159. Era Baru -1-

3.8K 381 53
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Heian/Kamakura Periode

Langkah kecil Boruto kian cepat, bocah berusia sepuluh tahun itu bergegas menuruni tangga demi tangga bukit meninggalkan perguruannya. Ini bukan saatnya salju pertama tapi ia sudah turun dari perguruannya. Tidak, bukan untuk menemui sang ayah. Boruto takut bukan main, sejak kemarin ia demam tinggi dan Shizune merawatnya, namun hari ini ketika ia terjaga ia mendapati telinga dan ekor rubah ada pada tubuhnya.

Tubuh yang berbalut mantel itu bergerak cepat, sambil terus terisak ia mendatangi kuil dewi Inari tempat pertemuannya dengan sang ayah. "Paman Shinsoku, buka pintunya...!!!!"

Tok tok tok

Boruto mengetuk kuat pintu kuil yang masih tertutup rapat pagi itu...

Srak

Pintu geser itu terbuka, sang penjaga kuil berdiri diambang pintu. "Apa yang kau lakukan disini Bocah?"

Boruto melepaskan tudung mantelnya, lalu mendongak.

Sasuke menarik nafas dalam, pada akhirnya hari ini akan tiba, hari dimana Boruto mendapatkan wujud rubahnya. "Aku sering melihatmu berbicara dengan Tou-chan, bukan? Bisa antar aku padanya, aku tahu, kau tahu dia berada dimana.... Hiks.... Aku takut... Kenapa telingaku jadi seperti ini dan aku memiliki ekor.....?"

"Kau tunggu sebentar...." Sasuke masuk ke dalam kuil, lalu keluar lagi setelah memakai mantelnya, angin musim gugur sangat menusuk, walau hanya perjalanan singkat menuju Kawaguchiko, Sasuke tetap harus memakai mantel untuk melindungi dirinya sendiri. "Ikut aku..." Ia berjongkok, membiarkan Boruto naik ke punggungnya lalu bergegas menuju belakang kuil dimana kudanya berada.

...

"Kau tak punya pilihan lain Naruto, untuk menghilangkan energi Kitsune pada Boruto, kau harus memiliki energi yang lebih besar, seperti saat kau melenyapkan energi Nawaki.

Safir biru Naruto menatap sendu pada sang putera yang berbaring tak sadarkan diri di atas futton. Ingatannya kembali pada kenangan saat ia memulai menunjukkan tanda-tanda kitsunenya.

"Boruto tak boleh memiliki kekuatan itu, nyawanya hampir melayang saat di dalam kandungan karena kekuatannya...."

"Kau tak punya pilihan lain, Naruto..." Sasuke mengikuti arah pandang Naruto. "Kau harus menelan lagi kitsune bhi mu lalu menyerap energi kitsune Boruto sebelum terbentuk Hoshi no Tama baru."

...

"Nggghhhhhh...." Bocah itu melenguh pelan, membuka kelopak matanya perlahan, kepalanya terasa pening karena demam tinggi yang ia alami. Tangan kecilnya mengucek kelopak mata kecil itu, mengerjap dan memastikan penglihatannya.

Langit-langit kamarnya di Shinto Ryu yang pertama kali menjadi pandangannya, ingatannya kembali memutar, tangannya meraba kepalanya. "Tidak ada..." Ucapnya saat tak mendapati telinga rubahnya.

Beralih ke bokongnya, Boruto masih terheran-heran bagaimana ekornya bisa hilang. "Apa aku hanya bermimpi?" Tanyanya pada diri sendiri.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang