Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode🍂🍂🍂
Mito berjalan anggun dengan senyum licik yang terukir di bibir tipis nan menawannya, ia menghampiri Hinata yang tengah berlutut di bawah tudingan katana. Dengan sangat gemulai tangan putih sang permaisuri rubah itu terulur meraba area leher putih sang Murashakiro no Hime yang tak tertutupi apapun.
Gadis Hyuuga itu memejamkan rapat matanya saat tangan dingin nan halus sang permaisuri menyusuri area lehernya hingga ke tengkuk, dan dalam sekejap kelopak mata putihnya terbelalak, iris bulat ungu pucatnya membuat seketika saat rasa sakit menyerang bagian tengkuknya. Mito dengan gerakan sangat cepat menotok peredaran darah Hinata, matanya terbuka lebar namun tubuh dan suaranya membatu.
"SIALAN, APA YANG KAU LAKUKAN?!" Neji, putera sulung Hiashi itu sontak berteriak lantang saat melihat apa yang dilakukan sang permaisuri pada adik kesayangannya. Ia tidak sedikit pun takut walau kepalanya sekarang sedang diinjak oleh samurai berkulit pucat bermarga Shimura itu, Sai mengeratkan injakkan kakinya pada kepala Neji, ketika ia berteriak.
Bukan tanpa alasan, Mito sengaja menotok area peredaran darah di sekitar kepala Hinata membuatnya tidak bisa memalingkan pandangannya dari pembataian pada klannya yang akan terjadi sebentar lagi. Ini semua dilakukan Mito atas permintaan keponakan tersayangnya, Naruto menginginkan putri kesayangan klan Hyuuga ini menyaksikan apa yang dia saksikan saat keluarganya dibantai.
Naruto menginginkan penyiksaan batin yang dirasakan Minato menyaksikan keluarganya dibantai sebelum dihukum mati, juga dirasakan oleh Hiashi.
"Semua tuduhan itu palsu, klan kami tidak pernah merencanakan pemberontakkan!" Hiashi benar-benar tidak terima atas tuduhan palsu yang di arahkan padanya.
Dulu ia memang pernah memihak Uchiha untuk menumbangkan klan Senju yang menguasai kekaisaran. Tapi semenjak Mito menawarkan kerjasama untuk menumbangkan keshogunnan yang dipegang Uchiha, kini Hyuuga sudah berpihak sepenuhnya pada kekaisaran.
"Kau yakin Hiashi-sama, kau tak punya kesalahan lain? Memberikan tuduhan palsu pada seseorang, misalnya?" Naruto bertanya pada orang yang beberapa jam lalu menjadi calon mertuanya ini dengan nada meremehkan.
Naruto menjentikkan jarinya. Seketika semua orang yang berada zashiki itu diam mematung hilang kesadaran, dengan kepala yang tertunduk. Kecuali dirinya Hiashi dan Mito.
"Kau mengenalku sebagai Uzumaki Naruto, bukan, Hiashi-sama?" Suara Naruto terdengar bergetar, sambil sedikit menusuk kulit leher Hiashi dengan ujung katana-nya sehingga membuat luka yang mengalirkan sedikit darah.
"Kau mengenalku sebagai Uzumaki Naruto, keponakan Kogo-sama yang menjabat sebagai seorang Shogun. Perhatikan wajahku baik-baik!" Naruto mendekatkan wajahnya pada mata bulan Hiashi.
"Kau ingat mata biru ini? Aku Namikaze Naruto, putera Namikaze Minato yang keluarganya kau dan para Uchiha busuk bantai itu untuk melenyapkan menteri bersih yang tidak mau berkomplot dengan kalian!!!!" Teriakkan yang ia suarakan membuat wajah tannya memerah, Naruto ia terengah, dadanya dipenuhi dengan luapan dendam yang ia simpan bertahun-tahun.
"Ayahku melaporkan kematian istrinya yang diperkosa anggota keluarga Uchiha dengan keji itu padamu," tatapan biru samudera itu menerawang pada langit-langit istana Hyuuga, rekaman kejadian yang memporak porandakan kehidupannya kini kembali berputar di otaknya. "Tapi kau dan para Uchiha busuk itu menuduh balik klan Namikaze dengan tuduhan menyimpan siluman sebagai senjata untuk memberontak." Air bening mengalir dari safir biru itu. Percayalah, jika Hinata tidak dalam keadaan tidak sadar karena pengaruh sihir Mito, mungkin ia akan berlari kepelukan Naruto saat mengetahui kebusukkan ayah dan klannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fox And Flower
FanfictionHistorical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya adalah hukuman yang lebih menyiksa dari hukuman mati, bagi Hinata. Sekalipun orang itu pernah dia harapkan menjadi suaminya. Terlebih lagi ra...