009. Kelopak yang Tersayat

11.2K 844 72
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Heian/Kamakura Periode

Langit Kyoto bergemuruh hebat, kilatan petir mengiringi di araknya terpidana hukuman mati, atas tuduhan suap, penggelapan pajak, sampai rencana pemberontakan.

Suara decitan gerobak pembawa tubuh yang meringkuk di dalam kerangkeng kayu itu, sang terpidana meringkuk, tertunduk, menerima setiap lemparan kerikil.

Tiga belas tahun yang lalu, dia berada di dalam kereta kencana, dengan angkuh menyaksikan pengarakkan, terpidana mati 'Namikaze Minato', bersama sang Shogun dan adiknya yang berkuasa kala itu.

Uchiha Fugaku dan Uchiha Obito.

...

Mutiara lavender Hyuuga Hiashi beradu secara tidak sengaja dengan mutiara lavender sang putri. Hinata meraung-raung dalam dekapan sang Jenderal Samurai.

Hatinya seperti di iris oleh belati tajam, sang ayah yang selalu memanjakannya dan saudara-saudaranya di lempari dengan kerikil dan di teriaki pengkhianat.

Hiashi, menggeleng pelan sambil menatap lembut sang putri yang menangis tersendu-sendu. Seolah berkata 'tak perlu menangis'.

"Aku mohon Shogun-sama, tolong hentikan pengarakkan ini, aku mohon, biarkan beliau meninggal dengan terhormat..." Mutiara lavender memelas pada biru shapire sang Shogun yang mendekapnya dari belakang.

"Apa Hime? Membiarkan Tou-samamu mati dengan terhormat?" Naruto mendekatkan telinganya pada bibir Hinata, seolah tak mendengar permohonan Hinata yang di ucapkannya dengan memelas.

"Aku mohon...," Hinata memelas.

"Kau tahu? Tiga belas tahun lalu, aku pernah memohon seperti itu pada orang yang kau panggil Neji-nii itu, tapi kau tahu apa yang dilakukannya bersama para samurai muda Hyuuga, yang baru keluar dari perguruan itu ?, mereka menyiksaku hingga tulang rusukku patah, tapi aku tetap berdiri, berlari mengikuti kemana gerobak kerangkeng yang membawa Tou-san ku menuju tiang gantungan."

Hinata tersentak mendengar penuturan Naruto, dia tidak pernah tahu jika ayah dan kakaknya sekejam itu.

"Tidak! Kau bohong, ayah dan kakakku tidak mungkin sekejih itu." Hinata kembali meronta dalam pelukan Naruto.

"Kau nikmati saja pertunjukan ini Hime, kau adalah tamu istimewa dalam pertunjukan kehancuran klanmu."

Hinata terus memukul-mukul lengan kekar Naruto yang mendekap posessif tubuhnya. Ia ingin turun, dan melepaskan semua pakaian mewah dan perhiasan hadiah sang Shogun.

Hinata ingin turun, dia rela harus berjalan di samping gerobak pembawa sang ayah, dia ingin menggenggam tangan hangat Hyuuga Hiashi yang selalu melindunginya.

Tapi sang Shogun tidak mengizinkannya, Naruto telah membuatnya menjadi anak paling tidak berbakti, menjadi penonton eksekusi mati ayahnya dari tempat nyaman yang disediakan sang Jenderal.

Hiashi memejamkan matanya yang berlinang air mata, kala melihat sang putri yang meronta dalam pelukan sang Shogun.

'Maafkan Tou-sama, Hinata.' Batin Hiashi, kepalanya tertunduk malu menerima setiap lemparan kerikil yang di layangkan padanya.

...

Gerobak pembawa narapidana itu berhenti di depan lapangan balai kota, tubuh Hyuuga Hiashi, diseret paksa menuruni gerobak yang tadi membawanya.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang