123. Merekahnya Lotus Ungu

4.1K 502 115
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

Bibir cokelat kemerahan itu menyunggingkan senyum miring, jangan dikira dengan duduk di singgasana seperti ini, insting Kitsune-nya bisa menghilang begitu saja. Ia tetaplah manusia dengan setengah darah siluman rubah ekor sembilan yang mengalir deras dalam tubuhnya. Mengetahui seorang penyelinap yang bersembunyi di balik pilar aula istana Chodo-in, bukan perkara sulit untuknya.

"Tunjukkan dirimu, aku tahu kau bersembunyi di balik pilar itu."

Tangan putih penyelinap itu saling meremas satu sama lain, antara kesal dan takut, wanita itu merutuki kebodohannya yang berniat mengejutkan calon kaisar yang memiliki darah setengah Kitsune itu dengan kehadirannya.

"Hime... Kau mau menampakkan dirimu sendiri atau aku yang akan menangkapmu..."

"Ck..." Wanita yang bersembunyi di balik tembok itu, tak lain tak bukan adalah Hyuuga Hinata atau sekarang sudah berganti klan menjadi Uzumaki Hinata. Hinata berdecak kesal, lalu pelan-pelan menampakkan dirinya pada sang suami yang duduk di atas singgasananya, dimulai dari menyembulkan kepalanya.

Naruto tersenyum miring melihat sang istri kini berdiri di hadapannya, ia kembali memfokuskan dirinya dengan kuas dan kertas yang ada di meja, di depan singgasananya. "Apa Boruto sudah tidur...?" Tanya sang calon kaisar tanpa mengalihkan perhatiannya dari alat tulis di tangannya.

"Hummm, begitulah..."

Jawaban Hinata yang terkesan manja membuat Naruto sedikit mendongak. 'Tak biasanya Hinata bersikap manja, terakhir saat perjalanan kami melarikan diri dari Kyoto...'

"Apa kau salah makan...?" Tanya Naruto sambil terkekeh geli.

Hinata menggelengkan kepalanya, dua telunjuknya saling bertaut. Naruto tak bisa mengembalikan perhatiannya pada rancangan dekrit baru yang diajukan oleh Shikamaru dan akan ditandatangani olehnya lusa saat ia telah dilantik. Kini safir birunya terfokus pada Hinata yang berdiri dibawah singgasananya, wanita itu tampak cantik dengan balutan uchikake sutera berwarna cream muda dengan sebagian rambutnya yang disanggul dan sebagian lagi tergerai di selampirkan ke bahu kanannya.

"Apa Naruto-kun tidak merasa bosan...?" Ibu satu anak itu berjalan naik ke tangga singgasana, berlutut dihadapan sang suami tengah duduk dan menatap safir birunya dengan pandangan penuh tanda tanya.

Naruto tersenyum miring, meletakkan kuasnya, dan...

"MOU!!!" Hinata melengking dengan manja saat hidung mungil mancungnya dicubit sang suami. Hinata memegang tangan suami dan...

"Itai!!!" Naruto terpekik kencang sambil menarik tangannya yang hampir digigit oleh Hinata. "Kau mengerikan, semenjak tinggal di Dairi," Naruto berlebihan dengan memeriksa lengannya yang sebenarnya belum sempat digigit oleh Hinata. "Apa kau hamil lagi?"

"Bagaimana bisa hamil bila sudah dua hari kau tidur di Chodo-in..." Hinata mendumel pelan, tapi Naruto mendengarnya.

"Jadi kau merindukanku?" Tanya Naruto usil.

Hinata yang menunduk, mengangkat kepalanya lalu mengangguk.

"Kemari...." Naruto menepuk pahanya, isyarat mempersilahkan sang istri duduk di pangkuannya.

"Mana boleh begitu..." Hinata menggeleng, pertanda menolak. "Naruto-kun sedang di singgasana..."

"Ayolah tak ada siapapun disini..." Naruto berkilah. Atau lebih tepatnya memaksa.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang