861. The Last (94)

13 3 0
                                    

.

「Terakhir」

»–R–I–M–«

.

Cara mereka tampil di publik adalah bagian yang paling penting bagi penjahat.

Secara pribadi, menurutku kesan pertama yang dibuat lebih penting daripada proses ataupun hasilnya.

Melalui kesan pertama, identitas karakter dapat ditampilkan dengan jelas betapa kejam, jahat, berbahaya dan kejinya bajingan itu. Terutama bagi Penjahat Song kita, itu tergolong prioritas tertinggi.

Terutama, adegan itu sendiri menampilkan wajah lainnya.

Jujur, itu tidak terlalu jelas dari penampilan luarnya, tapi itulah karakteristiknya. Dia berpura-pura menjadi saint, meraung bahwa dia akan menciptakan dunia untuk benua dan orang yang lemah, namun nyatanya, dia hanya ingin memuaskan keserakahan dan keegoisan pribadinya.

Singkatnya, ini adalah layar hitam.

Semua orang mungkin berpikir bahwa dia adalah penerus dari Putra Cahaya.

Aku yakin banyak pengikutnya yang berpikir demikian.

‘Penerus dari Putra Cahaya.’

Harapan baru untuk benua.

‘Pengganti Lee Kiyoung.’

Mereka mungkin berpikir bahwa dia adalah rekan baru dari Dewa Matahari Terbenam.

Bahkan meski bukan, banyak orang yang akan berkata demikian karena dia yang memanipulasi publik.

Tentu, ini bukan untuk menghapuskan mereka yang memiliki pemikiran sesat itu.

Publik tidak menyukai perubahan mendadak, itu berarti mereka tidak akan mengerti.

Dengan Sunset Swordman dan Kardinal Kehormatan, mereka dapat melindungi benua.

Karena Dewa Matahari Terbenam dan Putera Cahaya, kemanusiaan telah melewati krisis besar.

Mencoba menggantikan kosongnya Lee Kiyoung dengan dia mungkin hanya sebatas insting.

Itu sama seperti anak kecil yang berpikir bahwa lebih aman jika memiliki dua orang tua daripada satu di kebanyakan kasus.

Seputus asa itulah mereka ingin mencariku dalam dirinya.

Song Sookyung dari Komite Perlindungan dan Manajemen Benua Baru menjadi penerus dari Putra Cahaya pada dasarnya adalah cuci otak yang dilakukan publik agar mereka merasa aman.

Itulah mengapa potongan video yang aku tampilkan pada mereka sekarang adalah penting. Itu telah menyampaikan ekspetasi publik. Adegan dimana orang itu merusak Putra Cahaya.

– Oh Dewa…

– Putra Cahaya… Apakah yang terjadi…?

Beberapa orang menatap langit dalam diam, tidak bisa berkata-kata. Disana ada juga para priest yang mengalirkan air mata.

Mereka menggosok mata seolah mereka tidak bisa mempercayai apa yang baru saja mereka saksikan. Gemetar ketakutan dan mual secara membabi buta menyapu para penonton.

Melihat Song Sokyung memerah seolah mengecat ruangan itu dengan warna merah  cukup mengejutkan bahkan bagiku.

– Itu adalah penghujatan.

Ketika dia mengangkat bola bersinar, aku menyaksikan keputus-asaan kerumunan.

– Kau akan duhukum. Ya, kau akan dihukum, Putra Cahaya. Putra Cahaya…

Lee Kiyeon [ 5 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang