116. Menjemput Takhta Tertinggi -1-

8.5K 749 109
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

...

Surai kuningmu yang bercahaya bagai sinar mentari . Kulit lembutmu yang bagai sutera, dan wajah lucumu yang merenggek manja meminta susu..., rasanya aku tak menginginkan apapun lagi selain menghabiskan waktu bersamamu...., permata hatiku...

Uzumaki Boruto

Uzumaki Boruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Hinata menggesekkan pelan pipi gembilnya dengan pipi bulat sang putera. Bayi kecil itu baru saja terlelap dalam dekapan sang ibu, setelah puas menghisap air susu dari dada berisi wanita yang bertaruh nyawa untuk membawanya kedunia.

"Dia tidur?"

Terlalu asik menimang buah hatinya, Hinata sampai tak sadar bahwa ayah dari bayi yang di dekapnya itu, tengah mengamati mereka dengan sepasang safir biru yang nampak bahagia. Hanya anggukkan kecil yang menjadi jawaban Hinata atas pertanyaan suami tersayangnya.

"Lalu kenapa kau belum tidur?" Kembali bertanya, Naruto memicingkan sebelah matanya, menatap sang istri dengan penuh tuntutan.

Kepala bermahkotakan surai indigo itu mendongak, sepasang mutiara ungu muda nan lembut itu menatap memelas pada safir biru yang menatap begitu tajam. "Aku belum mengantuk Naruto-kun... lagi pula aku masih ingin memandang wajah Boruto kita.." Pintanya dengan nada amat manja, hingga mungkin si pria bersafir biru akan dapat dengan mudah luluh dan mengabulkan permohonannya.

Namun Naruto cukup tahu, istrinya telah mengalami hal buruk yang mengganggu kesehatannya dalam kurun waktu satu minggu ini. "Tidurlah..." Tak ada bantahan. Naruto dengan sigap membaringkan tubuh Hinata yang sedang menggendong Boruto itu, ke futton yang begitu lembut.

Mau tidak mau, Hinata membaringkan bayi kecil salinan pria tercintanya itu disamping tubuhnya. Kemudian berbaring menghadap samping agar dapat dengan leluasa memberi susu sang putera bila nanti dia terjaga karena lapar. "Naruto-kun, belum tidur?"

Tiba-tiba niatan Naruto untuk beranjak urung. Tangan putih nan mulus milik istrinya, kini menggamit dengan erat telapak tangan kecokelatannya. "Tidurlah duluan..." Ia sedikit menurunkan kepalanya hingga bibir itu beradu dengan kening yang tertutup poni rata. "Aku masih ada urusan dengan Gaara..., kau tahu bukan dia sudah lama tak pulang ke Heian..." Sambungnya sambil mengusak sayang pucuk kepala sang istri, dilanjutkan dengan menyentuh pipi bulat bayinya yang masih merah.

Hinata mengangguk pelan sambil melepaskan genggaman eratnya pada telapak tangan sang suami. Membiarkan sosok tegap itu keluar melalui pintu geser di kamar tersebut.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang