.
「Terakhir」
»–R–I–M–«
.
‘Kekuatan sihir…”
Apa yang kulihat adalah pesta lingkaran sihir berwarna-warni.
‘Jung Hayan.’
“Jung Hayan… kau lihat itu?”
“……”
“Apa kau melihatnya?”
“……”
Adegan itu sangat indah sehingga tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, dan adegan itu membuatku meneteskan air mata karena suatu alasan.
Aku mungkin sedikit emosional. Tidak, aku memang merespon secara emosional. Sebagian besar mana dalam tubuhku terkuras, aku juga telah mencapai batas fisik ku. Dan di atas segalanya, situasi ini terasa dramatis.
Aku mungkin telah kelelahan dan memikirkan hal yang tidak berguna.
“Apa kau baik-baik saja? Sora… dan kau… apa semuanya baik-baik saja?”
“Ya, aku… aku baik-baik saja.”
“……”
“Bagaimana denganmu....?”
“……”
“Apa....”
“Baik…”
Di satu sisi, mungkin karena aku lebih mengenal Jung Hayan.
Kalau dipikir-pikir, kurasa itu memang benar. Ada saat dimana rasanya aku gila untuk bisa memahami orang ini, tapi sekarang kami telah menghabiskan banyak waktu bersama… kurasa aku bisa memahaminya sedikit.
Mungkin aku terpengaruh tanpa menyadarinya.
Aku benci membayangkan pertemuan pertama kami, tapi… sekarang, aku bisa bersimpati dengan rasa sakit dan penderitaan yang dialami Jung Hayan.
Aku tidak pandai membaca pikiran orang lain, dan aku bahkan tidak menyadari segala hal tentangnya.
Aku hanya menilai berdasarkan apa yang aku lihat dan dengar, dan aku bahkan tidak yakin tentang itu, tapi… Jung Hayan sangat menyedihkan.
‘Gila… Gila bahkan berpikir seperti ini. Mungkin ini seperti Stockholm Sindrom. Aku perlu menyadarkan diri… Aku harus…’
Diabaikan oleh semua keluarganya bukanlah hal yang biasa.
Sulit membayangkan bahwa orang-orang yang paling dipercaya akan memunggungi mereka pada suatu saat. Itu adalah traumanya, dan pasti peristiwa itu punya pengaruh signifikan pada pembentukan mentalnya.
Dia masih tidak mempercayai orang, jadi apa lagi yang bisa kukatakan?
Jung Hayan sangat enggan untuk berhubungan dengan orang lain.
Dia menunjukkan keengganan saat dia harus bertemu orang dan berusaha mengurangi kehadirannya di jika dia terpaksa datang. Sekilas, sepertinya dia tidak bisa bergaul dengan orang lain, tapi jika diteliti, dia sebenarnya tidak mau.
Dia berpikir bahwa orang lain yang membangun tembok terlebih dahulu, padahal Jung Hayan lah yang melakukannya lebih dulu.
Dia tidak pernah mengizinkan orang lain mendekatinya kecuali beberapa orang.
‘Meski dia orang yang sangat kesepian…’
Agak aneh karena dia merasa lebih nyaman sendirian.
Mungkin itu sebabnya dia membangun tembok.