133. Genderang Perang Tanpa Bunyi -2-

2.1K 320 38
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

"Khe..., Di banding Nawaki, kau yang lebih pantas menjadi Kaisar...." Permaisuri merah itu tertawa keras seraya kembali menuangkan sake di cawannya.

"Khe, kau gila Oba-san, dia itu anakmu, dan berhentilah minum, kau mulai mabuk. Sudah malam pulanglah ke Dairi." Jenderal samurai itu mencoba merangkul sang bibi, namun tangannya di tepis oleh Uzumaki Mito. Mito malah balik merangkul keponakannya itu.

"Kau pikir aku sepayah itu sampai mabuk dengan mudah, dengar, nak.." Mito merangkul kan tangannya di leher Naruto. "Kau percaya atau tidak, aku melihat aura seorang kaisar... Bagaimana kalau kita melakukan kudeta, seperti pada Uchiha..."

"Ba-san baru kemarin aku dilantik sebagai Shogun, dendamku pada Hyuuga bahkan belum terbalas, dan kau sekarang ingin melakukan kudeta atas suamimu sendiri, ayo pulang..." Naruto berusaha berdiri sambil memapah sang bibi, namun kembali terduduk, Mito mabuk berat malam itu. Mereka baru saja merayakan pembantaian klan Uchiha dan dilantiknya Naruto sebagai Shogun.

"Aku bercanda untuk mengkudeta suamiku sendiri, hahahaha...." Mito mengibask-ngibaskan tangannya. "Tapi untuk menjadi Kaisar, entahlah aku tak melihat hal itu pada Nawaki."

"Nawaki baru berusia dua tahun Ba-san, ayo..." Naruto kembali memapah sang bibi, namun kembali gagal, Mito malah tertidur di tatami kamar keponakannya.

"Berjanjilah padaku...." Meracau di tengah mabuk yang membuatnya tak sadarkan diri, Mito menggenggam tangan Naruto. "Kau harus menjaga Nawaki hingga dia sampai ke takhtanya, termasuk menjadi Kaisar, pengganti, karena Heian telah memilih takdirnya, memilihmu sebagai Kaisar, walau kau bukanlah senju."

...

Bibir merah nan kecokelatan Kaisar muda itu tersungging, tangannya berada di balik haori kebesarannya, dari balik jubah itu ia mengeluarkan beberapa kantong kain hitam. Abu kremasi keluarganya, termasuk abu Mito dan Hashirama.

Dengan sangat perlahan dan hati-hati Naruto meletakkan satu persatu kantong abu itu, dielusnya perlahan satu persatu abu itu.

"Maaf belum bisa meletakkan kalian di altar... Aku belum memiliki waktu.... Semua itu, karena...." Naruto kini memegang abu Mito, cukup lama ia menatap kantong abu Mito, ia tersenyum sambil menahan tangis. "Karena Oba-san mengatakan aku pantas menjadi Kaisar, dan sekarang ucapannya terjadi...."

Dengan sangat hati-hati Naruto meletakkan kantong abu itu di rak ruang kerjanya di istana Chodo in. Ia perhatikan satu persatu kantong abu itu. Kembali mengenang kenangan pahit bagaimana orang-orang yang ia sayangi mati dengan keji di depan matanya.

"Kalian harus bahagia disana...." Naruto mendongak agar air matanya tidak jatuh. "Naru sudah bahagia sekarang... Kalian tak perlu mencemaskan Naru lagi..." Air mata dari safir biru tak tertahan, mengalir di permukaan rahang tegas sewarna madu itu.

Naruto tersenyum getir, kenangan pahit itu kembali terulang dalam benaknya, sulit bukan hal mudah baginya untuk melupakan, bahkan memaafkan orang-orang yang telah merenggut kebahagiaan bersama keluarganya terdahulu.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang