pedang yang paling dia percayai, tampak tidak ada kekuatan sama sekali dalam genggamannya.
Dia sudah kehilangan minat bertarung.
‘Kau tidak perlu terlalu memikirkan situasi ini karena itu hanya akan membuat psikopat itu semakin marah, Hyunsung. Aku tidak percaya kau tidak bisa membuat penilaian yang logis sekarang.’
Kelihatannya dia hanya memikirkan skenario dimana jiwaku akan dirampas.
‘Dia hanya menggenggam jerami.’
Mungkin semua ini membuatnya takut. Dia tidak peduli dengan rasa sakitnya. Dia hanya tahu bahwa dia tidak mau aku disiksa lagi setelah sekian banyak siksaan sebelumnya.
Dia berpikir jika terus bertarung melawannya itu akan mengarah pada adegan yang sangat mengerikan. Jika jiwaku dicuri, lalu dia tahu aku tidak akan bisa bersamanya di garis waktu ketiga.
Itu membuka kemungkinan bahwa keberadaan Putera Cahaya akan menghilang selamanya, begitu pula Regressor Instruction Manual.
Kegelisahannya berputar seperti benang kusut dan mengikatnya seperti serangga di jaring laba-laba.