Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode
Wanita hamil itu berjalan mengendap di tengah gelapnya malam, menyusuri lorong demi lorong istana Dairi. Menyelinap dan menghindari pengawasan samurai penjaga. Malam itu Tenten dipanggil oleh Shikaku untuk menerima rencana baru mereka. Tentu saja ia dengan senang hati menerima tawaran itu, apa lagi dengan tujuan untuk melenyapkan Hinata.
Ia tiba di kandang itu, hanya temaram obor yang menerangi tempat itu, ia berputar, mencari orang yang berjanji dengannya. Namun tak ada siapapun disana. Hingga sebuah tepukan didapat di bahunya.
Tenten menarik nafas lega, Shikaku orang yang ditunggunya telah datang. "Aku tahu kau tak pernah ingkar janji Nara-san." Tenten tersenyum licik dan dibalas oleh Shikaku.
"Tentu saja, aku menepati janjiku, karena semua ini sudah dipersiapkan dengan baik.., bukan begitu, Tenno-sama....?"
Iris hazel Tenten membulat sempurna dari balik pohon besar Naruto muncul dengan jubah hitamnya.
"Kau terkejut?" Naruto tersenyum bak iblis.
Tenten gelagapan menatap pada Shikaku, namun pria itu hanya tersenyum sinis.
...
"Tenno-sama..."
"Kumohon jangan memanggilku seperti itu..."
"Mana boleh begitu, Naruto-kun adalah seorang Kaisar, sekarang..."
"Tapi aku adalah suamimu..."
Hinata tersenyum kecut, telapak tangan putihnya menghapus air mata yang jatuh di pipi pualamnya. Ingatannya melayang jauh pada hari dimana Naruto kembali setelah merebut kembali Kyoto dari Akatsuki dan Toneri, hari dimana Naruto kembali padanya sebagai seorang Kaisar. "Sekarang kau bersikap sebagai seorang Kaisar terhadapku, Naruto-kun...."
"Suminasen, Kogo-sama..."
Hinata tersadar dari lamunan panjangnya ketika suara sopan mengusiknya, ia alihkan pandangannya dari langit bertabur bintang, dan mendapati Yugao berdiri di ambang pintu.
"Shimura-sama ada di luar."
Dahi Hinata berkerut, "siapa?" Dirinya tak ingin lagi terjebak dengan nama marga, ia benar-benar memastikan siapa yang akan bertemu dengan dirinya.
"Nyonya Ino."
Hinata menghela nafas lembut, ia merasa lega, mengambil mantel untuk menutupi nagajuban tipisnya, Hinata lalu beranjak seraya mengikat rapi surai panjangnya.
...
"Ino ada apa?" Hinata keluar dari balik tirai ungu yang menghubungkan area pribadi paviliun Jijuden dengan area menerima tamu.
Ino tersenyum getir. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri gelisah, mengigit bibir bawahnya menyembunyikan sesuatu. "Kogo-sama, bolehkah anda ikut denganku...." Ini mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fox And Flower
FanfictionHistorical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya adalah hukuman yang lebih menyiksa dari hukuman mati, bagi Hinata. Sekalipun orang itu pernah dia harapkan menjadi suaminya. Terlebih lagi ra...