Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura PeriodeSebuah sentuhan halus di bahunya yang berlapis haori merah dengan sulaman naga emas, membuat kepala sang Kaisar tertoleh. Sebuah senyuman manis ia dapati ketika onix hitamnya menatap raut wajah cantik permaisurinya.
"Kaisar kami tak akan menyerah sebelum berperang. Tolong..., jangan jadikan keberadaan kami sebagai bebanmu. Kami para wanita Heian bersedia menjadi kekuatanmu...."
Hashirama bangkit dari singgasananya. Mendekap erat Permaisuri cantiknya yang memiliki surai sewarna kelopak mawar. "Kau selalu menjadi kekuatanku Mito...." Berbalik dari dekapan sang Permaisuri, Hashirama menatap satu persatu pejabat yang berlutut dihadapannya. "Pertahankan gerbang Dairi!!!!!"
"Tenno-sama Idai... Idai... Idai-sa!!!" Titah pembakar semangat dari sang Kaisar membuat para pejabat yang berlutut memberikan sorak penghormatan pada pemimpin dinasti mereka.
...
Hujanan panah-panah api sudah menyerbu tembok Chodo-in istana terluar yang berada dalam kompleks istana Kaisar. Safir biru Naruto menatap miris satu demi satu atap bangunan kantor pemerintahan Heian yang mulai terbakar. "Lepaskan lagi panahnya!" Titah Naruto pada pasukan pemanah yang berada di belakangnya.
"Mereka hampir menembus ke Buraku-in." Lapor Shikamaru yang berdiri disampingnya.
Naruto tersenyum miris. Kekuatan pasukannya sudah menipis. Seluruh Kyoto dipasangi segel penangkal siluman rubah. Para kitsune yang selama ini menjadi kekuatan terbesar Kyoto dibuat tak berkutik sama sekali. Dan kini serangan Sasuke bersama kroninya sudah hampir mencapai kompleks istana resepsi. Kekuasan Senju atas dinasti Heian tinggal menunggu waktu untuk hancur.
Tidak hanya di dalam istana. Para rakyat tak berdosa menjadi korban kebrutalan para pemberontak. Hashirama memang telah memerintahkan para rakyat untuk mengungsi lewat jalan bawah tanah. Sebenarnya usulan Naruto agar Sang Kaisar tak menyerah begitu saja bukan tanpa makna.
Dairi akan jatuh ke tangan para pemberontak, itu sudah tak dapat dihindari lagi. Tapi mengulur waktu agar para budak takhta itu tak begitu mudah menguasai istana dalam Heian, sama saja memberi waktu bagi para rakyat untuk mengungsi.
Tapi sebagian rakyat yang tak sempat mencapai lorong bawah tanah, menjadi sasaran anak panah bala tentara yang di pimpin Uchiha Sasuke.
"Hampir sebagian rakyat sudah keluar dari gerbang Kyoto. Mereka mayoritas wanita dan anak-anak."
Naruto menoleh mendengar suara putus asa sang paman yang masih menjabat sebagai pimpinan dinasti Heian tersebut. Ia tersenyum tipis. Tak ada lagi kesempatan untuk memperoleh kekuasaan atas dinasti ini.
"Apa anak dan istrimu sudah keluar dari Kyoto, Shikamaru?" Tanya Naruto pada pria Nara yang masih menjabat sebagai Saiteki.
Shikamaru mengangguk sekilas menutupi wajah sedihnya. Jika boleh jujur sempat terjadi pertengkaran kecil antara ia dengan Temari. Bagaimanapun wanita bersurai kuning itu tak bisa meninggalkan sang suami dalam keadaan jiwa yang terancam. Tapi ketika disinggung tentang keselamatan putera semata wayang mereka mau tak mau Temari menyetujui perintah sang suami.
"Justru wanita penghuni Dairilah yang enggan meninggalkan Kyoto."
Ucapan Hashirama membuat Naruto tersentak. Jika yang dimaksud wanita penghuni Dairi orang itu tak lain adalah bibi dan istrinya. Senyuman simpul melengkung di bibir Uzumaki Naruto. Ia kenal betul watak sang istri jika sudah menyangkut hal yang di cintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fox And Flower
FanfictionHistorical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya adalah hukuman yang lebih menyiksa dari hukuman mati, bagi Hinata. Sekalipun orang itu pernah dia harapkan menjadi suaminya. Terlebih lagi ra...